Konsisten. Alunan Budaya Desa Pringgasela Memasuki Tahun Ke-6

Lombok Timur – Lembaga Pemerhati Pariwisata Seni dan Budaya Desa (LP2SBD) Tunggul Kecamatan Pringgasela akan kembali menggelar ALUNAN BUDAYA DESA PRINGGASELA VI dengan tema “KARNAVAL TENUN PRINGGASELA”.

Alunan Budaya tersebut rencananya akan diselenggarakan mulai pada tanggal 24-31 Juli 2022. Bertempat di Tugu Mopra Pringgasela Kecamatan Pringgasela.

Menurut panitia penyelenggara, Ardi Zarhan Lillahi mengatakan acara tersebut lanjutan dari Alunan Budaya sebelumnya. Yang mana tujuannya tetap untuk melestarikan dan memperkenalkan kesenian dan budaya yang ada di Pringgasela. Selain itu juga, untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat, terutama pengrajin tenun.

“Di mana pada pagelaran ini sebagai wadah untuk mengekspresikan diri dan meningkatkan kreativitas masyarakat, terutama dalam bidang seni yang khususnya bagi pemuda Pringgasela melalui kain tenun. Nantinya masyarakat dan pemuda pringgasela mampu menciptakan sesuatu hal yang istimewa dengan kain tenun sehingga nilai-nilai budaya tetap terjaga serta beradaptasi dengan kemajuan zaman,” ungkapnya.

Adapun TimeLine Kegiatan Alunan Budaya VI sebagai berikut :

Minggu, 24 Juli 2022 : Pra Opening dan Jalan Sehat

Kamis, 28 Juli 2022 : Pembukaan dan Acara Malam (Keagamaan)

Jumat dan Sabtu, 29-30 Juli 2022 : Bazar, Acara Malam (Seni) dan Museum

Minggu, 31 Juli 2022 : Karnaval Tenun Pringgasela.

Selain itu juga, Ardi menjelaskan tentang peserta karnaval sendiri yang ditargetkan oleh panitia minimal 20 peserta se-Pulau Lombok dengan syarat minimal 30% dari Kostum yang dipakai peserta memakai kain tenun Pringgasela.

“Alhamdulillah target kita dari peserta itu minimal hanya 20 peserta se-pulau Lombok dan yang sudah mendaftar sebanyak 13 peserta, itu dari berbagai daerah di pulau Lombok. Kami juga sudah mengirimkan surat undangan kepada beberapa sekolah SMA dan SMK untuk mengirimkan perwakilannya mengikuti karnaval tersebut,” jelasnya.

“Untuk syarat sendiri sih sudah dijelaskan minimal 30% dari pakaian yang dipakai peserta itu harus dari kain tenun pringgasela, karena itu yang mau kita angkat di acara kali ini,” lanjutnya.

Selain itu, Ardi juga mengungkapkan harapannya untuk Alunan Budaya Desa di Pringgasela ini dapat masuk di kalender event provinsi. Yang mana event tersebut sudah bisa dikatakan konsisten berjalan dari tahun ke tahun. Hanya saja semenjak Covid-19 kemarin Alunan Budaya Desa Pringgasela sempat tertunda.

“Jadi kami dari Alunan Budaya Desa VI tahun ini, mulai dari yang Rekor Muri, Fashion Show sampai yang Karnaval dan sebagainya. Tapi kami belum pernah dimasukkan ke dalam kalender event provinsi. Kami berharap bisa masuk ke kalender event provinsi. Kami ini bukan event yang tidak konsisten, kami ini konsisten dari tahun ke tahun tetap mengadakan alunan budaya,” ungkapnya.

“Kemudian dari itu juga, jauh-jauh hari kami sudah datangi Dinas Pariwisata provinsi, tapi belum ada respon. Kami sudah 3 kali ke sana, padahal event ini udah yang ke-6 tahun. Jadi sampai hari ini belum ada respon sama sekali,” lanjutnya. Ozie

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *