Lombok Timur – Cukup ramai berita-berita melalui media online, cetak maupun televisi yang memberitakan tentang penyakit Ternak terutama ternak Sapi. Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) berimbas kepada restoran atau rumah makan yang menunya mengandalkan daging. Seperti para pedagang bakso, soto daging, sate dan sebagainya yang berada di Lombok Timur.
Sebagian besar di antaranya adalah pelaku usaha kecil. Padahal jelas bahwa penyakit hewan ini tidak menular ke manusia alias bukan zoonosisnya.
Pasar Hewan terbesar di NTB yaitu Pasar Hewan Masbagik ditutup selama kurang lebih dua Minggu untuk menghindari penularan PMK. Pemerintah Lombok Timur melalui Dinas Peternakan menghimbau masyarakat bersama-sama untuk menyemprotkan desinfektan di setiap kandang hewan agar virus tersebut tidak menular ke sapi-sapi atau hewan yang lainnya. Begitu pun Rumah Potong Hewan (RPH) tutup untuk sementara waktu.
Restoran dan lesehan Bebaloeng Masbagik yang menunya mengandalkan daging Sapi punya kiat tersendiri dalam menyiasati kelangkaan daging sapi akibat dari PMK tersebut.
Ir. H. Husnuddin Achsyid. MM pemilik restoran Bebaloeng membuat menu baru agar pelanggannya tidak kecewa karena tidak ada daging Sapi sebagai andalannya Bebaloeng Masbagik. Selama tiga hari berturut-turut Haji Husnuddin mengundang management dan semua awak massmedia untuk mencicipi menu baru Bebaloeng (food tasting team).
Hari pertama pada selasa (17/5), Nasi Kuning Pelecingan Ayam Telur bumbu Bebaloeng, dan Hari kedua Rabu (18/5) menu Nasi goreng spesial bumbu Bebaloeng, sedangkan hari ketiga Kamis (19/5) memperkenalkan Menu Mie Urai Ayam spesial, kesemuanya tetap mengandalkan bumbu Bebaloeng 28 Jenis bumbu herbal.
Menu-menu baru tersebut dengan bumbu ala Bebaloeng cukup enak, seperti dikatakan oleh jurnalis massmedia Mirzoan Ilhamdi. “Ini menu baru Bebaloeng yang harus tetap dipertahankan walau PMK sudah usai. Karena makanan seperti ini akan disukai oleh kaum milenial, termasuk makanan cepat saji dan harga terjangkau,” terangnya.
Wartawan yang lain Hul Husen mengatakan, dengan racikan ala bumbu Bebaloeng rasa Mie jadi berbeda dengan Mie lainnya, tetap bumbu Bebaloengnya khas terasa pada mie berurai tersebut dan enak. Sambil Ia mengajak kepada yang lainnya yang suka kuliner merapat ke Bebaloeng dan rasakan sensasi dari menu-menu baru.
Menurut H. Husnuddin Achsyid, Kalau ikan dan ayam itu memang sudah lama menjadi menu tambahan selain Bebaloeng Kuah dan Bebaloeng Bakar. Semua menggunakan Bumbu Bebaloeng 28 herbal, Tanpa penyedap rasa dan MSG (Monosodium Glutamat) atau vetsin.
Artinya, kata Haji Husnuddin, bumbu herbal ini bisa dipakai sebagai bumbu inti untuk membuat kuliner apa saja termasuk masakan Seafood.
“Inovasi tiada henti itu yang ditunjukkan oleh pemilik Bebaloeng Masbagik, setiap saat ada saja menu baru baik itu minuman maupun makanan. Tetapi khusus makanan tidak meninggalkan bumbu khasnya, semua serba bumbu Bebaloeng,” demikian kata Dirut massmedia Ahyak Mudin saat menikmati menu baru Bebaloeng Masbagik. (Asbar)