Tumpukan Sampah Hiasi Tempat-tempat Wisata di Pulau Lombok

Lombok Timur – Sejumlah tempat wisata di Pulau Lombok kembali dihiasi tumpukan sampah. Hal ini banyak dikeluhkan wisatawan dari berbagai daerah, bahkan wisatawan mancanegara.

Tumpukan sampah di beberapa objek wisata menjadi keluhan kenyamanan turis. Hal tersebut ditemui di berbagai Destinasi Wisata yang ada di pulau Lombok.

Seorang wisatawan dari Syria, Mohamed Salah seorang pengusaha Swasta, ketika berkunjung ke Pantai Pink dan pantai Kura-kura di Lombok Timur, menceritakan pengalamannya kepada massmedia Selasa (10/5) di Pondok Wahyu Homestay Masbagik Lombok Timur.

“Kalian punya tempat wisata bagus, tapi kalian tidak bisa menjaga kenyamanan wisatawan dengan banyaknya sampah,” ucap Makbul pelaku wisata sekaligus pemilik Pondok Wahyu kepada massmedia  yang menerjemahkan kata si Wisman Mohamed Salah dari Syiria.

Ketua Lombok Ocean Care (LOC), Cristine Sakinah Nauderer atau panggilan akrabnya Sakinah, ketika dihubungi via telepon mengatakan, penumpukan sampah di setiap tempat wisata pada saat liburan panjang dari tahun ke tahun terjadi. Menurutnya hal ini seharusnya tidak terjadi seandainya ada edukasi.

Edukasi dimaksud, kata Sakinah, tidak saja kepada pelaku wisata tetapi juga kepada para Pedagang dan Masyarakat umum. Terutama pembuangan sampah yang harus dibedakan mana sampah organik mana sampah non organik,  dan sampah plastik yang tidak akan terurai. 

“Tentu memerlukan pendidikan dan pelatihan kepada mereka, dalam hal ini Pemerintah harus di depan,” tegasnya.

Sakinah berharap Pemerintah Daerah, pengelola dan Pelaku Pariwisata bersama warga di sekitar lokasi objek wisata bisa berkolaborasi dalam menangani persoalan sampah.

Di tempat berbeda, Alwan Johari Sekretaris Asosiasi Pendaki Gunung Indonesia (APGI) NTB mengatakan, ini merupakan lingkaran setan yang dari tahun ke tahun tetap terjadi dan tidak teratasi dengan terpadu. Menurutnya pemerintah harus tanggap setiap liburan panjang.

“Penumpukan sampah banyak terlihat di tempat-tempat Wisata di Lombok begitu juga di Gunung Rinjani. Penumpukan sampah banyak terlihat di Plawangan Sembalun dan di Camp Site Danau Segara Anak, karena kedua area ini menjadi lokasi bermalam Para Pendaki,” ujarnya. 

Alwan mengungkapkan solusi yang bisa dilaksanakan dengan mendorong peran serta pemerintah, pengelola, dan pengunjung. “Solusinya, pengelola tempat wisata harus memperbanyak tempat sampah. Selain himbauan dan penyadaran para pengunjung, peran dari Desa setempat dan Dinas kebersihan juga harus terlibat aktif dalam pengelolaan sampah destinasi ini,” elasnya.

Lebih lanjut menurut Pemuda yang masih lajang ini, masalah Sampah Rinjani sampai hari ini belum terkelola secara maksimal walaupun pihak TNGR sudah menerapkan sistem check-in check-out sampah, namun banyak pendaki yang masih belum peduli untuk membawa sampahnya kembali. 

“Pihak TNGR perlu menyiapkan petugas khusus yang menangani masalah sampah di Rinjani yang secara reguler mengangkut sampah yang ada di Rinjani bukan melakukan clean up yang hanya dilakukan satu tahun sekali,” tutupnya.(Asbar)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *