Lombok Timur – Perubahan cuaca yang tak menentu yang terjadi pada akhir-akhir ini menjadi fenomena yang harus diperhatikan oleh masyarakat, khususnya di Lombok Timur. Cuaca yang kadang panas kadang-kadang hujan dapat menyebabkan ketahanan tubuh menjadi terganggu sehingga masyarakat cepat terjangkit penyakit yang dapat menyebabkan terganggunya aktivitas sehari-hari.
Media ini menelusuri di daerah bagian selatan pada hari Jumat pagi (15/11) yang mana diduga banyak sekali masyarakat di bagian kecamatan Keruak yang terjangkit penyakit seperti Salmonella typhi atau dikenal di khalayak ramai itu demam tifus (tipes).
Terkait dengan hal ini salah satu Dokter di Puskesmas Keruak yakni dr. Nurul Hidayati menyampaikan kepada awak media bahwa penyakit ini disebabkan oleh bakteri yang menyerang saluran pencernaan.
“Penyakit tifus ini disebabkan oleh infeksi bakteri salmonella typhi yang menginfeksi di saluran pencernaan. Itu yang menyebabkan gejala seperti demam, demamnya biasanya lama dan tinggi,” terangnya.
Ditambahkan oleh dr. Nurul, infeksi saluran pencernaan ini menyebabkan nyeri perut bahkan sampai diare. “Karena menginfeksi saluran pencernaan dia juga dapat menyebabkan keluhan seperti nyeri pada perut bahkan sampai diare atau mual muntah,” tambahnya.
Pada rentang waktu bulan Agustus sampai dengan November, Puskesmas Keruak menangani 40 kasus penyakit tifus. “Empat puluh kasus ini terbilang lumayan banyak ya, karena kasus-kasus seperti itu terjadi pada musim-musim tertentu, seperti musim hujan ” jelasnya.
Dari segi pencegahan dr. Nurul menerangkan untuk penanggulangan dan pencegahan, masyarakat diminta menjaga kebersihan, tidak jajan sembarangan, cuci tangan sebelum makan, melihat kondisi makanan sebelum membeli dan jika sudah terjangkit jika itu ringan dapat diberikan anti bakteri dan rawat jalan namun jika sudah terbilang berat dapat ditangani di puskesmas dengan rawat inap.
“Untuk pencegahan infeksi bakteri ini penting sekali diperhatikan mencuci tangan, melihat kondisi makanan yang dibeli dilihat kebersihan makanan dan lingkungan sekitar, dan menutup makanan agar tidak terjangkit oleh lalat-lalat yang membawa bakteri tersebut. Untuk penanganan tergantung pada kondisi apabila masih bagus atau baik bisa rawat jalan dengan pengobatan anti bakteri dari puskesmas dan apabila sudah lemas atau berat maka harus dilakukan rawat inap untuk memantau perkembangan pasien,” pungkasnya.
Oleh karena itu masyarakat diimbau lebih selektif dalam memilih makanan yang dikonsumsi dan tentunya menjaga kebersihan “Mencegah lebih baik dari pada Mengobati”. (*)