Budaya  

Lalu Yopi, Keris Era Baru, Melestarikan Budaya dan Penunjang Industri Pariwisata

Lombok Timur – Sejak dahulu, Keris digunakan sebagai senjata, alat pusaka, objek spiritual, serta aksesoris untuk pakaian adat. Keris yang dikenal di masyarakat luas memiliki gelombang dan berkelok atau bergerigi. Umumnya, sebuah keris memiliki tiga bagian yaitu bilah (pisau), hulu (gagang), dan warangka (sarung). Diukir dengan teliti, bagian-bagian keris ini memiliki arti seni tersendiri.

Bahan pembentuk keris juga beraneka ragam, seperti logam mulia, kayu, gading, hingga terbuat dari emas.

Pada hari Rabu 11 Mei 2022 bertempat di Aranka Tempasan Pringgasela, jurnalis massmedia secara kebetulan bertemu dengan Paguyuban Anjani Keris Lombok,, Ketuanya Lalu Yopi Diansastra.

 

Miq Yopi, menjelaskan berdirinya Paguyuban Anjani Keris Lombok pada tahun 2015, diilhami oleh adanya pegiat perkerisan yang ada di Lombok. Ada 4 bidang dalam Perkerisan yaitu Empu yang membuat bilah kerisnya, Meranggi yang membuat sarungnya, Tatah logam yang membuat aksesoris, Pewarang yang mencuci Keris.

Sekretariat Paguyuban Anjani Keris Lombok di Jangkok Sandubaya Mataram sudah tercatat dalam Akta Notaris, sehingga legalitasnya sudah ada, salah satu tujuannya adalah melestarikan budaya khususnya Tosan Aji atau besi yang dimuliakan.(Tosan aji adalah istilah dalam bahasa Jawa untuk segala jenis senjata tradisional yang terbuat dari besi yang dianggap sebagai pusaka). Paguyuban Anjani Keris Lombok anggotanya dari berbagai kalangan berjumlah 50 orang.

Sejak tahun 2005, UNESCO menetapkan Keris sebagai Warisan Kecerdikan Budi Dunia Non-Bendawi Manusia.

Menurut Miq Yopi, Pada Era saat ini perkerisan kita tidak hanya berbicara benda Pusaka, atau Benda sejarah tetapi ada industri yang berjalan di dalamnya, anggota paguyuban ini yang bekerja dibidang Empu, Meranggi, Tatah logam dan Pewarang mereka ini lah yang memproduksi. “Inilah yang kami sebut industri, selain tujuannya melestarikan Budaya perkerisan, dan Pariwisata, para anggota melakukan konservasi terhadap benda bersejarah khususnya Keris,” ujarnya.

Mereka mengidentifikasi benda pusaka oleh bagian kurator untuk mengetahui usia keris, dibuat dari abad berapa dan jaman kerajaan apa. Di samping itu paguyuban ini juga mendorong ekonomi budaya, mengembangkan Pariwisata, IKM dan UMKM.

“Setelah memproduksi kami juga sering melakukan pameran-pameran, di berbagai Daerah luar Lombok, dan salah-satunya Event Nasional pada saat WSBK Mandalika dengan judul Pesona Keris Lombok. Bukan saja Keris lombok yang dipamerkan tetapi juga keris dari Bali, Jawa, dan daerah lainnya. Sehingga ini sebagai bursa keris yang diperdagangkan, ajang bisnis yang fantastik, bisa puluhan juta sampai ratusan juta rupiah,” tegasnya.

Dalam setiap pameran dijelaskan sejarah keris sejak jaman dulu, selain sebagai senjata, Keris ini juga sebagai ageman atau kelengkapan berpakaian adat,  mendorong Masyarakat agar cinta terhadap Budaya atau memasyarakatkan Keris terutama kepada anak-anak muda generasi penerus bangsa. 

“Paguyuban ini pergerakannya masih secara mandiri, setiap kegiatan pameran kami urunan, harapan kami ke depan Pemerintah Daerah akan memberikan bantuan untuk melestarikan budaya leluhur, khusus bidang perkerisan, harapnya.

Paguyuban Anjani Keris Lombok bergabung dalam payung skala Nasional yaitu di bawah naungan Senapati Nusantara di Jakarta Pimpinan Hasto Kristiyanto. “Harapan kami, Keris Lombok ini akan dikenal secara luas di tingkat Nasional maupun Internasional melalui pameran baik bakul (yang jualan) maupun Kolektor,” ujar Yopi.

Lebih lanjut menurut Lalu Yopi Diansatra, Keris itu di katagorikan menjadi dua yaitu Keris Sepuh atau Kuno dan Keris Kamardikaan, artinya Keris yang dibuat setelah Indonesia merdeka atau Keris Era baru. Bahkan kami di paguyuban ini banyak yang punya keris berusia ratusan tahun yang sudah terindentifikasi.

Keris ini merupakan benda budaya bukan lagi senjata tajam(sajam) jadi menurutnya, nanti setiap orang yang memakai pakaian adat terutama laki laki harus menyertakan keris sebagai kelengkapan berbusana adat,” tegasnya.

Ia memberitahukan, dalam waktu dekat bertempat di Tempasan Aranka Pringgasela kami akan mengukuhkan kepengurusan Cabang Paguyuban Anjani Keris Lombok Kabupaten Lombok Timur.

Ditingkat Nasional pada bulan Juli 2022 akan di adakan Musyawarah Agung Se-Indonesia, untuk memilih Sekretaris Jenderal Serikat Nasional Pelestari Tosan Aji Nusantara (Senapati Nusantara) masa bakti 2022-2026. (Asbar)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *