Opini  

Sebuah Catatan Kecil Jelang Penilaian Desa Wisata Dunia

Oleh Asep Barnara

Pariwisata adalah bidang yang saat ini banyak dibicarakan oleh banyak pihak. Terutama setelah Menteri Sandiaga Salahuddin Uno atau lebih dikenal dengan nama Sandiaga Uno, dilantik oleh Presiden Joko Widodo sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif pada 23 Desember 2020 yang lalu.

Undang-undang tentang Kepariwisataan mendefinisikan Pariwisata sebagai berbagai macam hal yang berhubungan dengan kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan/jasa yang disediakan oleh pihak-pihak terkait seperti masyarakat, pengusaha, Pemerintah maupun Pemerintah Daerah. 

Keberadaan potensi pariwisata yang unik dan menarik di suatu daerah seharusnya dapat dimanfaatkan melalui pengembangan pariwisata 

yang baik. Salah satu daerah yang memiliki potensi pariwisata menarik di pulau Lombok adalah Kawasan Tetebatu, seperti Desa Tetebatu, Desa Tetebatu Selatan, Desa Kembang Kuning dan Desa Jeruk Manis.

Di Desa Wisata Tetebatu saja banyak sekali potensi destinasi wisata untuk dikembangkan. Ada Coconut Oil Process, Bamboo Bag Process, Bale Adat, Monkey Forest, Black Monkey, Waterfall Tibu Bunter, Waterfall Koko Duren, Waterfall Tibu Topat, Camping Ground Orong Tetebatu, Camping Ground Klindre, Konserpasi Pohon dan Air Terjun Ulem-ulem, Paud Pariwisata, Bamboo Glass Process, Kolam Renang Koftopa,Waterfall Raja Sme, Goa Batu Air, dan Air Terjun Sarang Walet. Ini baru dari satu desa, kalau dari kawasan Tetebatu akan lebih banyak lagi.

Obyek Daya Tarik Wisata (ODTW) sebagai suatu bentukan dan fasilitas yang saling berhubungan dan menjadi alasan wisatawan mengunjungi suatu daerah atau tempat tertentu. Obyek daya tarik wisata dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) yaitu, obyek wisata alam atau lingkungan (ekowisata), obyek wisata sosial budaya dan obyek wisata minat khusus (Special Interest). 

Penilaian Desa Wisata sudah dimulai bulan Oktober ini. Usaha dan ikhtiar untuk meraih salah satu kategori sudah dilaksanakan. Tidak dipungkiri, walaupun terkesan terburu-buru, Desa Wisata Tetebatu berpeluang menjadi juara dalam memenuhi kriteria UNWTO. Kita tunggu hasilnya di bulan Desember mendatang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *