Oleh: Novaria Putri, S.Pd
Beberapa waktu lalu, pulau Lombok menjadi perbincangan dunia karena digunakan sebagai lokasi arena balap MotoGP dunia pada periode maret 2022 (Mandalika). Terpilihnya Lombok menjadi lokasi balap MotoGP 2022 membawa dampak yang positif untuk warga sekitar Mandalika khususnya dan pulau Lombok pada umumnya karena banyak turis lokal dan turis mancanegara yang datang berkunjung ke pulau Lombok untuk menyaksikan langsung balap MotoGP 2022. Kedatangan banyak turis dari mancanegara ini tentunya membutuhkan banyak warga lokal setempat yang cakap dalam berbahasa Inggris baik untuk kebutuhan pegawai di arena balap maupun di luar arena balap. Akan tetapi tampaknya jumlah warga lokal yang memiliki kecakapan berbahasa Inggris di Lombok masih terbilang sangat kurang.
Kurangnya warga lokal yang fasih berbahasa Inggris ini tentunya akan berdampak pada kemajuan pariwisata di daerah tersebut. Padahal, warga lokal itu sendiri merupakan bagian penting dari dunia pariwisata dalam satu daerah. Mereka memiliki potensi menjadi pemandu wisata untuk turis yang berkunjung karena mereka tinggal di sekitar objek wisata yang dikunjungi turis. Dengan kata lain, warga lokal berdaya sebagai garda paling depan dalam sektor pariwisata.
Sekarang ini, warga lokal di Lombok memiliki kesadaran yang minim dalam hal pendidikan untuk penguasaan Bahasa Inggris untuk anak-anak usia sekolah. Hal ini dapat kita temui khususnya di daerah pedesaan di mana anak-anak usia sekolah sangat jarang yang mengikuti les bahasa Inggris di luar sekolah. Di daerah tempat tinggal penulis misalnya, di Lombok Timur, sangat jarang ditemui anak-anak sekolah yang mengikuti les dan belajar Bahasa Inggris.
Tidak dapat kita pungkiri bahwa jarangnya anak-anak usia sekolah mengikuti les Bahasa Inggris ini disebabkan karena kurangnya kesadaran mereka sendiri untuk belajar Bahasa Inggris dan juga kurangnya kesadaran orang tua akan potensi besar berkembangnya pariwisata daerah yang mungkin bisa digeluti anak-anak mereka apabila nanti telah fasih berbahasa Inggris. Parahnya lagi pemerintah telah menghapus pelajaran bahasa Inggris di sekolah-sekolah negeri untuk tingkat Sekolah Dasar. Hal ini tentunya semakin membuat generasi penerus khususnya anak-anak usia sekolah yang diharapkan akan mampu menjadi pengelola pariwisata di masa yang akan datang sama sekali tidak memiliki pendidikan paling dasar dari Bahasa Inggris.
Hal ini tentu menjadi topik yang patut didiskusikan oleh para penggerak dan pengamat pariwisata agar memberikan solusi untuk kemajuan pariwisata di Lombok ke depannya. Terlebih lagi mengingat bahwa pulau Lombok sekarang ini tengah menjadi pusat perhatian dunia dan bahkan pernah menduduki predikat sebagai daerah pariwisata halal dunia. (The World Best Halal Tourism Destination dan The World Best Halal Honeymoon Destination, Global Muslim Travel Index (GMTI), 2019).
Masalah ini juga merupakan Pekerjaan Rumah (PR) bagi Pemerintah Daerah untuk memberikan solusi yang terbaik terkait penanganan kurangnya jumlah warga lokal dengan kecakapan berbahasa Inggris fasih. Yang terpenting, pemerintah daerah bersama-sama dengan penggerak dan pengamat pariwisata dapat melakukan sosialisasi-sosialisasi ringan ke masyarakat di daerah-daerah pariwisata di Lombok untuk lebih menumbuhkan kesadaran mereka akan pentingnya pendidikan Bahasa Inggris untuk anak-anak usia sekolah untuk kemajuan sektor pariwisata di masa yang akan datang. Pemerintah dan penggerak pariwisata juga dapat memberikan solusi akan kurangnya jumlah warga lokal yang fasih berbahasa Inggris dengan mendirikan lembaga-lembaga pelatihan dan les private dan tentunya memberikan les-les gratis maupun berbayar bagi para anak-anak muda usia sekolah yang tertarik akan dunia pariwisata.