Direktorat Ekonomi Digital KEMENKOMINFO RI Latih SDM Pariwisata Lombok Tengah

Lombok Tengah – Direktorat Ekonomi Digital Direktorat Jenderal (Ditjen) Aplikasi Informatika (Aptika) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) RI bekerjasama dengan Lembaga Berbangsa Foundation menggelar Pelatihan Pengenalan Teknologi Digital Kawasan Pariwisata Mandalika.

Setelah pelatihan berlangsung, kemudian digelar acara penutupan di Balai Adat Desa Kopang Rembiga Kecamatan Kopang Kabupaten Lombok Tengah,Sabtu (30/10). Hadir dalam Penutupan tersebut perwakilan dari Kementerian Kominfo, Wakil Ketua DPRD Lombok Tengah, Pegiat Pariwisata, NGO Kebangsaan, Pokdarwis, Tokoh Budaya, tokoh Masyarakat, Pemuda dan Peserta Pelatihan.

Dalam sambutannya, perwakilan dari Kemenkominfo menyampaikan terima kasih kepada tim pelaksana dan peserta. “Setelah dilaksanakan kegiatan Pelatihan Pengenalan Teknologi Digital Kawasan Pariwisata Mandalika. Terima kasih kepada tim pelaksana kegiatan dan peserta yang meluangkan waktu untuk mengikuti kegiatan dan komitmennya untuk mengikuti rangkaian kegiatan tersebut secara seksama dari pagi sampai malam hari,” ucapnya.

Setelah selesai sambutan penutupan acara pelatihan, kemudian dilanjutkan dengan menampilkan Video hasil karya peserta pelatihan selama mengikuti kegiatan pelatihan. Kemudian diakhiri dengan penampilan Tari Budaya.

Ditemui setelah acara, kepada Massmedia, H. Lalu Rumiawan, S.Sos, Wakil Ketua DPRD Lombok Tengah mengatakan, Kecamatan Kopang salah satu dari 12 Kecamatan yang ada di Kabupaten Lombok Tengah, di mana Kecamatan Kopang sebagai Pusat Seni dan Budaya. Dibuktikan dengan potensi yang dimilikinya.

“Kopang salah satu dari 12 kecamatan, Kopang sebagai pusat seni dan budaya. Dibuktikan dengan potensi yang dimiliki,” jelasnya.

Lalu Rumiawan melanjutkan, Program Pelatihan Pengenalan Teknologi Digital Kawasan Pariwisata Mandalika ini sangat membantu meningkatkan Sumber Ddaya Manusia (SDM) Masyarakat khususnya tentang pemahaman Teknologi Digital di Kabupaten Lombok Tengah khususnya di dua Desa tersebut, yaitu Desa Sasak Ende dan Desa Kopang Rembiga.

“Karena dengan adanya program Kominfo. Betul-betul langsung menyentuh SDM yang ada di tengah masyarakat,” ungkapnya.

Dikatakan Rumiawan, dengan program pelatihan tersebut akan bisa melakukan promosi destinasi ataupun aktifitas seni dan budaya. Di mana dengan teknologi Digital dilakukan pengemasan tampilan promosi wisata yang akan jauh lebih menarik dari yang sudah ada.

“Tentu harapannya menambah hasanah kepariwisataan, akan bisa terekspos dengan baik dan tentu akan bagus,” harapnya.

Sementara itu, perwakilan Lembaga Berbangsa Foundation mengatakan, kegiatan ini dimaksud agar semua Desa di Indonesia menjadi Desa berbasis Teknologi Digital. Dengan mengadopsi Teknologi berbasis Virtual di kawasan Desa Wisata. 

“Sebenarnya kegiatan ini dibuat karena kita kepingin Desa-desa di Indonesia, ini projek pertama dari Kominfo di Direktorat Ekonomi Digital. Kita ingin buat yang namanya adopsi Teknologi berbasis Virtual di desa wisata,” ungkap Fitri Ariani setelah acara.

Fitri menjelaskan, Desa Wisata sudah saatnya di promosikan ke seluruh dunia, di mana sudah tidak saatnya lagi promosi melalui konvensional. Dengan pelatihan seperti ini pemuda Desa setempat melakukan promosi dengan Digitalisasi.

“Karena kita ingin Desa-desa Wisata harus dipromosikan mendunia. Karena sudah tidak bisa promosi dengan konvensional. Jadi salah satunya dengan digitalisasi,” terangnya.

Fitri menambahkan, kegiatan tersebut dilaksanakan selama satu bulan yang sesungguhnya kegiatan pelatihan tersebut selama tiga bulan. Akan tetapi, terang Fitri, kegiatan tersebut dipercepat satu bulan dengan dilaksanakan dari pagi sampai malam hari. 

“Teman-teman senang banget meskipun dipercepat dengan jadwal gila-gilaan. Tetapi mereka bahagia banget karena ternyata Zero to Hero kata kuncinya,” imbuh Fitri.

Fitri menerangkan, dari hasil pelatihan tersebut ada peningkatan kemampuan dan pemahaman tentang digitalisasi baik perangkat kerasnya dan lunaknya.

“Peserta sebelumya tidak bisa mengoperasikan Drone dan tidak bisa membuat virtual, setelah peserta mengikuti pelatihan, jauh perubahan pemahamannya tentang digitalisasi,” pungkasnya. (HH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *