Integrasi Pertanian dalam Industri Pariwisata

Herman Rakha, Direktur LRC
Herman Rakha, Direktur LRC

Oleh : Herman Rakha*

Pariwisata saat ini dipandang sebagai salah satu cara untuk pemerataan pembangunan serta sebagai instrumen menekan kemiskinan terutama pada daerah-daerah pedesaan. Pengembangan pariwisata dengan melibatkan sektor lainnya diyakini akan berdampak terhadap pertumbuhan dan pemerataan ekonomi. Kemunculan tren pariwisata pedesaan memberikan peluang bagi daerah-daerah dengan basis agraris untuk dapat mengkolaborasikan pembangunan pariwisatanya melalui pengembangan pariwisata berbasis pertanian.

Mengintegrasikan antara pengembangan pariwisata dengan pertanian akan menghadirkan peluang pertumbuhan industri kreatif yang berbasis pada produksi lokal dan distribusi pemerataan ekonomi akan tercipta. Adanya pertumbuhan ekonomi inklusif akan menjadi penopang promosi pariwisata dan pertanian, membangun ketahanan masyarakat di pedesaan serta meningkatkan pembangunan berkelanjutan di kedua sektor tersebut.

Pertanian dalam mendukung industri pariwisata tidak hanya sebagai pemasok bahan makanan saja, namun dapat dijadikan sebagai salah satu atraksi pariwisata yang akan menghadirkan manfaat ekonomi. Pengembangan pariwisata berbasis pertanian akan berdampak tidak langsung kepada masyarakat miskin melalui rantai pasokan pariwisata dan manfaat langsung melalui kontak langsung dengan pangunjung atau wisatawan yang datang. Permasalahan kesempatan kerja yang disebabkan oleh sedikitnya lapangan kerja yang tersedia dapat teratasi dengan adanya pembangunan pariwisata berbasis pertanian.

PERKEMBANGAN PEMBANGUNAN PARIWISATA NTB

Provinsi NTB merupakan salah satu Provinsi di Indonesia yang saat ini mulai berkembang menjadi salah satu destinasi wisata. Potensi pariwisata di NTB sangat beragam mulai dari objek wisata religi, objek wisata alam, cagar budaya, pertanian dan lain-lain. Menurut data Dinas Pariwisata NTB, jumlah kunjungan wisatawan ke NTB pada tahun 2018 pasca peristiwa gempa bumi Lombok adalah sebanyak 2,8 juta kunjungan, meningkat menjadi 3,7 juta kunjungan pada akhir tahun 2019. Sementara untuk tahun 2020, Pemprov NTB menargetkan jumlah kunjungan wisatawan sebanyak 4 juta (investor.id).

Melihat potensi pengembangan pariwisata di NTB maka, Pemprov NTB menjadikan pembangunan sektor pariwisata sebagai salah satu program strategis untuk mewujudkan NTB Gemilang 2023 dan telah tertuang dalam visi dan misi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi NTB 2019-2023 (mataram.antaranews.com). Sektor pariwisata menjadi sebuah program strategis dan unggulan karena diyakini akan menjadi pendukung dalam pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di NTB. Pariwisata akan meningkatkan pendapatan, membuka lapangan kerja serta dimaksudkan sebagai sumber pertumbuhan ekonomi yang kuat, berkesinambungan, dan seimbang serta inklusif.

Selain itu, dipilihnya pariwisata sebagai program strategis dalam pembangunan di NTB telah sejalan dengan Peraturan Daerah (Perda) No. 7 Tahun 2013 tentang Rencana Induk Pariwisata Daerah 2013-2018 yang menekankan kepada 4 (empat) aspek yaitu, destinasi pariwisata, pemasaran pariwisata, industri pariwisata dan organisasi kepariwisataan. Kebijakan daerah ini juga berdampak positif terhadap pertumbuhan industri akomodasi pariwisata di mana, menurut data Dinas Pariwisata NTB pada tahun 2018 jumlah hotel bintang sebanyak 88 dan hotel non bintang sebanyak 1.244 hotel.

Aspek pemerataan ekonomi di NTB melalui instrumen pariwisata juga telah diperkuat dengan ditetapkannya 99 Desa Wisata di seluruh wilayah NTB melalui Keputusan Gubernur Nomor 050.13-366 Tahun 2019 sebagai Desa Wisata di Provinsi NTB(data.ntbprov.go.id). Langkah ini diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, memperluas lapangan kerja, pelestarian seni budaya dan ramah lingkungan.

INTEGRASI PERTANIAN DALAM INDUSTRI PARIWISATA

Sebagai daerah agraris dengan berbagai model landscape area pertaniannya, pengembangan pariwisata di NTB dapat mengintegrasikannya menjadi sebuah nilai tambah. Banyak kegiatan-kegiatan pertanian yang memiliki kekhasan tersendiri untuk dijadikan daya tarik sekaligus mengintegrasikan dengan kehidupan masyarakat lokal.

Industrialisasi yang menjadi program prioritas NTB di mana salah satunya adalah terkait dengan industrialisasi pertanian arusnya dimulai dengan cara mensinergikan dengan pariwisata tidak hanya fokus pada program Mandiri Benih Jagung, Peningkatan Produksi jagung berkualitas, Swasembada pakan Unggas dan Ruminansia, Swasembada Telur dan Daging Unggas (bappeda.ntbprov.go.id).

Pembangunan pertanian di NTB selama ini terkesan masih fokus pada aspek peningkatan kuantitas produksi. Sebagai contoh adalah tanaman Jagung. Pada tahun 2014 indeks produksi komoditas jagung sebesar 315,60 dan setiap tahun semakin meningkat hingga mencapai angka 837,30 pada tahun 2018 (Indikator Pertanian Provinsi NTB 2018). Peningkatan produksi jagung di NTB ini dapat terjadi karena pemerintah provinsi Nusa Tenggara Barat telah menggalakkan program penanaman jagung dalam sepuluh tahun terakhir. Dengan adanya bantuan bibit dan pupuk serta harga jagung yang bagus membuat petani berlomba menanam jagung. Serta jangan lupa kebijakan pemerintah melalui program cetak sawah baru juga berkontribusi terhadap peningkatan produksi jagung di NTB.

Walaupun kuantitas produksi sebagai sesuatu yang perlu diprioritaskan dapat dipahami, pendekatan ini menutup peluang pengembangan aspek-aspek kreatif yang lebih terkait dengan sisi kualitas produk. Padahal peningkatan kualitas produk secara netto berpotensi meningkatkan nilai rupiah produk.

Sektor pariwisata pastinya akan bergantung pula terhadap sektor pertanian terutama untuk memenuhi kebutuhan pangan wisatawan yang datang berkunjung ke NTB. Untuk itu, pertanian yang menjadi sektor hulu terutama sebagai penyedia bahan baku harus didorong untuk memiliki produk kreatif, tidak hanya dalam bentuk bahan baku saja, tetapi lebih dari itu. Pariwisata yang dalam hal ini sebagai sektor hilir harus mampu menjadi pasar yang pasti agar pengembangan industri kreatif pertanian dapat memiliki saluran yang jelas dan pasti terhadap produk yang dihasilkan.

Banyak produk-produk pangan lokal yang dihasilkan dari bahan baku pertanian di seluruh wilayah NTB. Namun, keragaman dan kekayaan pangan lokal tersebut seolah sulit menembuh industri pariwisata. Tidak ada aturan atau kebijakan yang mewajibkan usaha pariwisata untuk memanfaatkan keberagaman pangan lokal ini menjadi sajian utama dalam layanan kulinernya menjadi bukti bahwa integrasi antara sektor pertanian dengan pariwisata belum sampai.

Begitu pula pengembangan desa wisata yang sebagian besar menjual atraksi berupa interaksi wisatawan dengan kehidupan sehari-hari komunitas lokal hanya berupa visualisasi saja dan belum mengarah kepada pengembangan desa wisata yang mengedukasi. Maksudnya adalah, para pelaku dan pengelola bisnis pariwisata terutama desa wisata belum mengarahkan pelayanan wisatanya ke arah berbagi pengetahuan. Akan menjadi lebih lengkap apabila wisatawan yang berkunjung selain dapat berinteraksi dengan masyarakat ataupun petani, mereka juga dapat memperoleh pengetahuan dari kegiatan yang dijalani dalam tour di suatu desa wisata.

KESIMPULAN

Mengintegrasikan pertanian dalam setiap kegiatan pariwisata sangat dibutuhkan untuk menjamin adanya pemerataan ekonomi yang menjadi cita-cita NTB Gemilang 2023. Pariwisata tidak hanya pada pengembangan obyek-obyek wisata yang saat ini sedang giat dilakukan dan dimanjakan dengan pembangunan akses jalan. Namun, sebagai daerah agraris tentunya sektor pertanian juga harus mendapat porsi yang sama dan pembangunan yang dilakukan pada sektor ini sudah tidak lagi fokus pada peningkatan produksi saja.

Memasukkan unsur edukasi pertanian lokal dalam pengembangan pariwisata terutama terhadap pengembangan desa wisata juga perlu mendapatkan perhatian dari pemerintah NTB. Hal ini disebabkan karena berbagai kearifan lokal pertanian NTB memiliki falsafah dan makna yang khas dibandingkan dengan daerah-daerah lainnya di Indonesia.

*Penulis adalah Direktur Lombok Research Center (LRC)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *