Pesona Bukit Pal Jepang Sapit Bagaikan Samudera di Atas Awan

massmedia.id, Lombok Timur – Bukit Pal Jepang dibuka menjadi tujuan wisata oleh  Pokdarwis Langgar Pusaka Desa Sapit, Kecamatan Suela Kabupaten Lombok Timur sejak 20 Juni 2020 yang lalu. Pembukaan Destinasi Wisata tersebut bekerjasama dengan pihak kehutanan, yaitu Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Rinjani Timur.  Dengan kesepakatan kerja sama selama 35 tahun, hasilnya 30% ke pihak kehutanan dan 70 % ke pihak pengelola, dalam hal ini Pokdarwis Langgar Pusaka.

Pengelolaan lapangan dilaksanakan oleh Pokdarwis Langgar Pusaka melibatkan semua pemuda, tercatat lebih dari 100 orang pemuda aktif dalam pengelolaan bukit Pal Jepang. “Sehingga membuka lapangan kerja untuk pemuda yang ada di Sapit,” demikian dikatakan Didik Kurniawan, Sekretariat Pokdarwis Langgar Pusaka Sapit kepada wartawan massmedia di markasnya, Senin (19/5).

Selanjutnya Didik menuturkan sejarah yang didapatkannya dari beberapa tokoh Masyarakat bahwa bukit ini disebut dengan nama Pal Jepang sebab pada Zaman Kolonialisme, bukit ini dijadikan sebagai salah satu tempat mendirikan Pos Pengintaian oleh Pasukan Jepang  pada waktu itu, (sekitar tahun 1942) dan digunakan hingga Indonesia memproklamasikan kemerdekaan 1945. Karena dianggap begitu strategisnya di Kecamatan Suela Desa Sapit, sehingga Jepang membangun 5 lokasi pos pengintaian, yakni di Dusun Gubuk Baru, Bukit Lendong Goro (800 mdpl), Kampung Lembak, Pal Jepang (2.300 mdpl), Bukit Pepadak (2.329 mdpl) dan Dusun Montong Kemong. 

Dijelaskan pula oleh Didik, di Bukit Pal Jepang terdapat bekas pondasi Pos pengintaian yang dibuat dari bahan beton, yang berfungsi dulunya untuk pengawasan terhadap gerakan musuh.

Oleh warga sekitar, bangunan pengintaian itu disebut dengan istilah Pal yang secara etimologi berarti Tapal Batas. Sisa puing bangunan tersebut sudah lama ditemukan oleh warga sekitar dan hingga saat ini puing-puing bangunan tersebut masih dapat kita temukan di puncak bukit berketinggian 2.300 mdpl tersebut.

Yang menjadi Daya Tarik Utama Wisata Bukit Pal Jepang menurut Didik, adalah hanya dari ketinggian 1900 Mdpl, tepatnya di Camping Ground 1 Wisatawan akan mendapatkan Sunrise dan Sunset yang begitu indah. Sunrise sendiri dengan jelas bisa dilihat dari kawasan Pal Jepang karena langsung menghadap ke arah Timur tepatnya bisa melihat Matahari terbit dari Timur Pulau Sumbawa. Dan tak kalah dengan sunset yang  begitu menawan di arah Barat dengan berlatar Gunung Rinjani yang begitu indah. 

“Dan yang paling membuat wisatawan betah,” jelas Didik, “berada di bukit Pal Jepang adalah bisa mendapatkan Samudera di atas Awan dengan jelas, karena berada di ketinggian 2000 Mdpl lebih, dan di Pal Jepang sendiri para Wisatawan akan mendapatkan hal yang luar biasa yakni bisa melihat hampir setengah dari pulau lombok dari atas ketinggian 2300,” imbuhnya dengan penuh semangat.

Yang membedakan bukit Pal Jepang dengan yang lainnya lanjut Guide Senior dari Sapit ini, adalah hampir 80% jalur menuju areal Camping adalah Hutan Hujan Tropis yang membuat para Wisatawan bisa merasakan perjalanan yang nyaman, karena hampir tidak ada trek yang curam dan berbahaya bagi Wisatawan. Dan perbedaan kontras yang membedakan kawasan bukit Pal Jepang dengan yang lainnya adalah Landscape Pulau Lombok dan Sumbawa yang bisa dilihat dengan jelas, Gunung Rinjani yang begitu indah di sebelah Baratnya.

Di tempat berbeda ketua Pokdarwis Langgar Pusaka, Jannatan Firdaus, mengatakan ada beberapa Prosedur yang harus dilakukan para Wisatawan jika ingin berkunjung ke bukit Pal Jepang. “Pertama menurut Jannatan,  harus melakukan reservasi terlebih dahulu secara online melalui whatsapp admin di nomer 082235076930, di sini wisatawan bisa mendapatkan semua informasi tentang bukit Pal Jepang” sebut Jannatan sedikit berpromosi. Di bukit Pal Jepang sendiri pengelola selalu membatasi jumlah kunjungan Wisatawan setiap harinya. disarankan untuk wisatawan harus booking jauh-jauh hari agar tidak kehabisan kuota. Dan tentu saja bagi pengunjung yang ingin datang ke Pal Jepang demi keamanan dan kenyamanan harus taat kepada Standard Operating Procedure (SOP) pendakian yang diterbitkan oleh Pengelola.

Kaitannya dengan COVUD-19, jelas Jannatan Firdaus, pengelola tetap mengikuti himbauan Menparekraf, Bapak Sandiaga Uno, yang beberapa minggu yang lalu berkunjung ke objek wisata yang ada di Lombok Timur. “Beliau telah memberikan panduan terhadap pembukaan Objek Wisata pada Daerah. Mulai dari pemenuhan Protokol Kesehatan yang berbasis pada, Cleanliness, Health, Safety, and Environmental sustainability (CHSE),” demikian tutupnya. (Asbar)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *