Sumbawa Barat – Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Wisata Labuhan Kertasari, Maryunani Ayanto menjelaskan bahwa pada hakekatnya, kegiatan pembangunan Kepariwisataan, sama halnya dengan sektor lainya, yaitu melibatkan seluruh pemangku kepentingan yang ada seperti pemerintah, masyarakat dan swasta.
Hal tersebut disampaikan Laki-laki yang akrab disapa Yudha tersebut saat menjadi narasumber pada acara interview pelatihan hospitality 70 calon peserta yang diselenggarakan Lembaga Pelatihan Kerja Swasta (LPKS) Bije Jari bekerjasama dengan PT. AMMAN NTB di hotel Kampung Ombak Desa Pasir Putih, Maluk Kabupaten Sumbawa Barat, Ahad (21/11) lalu.
Yudha mengatakan bahwa pembangunan kepariwisataan memerlukan dukungan dan keterlibatan seluruh pemangku kepentingan di bidang pariwisata.
“Masyarakat adalah salah satu unsur penting pemangku kepentingan untuk bersama-sama dengan pemerintah dan kalangan pengusaha atau swasta untuk bersinergi melaksanakan dan mendukung pembangunan kepariwisataan,” jelas Yudha.
Oleh karena itu, lanjut dia, pembangunan kepariwisataan harus memperhatikan posisi, potensi dan peran masyarakat, baik sebagai subjek atau pelaku maupun penerima manfaat pengembangan. Karena dukungan masyarakat turut menentukan keberhasilan jangka panjang pengembangan kepariwisataan di Daerah Kabupaten Sumbawa Barat (KSB).
Namun, dari hasil pantauannya selama ini, masih kurangnya dukungan dari masyarakat dalam membangun dan memajukan Pariwisata di KSB. Itu disebabkan karena instansi terkait tidak melakukan pendampingan yang optimal terhadap masyarakat, terlebih kepada Pokdarwis selaku ujung tombak di akar rumput.
“Dari sekian banyak pengurus Pokdarwis di KSB yang saya temui, rata-rata pengurus dan anggota belum memahami makna Pariwisata yang sesungguhnya. Bahkan apa itu Pokdarwis dan tugasnya pun belum dipahami,” terangnya.
Ia juga menekankan bahwa pentingnya peningkatan kapasitas tentang kepariwisataan dan management pengelolaan destinasi wisata di KSB.
“Kita berharap kepada Pemerintah Daerah KSB, dalam hal ini, Dinas Pariwisata KSB dapat menyusun program dan dilaksanakan segera, untuk mendapatkan dukungan dari masyarakat dalam ikut berperan aktif membangun, menuju Pariwisata KSB yang luar biasa,” tutup Laki-laki yang juga Sekretaris Umum Kantor Perwakilan Yayasan Desa Wisata Nusantara (DEWISNU) KSB ini.
Sementara itu, Dedi Suhardi, founder Lembaga Bije Jari menjelaskan bahwa Pariwisata di KSB memang masih dipandang sebelah mata. Ia menilai pemerintah KSB belum peka melihat peluang dan melakukan pemetaan terhadap potensi yang dimiliki dengan melihat pasar kunjungan.
“Pariwisata yang dibangun oleh Pemda KSB saat ini, masih sifatnya lokalan. Yang fokus pada mancanegara jutsu teman-teman swasta di lapangan,” jelas Dedi.
Ia juga menjelaskan bahwa hadirnya Bije Jeri di KSB tentu untuk menciptakan dan mencetak generasi muda yang kompeten dan peduli terhadap sektor pariwisata di KSB.
“Supaya pengangguran di KSB bisa kita jawab perlahan. Karena dengan begitu, lambat laun, pemerintah dan masyarakat akan bener-benar memperhatikan pariwisata sebagai peluang bisnis,” tutup Dedi melalui keterangan tertulisnya pada media ini. (wan)