Umum  

Jelang Akhir Tahun, YGSI Gelar Joint Monitoring Program Power to Youth Lombok Timur

Lombok Timur – Yayasan Gemilang Sehat Indonesia (YGSI) menggelar pertemuan Joint Monitoring Program Power to Youth Lombok Timur, Sabtu (7/12). Kegiatan ini diselenggarakan di Ruang Rapat Utama (Rupatama) 1 Kantor Bupati Lombok Timur.

Kegiatan Joint Monitoring ini menghadirkan Guru dan Siswa dari SMPN 1 Jerowaru, SMPN 5 Selong, MTs Darul Wustho, dan MTs NW Selayar. Selain itu hadir juga Pengurus Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM) dan Forum Anak Desa (FAD) Jerowaru, Paremas, Menceh, dan Gereneng Timur. 

Field Officer Lombok Timur, Samsul Hadi, dalam sambutannya menjelaskan bahwa kegiatan ini adalah kegiatan monitoring untuk sekolah dan desa intervensi program YGSI. Yang mana, peserta nanti akan bisa memberikan masukan dan koreksi atas kinerja dan program yang sudah berjalan. Mengingat Program Power to Youth akan berakhir tahun depan (baca:2025) sebelum bulan Desember, kurang dari setahun.

“Kegiatan ini adalah Joint Monitoring di Sekolah dan Desa untuk Program Power to Youth di Lombok Timur. Pada pertemuan ini kita bisa saling koreksi. Mohon kami diberikan masukan. Apa kira-kira yang perlu diperbaiki. Karena program ini akan berakhir sebelum Desember 2025, artinya kurang satu tahun,” terang Samsul.

Selain itu, Samsul menambahkan kegiatan ini diharapkan bisa memberikan masukan program apa yang akan dilakukan masing-masing sekolah dan desa. “Kita akan monitoring apa yang sudah dilakukan di desa. Apa rencana di tahun depan. Begitu juga di sekolah, apa yang sudah dilakukan di sekolah. Apa yang akan dilakukan tahun 2025,” rincinya.

Samsul juga memaparkan program yag sudah dilakukan menjelang berakhirnya tahun 2024, yaitu pelatihan membuat cerita bergambar dan komik. Kegiatan yang dilakukan pada akhir bulan Nopember ini menghadirkan ilustrator dan narasumber dari Literasi Rinjani. Hasil pelatihan tersebut kemudian diterapkan dengan membuat cerita bergambar dan komik tentang edukasi pencegahan merarik kodeq (baca: nikah usia anak), kekerasan seksual, dan perundungan. 

 

“Sampai akhir tahun ini, kita sedang membuat cerita bergambar. Ada beberapa komik juga yang akan menjadi media edukasi. Berharap sekolah yang lain juga akan bisa membuat pada tahun depan (baca:2025),” pungkasnya.

Selanjutnya masing-masing peserta dibagi dalam kelompok berdasarkan desa dan sekolah. Masing-masing kelompok kemudian berdiskusi tentang praktik baik dan rencana pada tahun 2025. Selanjutnya masing-masing memaparkan hasil diskusinya dan diberikan tanggapan oleh Tim YGSI dan peserta yang lain. (*) 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *