Kisah  

Kisnawati, Dua Setengah Tahun Menjadi Driver Ojek Online Perempuan

massmedia.id, Lombok Timur – Jasa Ojol atau ojek online banyak digunakan pada era saat ini karena bersifat dinamis dan praktis untuk pemesanannya. Kini, tidak hanya Laki-laki saja yang berprofesi menjadi ojek, namun perempuan pun ada.

Pada hari Jum’at, (9/4) wartawan massmedia berkesempatan bertemu dengan seorang perempuan yang berprofesi sebagai ojek online. Ketika itu dia sedang mengantar penumpang di Bank BRI Masbagik.

Driver ojek on-line di Masbagik atau Kabupaten Lombok Timur pada umumnya masih langka, dan peluang ini ditangkap oleh Kisnawati, Warga Kampung Batu Iting Utara, Desa Masbagik Utara. Sudah dua setengah tahun Ia menjalani profesi sebagai driver ojek online di Masbagik.

Kisnawati telah mempunyai pelanggan dari berbagai kalangan,  penumpang yang akan pergi ke pasar, baik pasar Masbagik maupun pasar Paok Motong atau bahkan ke pasar Selong, Pegawai kantor Swasta, maupun pegawai Negeri Sipil (PNS). Dengan profesinya ini Ia bisa meraih pendapatan 80 ribu hingga 150 ribu per hari. 

“Ke mana pun mau dianter Kisna anter deh, yang penting tujuan jelas,” ucapnya dengan penuh semangat.

Pernah juga beberapa kali mengantar penumpang jauh ke Lembar dan juga sampai ke Bali, bisa 200 ribu sampai 300 ribu ongkosnya. Setelah dipotong makan dan minum Sampe rumah bersih 130 ribu,” katanya dengan mata berkaca-kaca penuh haru.

Selanjutnya Kisnawati menuturkan pengalamannya. “Pernah pada suatu hari jam 11 malam, pada saat itu turun hujan cukup besar tapi dia cuma bawa jas hujan satu, terus saya pakaikan dia (baca: penumpang) jas hujan itu dan saya basah kuyup kena hujan,  pokoknya asal orang sakit ini sampai di Puskesmas dengan selamat sudah senang saya,” tuturnya. “Pernah juga sekitar bulan Februari yang lalu, penumpang saya minta diantar jemput, ketika sampai di rumahnya tidak dikasih ongkos dan tidak ngomong apa apa,  ya Kisna ikhlaskan aja,” tuturnya sambil tersenyum.

Kisna melanjutkan kisahnya saat Awal-awal ngojek banyak sekali yang kurang senang dengan kehadirannya (ojek perempuan). Mereka memandang sebelah mata karena pekerjaan ojek kebanyakan kaum adam. 

“Suatu saat saya mengantar penumpang belanja ke pasar lalu berhenti di tempat parkir  tiba-tiba ada yang datang dan saya diusir, “disini tdk ada ojek perempuan “katanya, dan kamu tidak memiliki kartu Anggota Ojek!,  Akhirnya saya pindah parkir ke luar area parkir,” tuturnya.

Menjadi seorang driver ojol tentunya memiliki tanggung jawab besar. Selain harus menjaga keselamatan diri sendiri, nyawa penumpang juga harus dijaga. Berbicara soal penumpang, dan sesama ojek on-line banyak dari mereka yang terkadang kurang Wellcome terhadap driver ojol. Terutama ojol Perempuan.

Pengalaman yang sangat menyakitkan ketika Ia dan penumpang jatuh dari atas motor, tidak ada yang mau membantu, malah menertawakan, akhirnya Ia dan penumpangnya bangun sendiri.

“Seiring dengan berjalannya waktu akhirnya mereka menerima saya sekarang, Alhamdulillah semua bersahabat,” ungkapanya.

Selama menjadi driver ojek online dirinya mengaku tidak pernah menarget ongkos, yang Ia tekankan adakah keikhlasan. “Dan yang Kisna cari dari penumpang adalah keikhlasan memberi, soalnya dengan penumpang yang ikhlas bisa mengiringi langkah saya di perjalanan memcari rezeki yg halal,” ungkapnya dengan polos. (Asbar)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *