Lombok Timur – Tradisi Bejango atau Nyongkolan yang dilaksanakan hari Jum’at 18 Agustus 2023 di Kampung Karang Siswa, Desa Masbagik Selatan Kecamatan Masbagik, Kabupaten Lombok Timur, nampak berbeda dari biasanya. Karena pasangan pengantin adalah bule, pengantin Pria dan pengantin Wanita adalah warga Negara Jerman.
Pengantin yang memakai pakaian adat sasak terlihat cantik dan ganteng, anggun dan penuh pesona. Mereka adalah John Patrik Eger dan Jasmine Imogen Baner. Pasangan pengantin didampingi oleh saudaranya para terune dan dedare (Remaja dan remaji) Sasak, rombongan keluarga kedua mempelai dan Tokoh Masyarakat setempat.
Pengantin Pria, adalah putra dari Hadijah asli Masbagik dan Martin Eger dari Jerman. Hadijah yang kini bernama Helda Eger ikut suaminya di Jerman dan sudah 29 tahun menetap di Jerman.
Menurut Helda, orang tua pengantin Pria yang juga Anggota Asosiasi Akomodasi Indonesia (Asakomindo), Pasangan pengantin ini (John Patrik Eager dan Jasmine Imogen Baner) keduanya beragama Islam. “Mereka telah melangsungkan pernikahan di Freudenstadt daerah Stuttgart Jerman Barat pada 7 April 2023 yang lalu,” jelasnya.
Pada hari Jum’at sore(18/8) terlihat Arak-arakan ini diiringi dan diramaikan dengan berbagai alat musik tradisional dan kesenian khas suku Sasak. Salah satunya adalah musik tradisional Gendang Beleq dari Masbagik Utara Baru.
Lebih dari 600 meter berjalan kaki, kedua pasangan pengantin dan para peserta arak-arakan nyongkolan tersebut antusias turun ke jalan sambil mengenakan pakaian khas adat suku Sasak. Nampak beberapa teman pengantin asal Jerman ikut bergabung. Start dari SMPN 1 Masbagik menuju Kampung Karang Siswa Masbagik Selatan.
Salah seorang guide senior Asmuni, kerabat ibu Hadijah di lokasi mengatakan, pengantin Pria adalah Anak pertama dari tiga bersaudara. “Prosesi nyongkolan ini adalah keinginan dari orang tua mempelai Pria yaitu Ibu Hadijah. Ini dimaksudkan agar keluarga di Jerman tahu adat budaya sasak, video dan foto sebagai dokumentasi segera dikirim untuk keluarga besarnya mempelai wanita yang ada di Jerman,” terangnya.
Saat pelaksanaan tradisi nyongkolan ini berlangsung, arak-arakan pasangan pengantin didampingi oleh para terune dan dedare (Remaja dan remaji) Sasak. Juga ditemani oleh para tokoh agama, tokoh masyarakat, atau pemuka adat beserta sanak saudara berjalan menyusuri Dusun karang Siswa Masbagik selatan.
Untuk pakaian pengiring wanita menggunakan baju lambung, ada juga juga menggunakan baju kebaya, kain songket (sarung khas Lombok), penghias kepala, anting dan asesoris lainnya. Sementara bagi pengiring laki-laki menggunakan baju berwarna hitam, sarung tenun panjang khas Lombok dan sapuk (ikat kepala khas Lombok).
Untuk diketahui bahwa, tradisi Nyongkolan merupakan sebuah tradisi di mana sepasang pengantin diarak beramai-ramai layaknya seorang Raja menuju rumah sang pengantin wanita.
Tujuannya agar para warga sekitar mengetahui bahwa pasangan pengantin tersebut sudah menjadi sepasang suami istri yang sah. (Asbar)