Oleh: Herman Rakha
Peneliti Lombok Research Center (LRC)
Bagi Propinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), sektor petanian merupakan salah satu sektor yang sangat penting dalam pembangunan ekonomi. Sektor ini memberikan kontribusi sebesar 23,19 persen pada tahun 2020 terhadap produk domestik regional bruto (PDRB), menyerap 34,68 persen dari seluruh jumlah tenaga kerja, dimana sebagian besarnya masih merupakan petani skala kecil.
Peran sektor pertanian bagi NTB sangatlah penting untuk memenuhi kebutuhan pangan dan gizi masyarakat NTB yang terus meningkat serta variasi pola pangan yang semakin beragam terutama di daerah perkotaan. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut maka, pemerintah daerah beserta stakeholders pembangunan lainnya memiliki komitmen bersama agar dapat mempertahankan dan meningkatkan produktivitas, keberlanjutan, dan daya saing sektor pertanian NTB.
Menurut data Badan Pusat Statistik (NTB), sebagian besar petani di NTB merupakan lulusan sekolah dasar dan/atau tidak tamat sekolah dasar (63,23 %), dan tidak menggunakan internet. Kondisi ini tentunya menjadi tantangan bagi pembangunan pertanian NTB terutama dalam kaitannya dengan upaya mentransformasikan kemajuan pengetahuan dan teknologi.
Di mana, secara nasional untuk solusi digital pada sektor pertanian menyasar beberapa bidang utama, yaitu, rantai pemasaran dan pengolahan data, akses pasar, layanan keuangan digital, informasi digital, serta pertanian presisi.
Kemajuan teknologi digital pada sektor pertanian global memiliki potensi untuk mewarnai wajah pertanian NTB terutama dengan kehadiran beberapa ekosistem perusahaan start-up yang berkembang dengan pesat. Namun, permasalahannya adalah terletak pada kenyataan bahwa para petani di NTB terutama petani-petani kecil umumnya tidak/atau kurang memiliki pengetahuan teknis didalam mengikuti perkembangan mekanisasi dan tren yang terjadi pada sektor pertanian. Hal ini secara tidak langsung tentunya juga akan mempengaruhi tingkat produktivitas.
Untuk itu, penting bagi pemerintah Propinsi NTB maupun pemerintah kabupaten/kota agar dapat menghadirkan solusi bagi para petani NTB dengan mengadopsi praktik-praktik pertanian melalui pemanfaatan kemajuan teknologi digital (internet). Apabila hal ini dapat diwijudkan maka, harapannya adalah peningkatan yang efiisien pada produksi makanan pokok berserta produk pertanian lainnya.
Selain itu, menghadirkan praktik pertanian melalui pemanfaatan internet akan memberikan jaminan kepastian harga yang adil bagi petani. Artinya, kehadiran solusi pasar (marketplace) yang menyederhanakan rantai pemasaran akan meningkatkan pendapatan petani dan stabilitas harga produk pertanian NTB dapat tercapai.
Bagi Lombok Research Center (LRC), terjadi ketidaksesuaian informasi kepada petani terkait dengan penawaran dan permintaan yang disebabkan oleh “kebebasan” mekanisme pasar yang berlangsung. Untuk itu, berinvestasi dalam data serta pengembangan ekosistem inovasi melalui perangkat lunak akan menjadi salah satu upaya pemerintah daerah untuk memberikan solusi pertanian dari huu ke hilir.
Investasi data dan ekosistem inovasi juga menawarkan solusi yang memungkinkan bagi kelompok petani dan badan usaha milik desa (BUMDes) sampai koperasi dapat bekerjasama secara lebih efisien melalui pemanfaatan teknologi dalam melakukan kegiatan usaha.
Salah satu contoh yang dapat dijadikan percontohan (pilot project) adalah diversifikasi pada pertanian sub sektor tanaman hortikultura. Adapun konsep dari lahan pertanian langsung ke konsumen dimana, konsep ini akan memungkinkan konsumen untuk membeli sayur dan buah-buahan segar langsung dari petani.
Konsep ini tentunya juga akan memberikan petani akses langsung kepada konsumen di wilayah perkotaan, perusahaan, bahkan kepada para pengusaha akomodasi pariwisata. Cara ini juga sekaligus memberikan kemudahan bagi para penggunanya untuk memperoleh informasi secara transparan mengenai produk pertanian yang segar dengan harga yang terjangkau dan kompetitif.
Investasi data dan ekosistem inovasi yang dapat dihadirkan oleh pemerintah daerah provinsi dan kabupaten/kota harus merupakan suatu ekosistem layanan satu atap bagi para petani NTB. Inovasi tersebut ke depannya akan menghadirkan produk pertanian NTB yang segar dengan jumlah dan kualitas yang stabil dan konsisten bagi para pemasok sekaligus juga mampu menghadirkan layanan penyediaan kepada akses keuangan atau pendanaan.
Solusi pertanian digital di Indonesia telah banyak tersedia sehingga, mereplikasi kedalam kebijakan pemerintah daerah di NTB tentunya memiliki potensi besar untuk dikembangkan sesuai dengan karakteristik pertanian daerah.
Namun, permasalahannya adalah belum terkumpulnya dan data sebagai bahan analisa yang berkualitas secara real-time, kurangnya dana dan akses pasar tentunya. Untuk itu, Lombok Research Center (LRC) berpandangan perlunya keterlibatan semua stakeholders baik, itu pemerintah daerah, sektor swasta, akademisi, dan organisasi masyarakat sipil lainnya.
Menghadirkan solusi pertanian digital di NTB akan menciptakan suatu ekosistem pertanian melalui pelibatan aktif semua pihak terutama yang sangat diharapkan adalah memberikan ruang bagi para inovator muda di NTB agar berkontribusi dan menghasilkan solusi bagi pertanian NTB.