Lombok Timur – Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Cabang Lombok Timur sebagai Sub Sub Recipient (SSR) menyelenggarakan Pelatihan Penyegaran Kader Komunitas untuk Penanggulangan Tuberkulosis (TBC) di Lombok Timur.
Kegiatan yang diselenggarakan di Lesehan Sekar Asri tersebut berlangsung selama 2 hari, yaitu Senin dan Selasa tanggal 4 sampai dengan 5 Maret 2024. Pelatihan dan Penyegaran ini diberikan kepada Kader yang lama dan yang baru terlibat dalam Penanggulangan TBC bersama PKBI Cabang Lombok Timur. Yang mana, kader baru sekitar 20% dari 39 Kader yang dilatih pada kegiatan tersebut.
“Pelatihan dan Penyegaran ini untuk memberikan pemahaman kepada Kader lama maupun yang baru bergabung dengan PKBI Lotim dalam penanggulangan TBC di Lombok Timur. Yang mana dari 39 kader yang dilatih ada sekitar 20% kader baru,” terang Direktur Eksekutif PKBI Cabang Lombok Timur, Agus Khairi, melalui keterangan tertulis yang diterima media ini.
Ditambahkan Ages, begitu ia kerap disapa, selain memberikan penyegaran pengetahuan terhadap kader komunitas, kegiatan tersebut juga dalam rangka membekali kader dengan pedoman pelaksanaan program yang baru. Karena tahun 2024 ini merupakan awal dari Grant Cycle 7 dari Global Fund sebagai lembaga donor.
“Ada beberapa perubahan pada Pedoman Implementasi Program (PIP) untuk program lanjutan ini, sehingga perlu disosialisasikan kepada kader sebagai pelaksana di lapangan. Walaupun tidak banyak yang berubah dari pedoman sebelumnya,” imbuhnya.
Pada pelatihan tersebut, PKBI Cabang Lombok Timur mengundang dua narasumber. masing-masing dari Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Timur, Munawir Haris, Sub Koordinator Bidang P2P dan dari Rumah Sakit Umum Daerah dr. R. Soedjono Selong, dr. Nuskristi Permatasari Amin, yang merupakan spesialis paru.
“Kami hadirkan dua orang narasumber yang memang kompeten di bidangnya pada kegiatan kali ini. Tentu tujuannya untuk memberikan bekal yang cukup untuk kader-kader kami yang akan menjadi ujung tombak penemuan terduga dan kasus TBC di seluruh wilayah kerja Puskesmas se-Lombok Timur,” beber Ages.
Ages menambahkan, pada pelatihan tersebut juga dilakukan uji pengetahuan kader sebelum dan sesudah kegiatan. Hal ini untuk mengukur serapan materi pelatihan oleh kader. Ini menjadi syarat dari PR Konsorsium Penabulu-STPI dalam kurikulum yang disusun dan dipedomani oleh semua komunitas pelaksana program seluruh Indonesia.
“Sebelum pelaksanaan pelatihan dilakukan pre-test kepada kader, kemudian dilakukan post-test setelah selesai pelatihan. Tujuannya untuk mengukur pengetahuan kader sebelum dan sesudah pelatihan. Hasilnya bagus, ada peningkatan dari sebelum pelatihan,” pungkasnya.
Setelah pelatihan, Direktur Eksekutif PKBI Cabang Lombok Timur berharap kegiatan penemuan terduga dan kasus TBC di Lombok Timur oleh Kader Komunitas bisa berjalan dengan optimal sehingga target Capaian program untuk Lombok Timur bisa dicapai pada tahun 2024 ini. (*)