IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS TPACK MENGGUNAKAN PENDEKATAN STEAM MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS CERITA FIKSI KELAS VIII SMP IT RAUDATUL MUJAHIDIN KUMBUNG

Oleh:

  1. MUHAMMAD NU’MAN WADI
  2. SAIROFI
  3. ROHMIYATI JALILAH
  4. TITI HARIANI
  5. SULFATUL UMMAH

BAB I PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah

Pembelajaran merupakan suatu proses perubahan tingkah laku baik aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Proses pembelajaran dipengaruhi oleh faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern berasal dari diri siswa mencakup minat, keinginan, dan kecakapan belajar. Faktor ekstern diantaranya guru dengan segala strateginya. Dalam mengemban tugas, guru menjadi kunci utama dalam proses pembelajaran, karenanya dituntut selalu melakukan inovasi pembelajaran mencakup penemuan dan pemanfaatan media, pengelolaan kelas, dan mengatur strategi pembelajaran dengan baik.

Dalam praktik pembelajaran Kurikulum merdeka, guru menggunakan berbagai media sesuai dengan tuntuan zaman dan kebutuhan bekajar peserta didik. Sebagian besar guru meyakini bahwa buku sebagai bahan ajar sudah sesuai dan baik digunakan di kelas karena diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Ternyata, dalam praktiknya, guru mengalami beberapa kesulitan seperti materi dan tugas tidak sesuai dengan latar belakang siswa. Selain itu, penulis masih berfokus pada penguasaan pengetahuan kognitif yang lebih mementingkan hafalan materi. Dengan demikian proses berpikir siswa masih dalam level C1 (mengingat), memahami (C2), dan C3 (aplikasi). Guru hampir tidak pernah melaksanakan pembelajaran yang berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills/ TPACK). Penulis juga jarang menggunakan media pembelajaran. Dampaknya, suasana pembelajaran di kelas kaku dan anak-anak tampak tidak ceria.

Berdasarkan fakta yang ditemui saat pembelajaran adalah suasana belajar yang monoton. Guru cenderung menggunakan metode ceramah, siswa tidak bergairah terutama pada jam-jam siang. Selain ceramah, metode yang selalu dilakukan guru adalah penugasan. Sebagian siswa mengaku jenuh dengan tugas-tugas yang hanya bersifat teoritis. Tinggal menyalin dari buku teks.

Untuk menghadapi era Revolusi Industri 4.0, siswa harus dibekali keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills). Salah satu model pembelajaran yang berorientasi pada TPACK dan disarankan dalam implementasi Kurikulum merdeka adalah model pembelajaran problem based learning , model pembelajaran ini menekankan pentingnya pemahaman Unsur atau ide – ide penting terhadap suatu disiplin ilmu melalui keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran.

Dalam PBL siswa dituntut untuk aktif dalam mengamati dan menganalisis permasalahan dan pemecahan masalah yang dihadapinya dengan menemukan dan menyelidiki permaslahan secara aktif dan berkolaborasi.

Setelah melaksanakan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan model PBL, penulis menemukan bahwa proses dan hasil belajar siswa meningkat. Lebih bagus dibandingkan pembelajaran sebelumnya. Ketika model PBL ini diterapkan pada kelas VIII yang lain ternyata proses dan hasil belalajar siswa sama baiknya. Praktik pembelajaran PBL yang berhasil baik ini penulis simpulkan sebagai sebuah Lesson Study pembelajaran berorientasi TPACK dengan pendekatan STEAM model problem based learning (PBL).

B.    Jenis Kegiatan

Kegiatan open class yang dilaporkan dalam laporan Lesson Study ini adalah kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia yang berorientasi TPACK dengan pendekatan STEAM model Problem Based Learning. Adapun kegiatan ini untuk mengetahui dampak sebelum dan setelah penerapan penerapan model dengan pendekatan STEAM model PBL pada materi Cerita Fiksi kelas VIII SMP IT Raudatul Mujahidin Kumbung.

 

C.    Manfaat Kegiatan

Manfaat penulisan Lesson Study ini adalah untuk meningkatkan kompetensi siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia terutama untuk menganalisis dan menulis suatu cerita sampai penyelesaiannya pada pembelalajaran yang berorientasi TPACK dengan menggunakan pendekatan STEAM model problem based learning pada materi Teks Cerita Fiksi kelas VIII SMP IT Raudatul Mujahidin Kumbung.

  1. Bagi Siswa
    1. Siswa akan lebih termotivasi dalam mengikuti pembelajaran
    2. Memberikan kesempatan kepada siswa agar dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dalam kegiatan belajar dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis.
    3. Mendorong siswa untuk meningkatkan kerjasama dan menumbuhkan sikap kepemimpinan
    4. Terkontrolnya tingkah laku positif siswa
    5. Menciptakan suasana kelas yang kondusif dan dinamis pada proses
    6. Meningkatkan hasil belajar
  2. Bagi guru
    1. Memperluas wawasan guru
    2. Meningkatkan profesionalitas kerja
    3. Meningkatkan peran guru sebagai fasilitator
    4. Memberikan motivasi bagi guru-guru lainnya
    5. Memperbaiki kinerja guru dalam proses pembelajaran TIK
  3. Bagi Sekolah
    1. Menerapkan metode yang dilaksanakan terhadap pelajaran yang lain
    2. Memanfaatkan metode dengan semaksimal mungkin
    3. Mengembangkan bakat untuk tercapainya visi dan misi sekolah

 

BAB II

PELAKSANAAN KEGIATAN

A.    Tujuan dan Sasaran

Tujuan penulisan Lesson Study ini adalah untuk mendeskripsikan pengalaman terbaik penulis dalam menerapkan pembelajaran yang berorientasi (TPACK). Sasaran pelaksanaan Lesson Study ini adalah siswa kelas VIII semester 2 di SMP IT Raudatul Mujahidin Kumbung.

B.    Bahan/Materi Kegiatan

Materi yang digunakan dalam Lesson Study pembelajaran ini adalah materi kelas VIII semester 2 yaitu Teks Cerita Fiksi yang merupakan pembelajaran Bahasa Indonesia. Berikut modul ajar yang digunakan :

Tabel 2.1. Tujuan Pembelajaran

 

TP 4.1 Peserta didik mengidentifikasi  Struktur Teks Fiksi
TP 4.2 Peserta didik menulis/membuat Teks Fiksi

 

 

C.    Cara Melaksanakan Kegiatan

Cara yang digunakan dalam pelaksanaan Lesson Study ini adalah menerapkan pembelajaran berorientasi TPACK dengan pendekatan STEAM model pembelajaran Problem based learning.

Berikut ini adalah langkah-langkah pelaksanaan Lesson Study yang telah dilakukan penulis.

  1. Pemilihan konten/ materi pembelajaran

Konten yang diajarkan disesuaikan dengan pembelajaran yang sedang berlansung sehingga penulis memilih konten pembelajaran yang telah ditetapkan dalam analisis CP ( capaian pembelajaran) pada semester genap yaitu teks  cerita Fiksi dari analisis TP (Tujuan Pembelajaran) mengidentifikasi informasi tentang teks cerita Fiksi , menganalisis unsur, menganalisis struktur sampai menulis teks cerita fiksi dengan pemanfaatan media Canva pada chromebook

  1. Pemilihan Model Pembelajaran

Model pembelajaran yang dipilih adalah problem based learning (PBL)

dengan tahapan:

  • Orientasi peserta didik pada masalah
  • Mengorganisasi peserta didik dalam belajar
  • Membimbing penyelidikan peserta didik secara mandiri atau kelompok
  • Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
  • Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
  1. Merencanakan kegiatan Pembelajaran sesuai dengan pendekatan STEAM. Pendekatan STEAM adalahsebuah pendekatan pembelajaran yang menekankan pada hubungan pengetahuan dan keterampilan science, technology, engineering, art, dan mathematics (STEAM) untuk mengatasi masalah dan meningkatkan semangat peserta didik dalam pmebelajaran. Model Pembelajaran Problem Based Learning, Pengembangan desain pembelajaran dilakukan dengan merinci kegiatan pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan sintak Problem Based Learning. Berikut ini adalah rencana kegiatan pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan pendekatan STEAM  model Problem Based Learning yang sudah dipaparkan pada modul ajar sebelumnya.
  2. Penyusunan Perangkat Pembelajaran

Berdasarkan hasil kerja 1 hingga 5 di atas kemudian disusun rencana pembelajaran yang komponennya sudah mengacu pada permendikbud no 12 tahun 2024. Modul ajar disusun dengan mengintegrasikan kegiatan literasi, penguatan pendidikan karakter (PPK), dan kecakapan abad 21, seperti berikut ini. (terlampir)

D.    Media dan Instrumen

Media pembelajaran yang digunakan dalam Lesson Study ini adalah media CANVA dan Quizziz yang ditayangkan melalui LCD serta buku siswa sebagai penunjang. Instrumen yang digunakan dalam Lesson Study ini ada 2 macam yaitu instrumen untuk mengamati proses pembelajaran  berupa lembar observasi dan         instrumen untuk melihat hasil belajar siswa dengan menggunakan tes tulis uraian singkat.

E.    Waktu dan Tempat Kegiatan

Lesson Study ini dilaksanakan pada tanggal 6 Januari 2025 bertempat di kelas VIII SMP IT Raudatul Mujahidin Kumbung. Kegiatan dimulai dengan perencanaan/Plan, Open Class ke-1, refleksi ke-1, Open Class ke-2, dan terkahir refleksi ke-2 berdasarkan waktu yang telah disepakati oleh anggota kelompok.

BAB III

HASIL KEGIATAN

 A.         Hasil

Hasil yang dapat dilaporkan dari Lesson Study ini diuraikan sebagai

berikut:

  1. Proses pembelajaran Bahasa Indonesia yang dilakukan dengan menerapkan pendekatan pembelajaran STEAM model pembelajaran problem based learning berlangsung aktif. Siswa menjadi lebih aktif merespon pertanyaan dari guru, termasuk mengajukan pertanyaan pada pendidik maupun temannya. Aktifitas pembelajaran yang dirancang sesuai sintak problem based learning mengharuskan siswa aktif selama proses pembelajaran.
  2. Pembelajaran bahasa Indonesia yang dilakukan dengan menerapkan pendekatan STEAM model problem based learning meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan transfer knowledge.

Setelah siswa menonton Teks Cerita Fiksi dan dilanjutkan dengan mengidentifikasi Teks Cerita Fiksi, siswa akan jauh lebih memahami unsur dan ciri Teks Cerita Fiksi. Pemahaman ini menjadi dasar siswa dalam mempelajari materi pengertian unsur dan ciri Teks Cerita Fiksi. Pemahaman ini membantu siswa dalam mengembangkan dan menyajikan unsur dan ciri Teks Cerita Fiksi dalam LKPD.

  1. Penerapan Pendekatan STEAM model pembelajaran Problem Based Learning meningkatkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis. Hal ini dapat dilihat dari tingkat partisipasi siswa untuk bertanya dan menganalisis unsur dan ciri Teks Cerita Fiksi yang dibahas dalam pembelajaran.

Dalam pembelajaran sebelumnya yang dilakukan penulis tanpa berorientasi TPACK suasana kelas cenderung sepi dan serius. Siswa cenderung bekerja sendiri-sendiri untuk berlomba menyelesaikan tugas yang diberikan guru tanpa menghiraukan benar salahnya. Fokus guru adalah bagaimana siswa dapat menyelesikan soal yang disajikan; kurang peduli pada proses berpikir siswa. Tak hanya itu, materi pembelajaran yang selama ini selalu disajikan dengan pola deduktif (diawali dengan ceramah teori tentang materi yang dipelajari, pemberian tugas, dan pembahasa), membuat siswa cenderung menghapalkan teori. Pengetahuan yang diperoleh siswa adalah apa yang diajarkan oleh guru.

Berbeda kondisinya dengan praktik baik pembelajaran bahasa Indonesia berorientasi TPACK dengan menerapkan pendekatan pembelajaran STEAM model problem based learning ini. Dalam pembelajaran ini pemahaman siswa tentang pengertian ,unsur dan ciri Teks Cerita Fiksi benar-benar dibangun oleh siswa melalui pengamatan dan diskusi yang meuntut kemampuan siswa untuk berpikir kritis.

  1. Penerapan pendekatan pembelajaran saintfik model problem based learning juga meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah (problem solving). Problem based learning yang diterapkan dengan menganalisis unsur Teks Cerita Fiksi berisi permasalahan kontekstual mampu mendorong siswa merumuskan pemecahan masalah.

Sebelum menerapkan pendekatan pembelajaran STEAM model problem based learning, penulis melaksanakan pembelajaran sesuai dengan buku guru dan buku siswa. Meskipun permasalahan yang disajikan dalam buku teks kadang kala kurang sesuai dengan kehidupan sehari-hari siswa, tetap saja penulis gunakan. Jenis teks yang digunakan juga hanya pada teks tulis dari buku teks.

Dengan menerapkan pendekatan STEAM model problem based learning, siswa tidak hanya belajar dari teks tulis, tetapi juga dari alam serta diberi kesempatan terbuka untuk mencari data, materi dari sumber lainnya termasuk di youtube dan lainya sesuai dengan pembelajaran abad 21.

B.         Masalah yang Dihadapi

Masalah yang dihadapi dalam pembelajaran terutama sekali adalah siswa belum terbiasa belajar dengan pendekatan STEAM model PBL. Siswa terbiasa menggunakan pendekatan menghapal untuk menghadapi ulangan. Dengan menggunakan pendekatan STEAM model problem based learning guru harus menyiapkan media dan alat yang digunakan. Kebiasaan guru yang mengajar hanya berdasarkan buku paket, harus diubah. Perubahan inilah yang menjadikan guru harus menyediakan waktu untuk menyiapkan pembelajaran. Dengan tujuan untuk mendapat antusias peserta didik dalam belajar pemahaman yang baik terhadap materi dan nilai ulangan yang baik dari peserta didik.

C.         Cara Mengatasi Masalah

Agar siswa yakin bahwa pembelajaran bahasa Indonesia dengan pendekatan STEAM model problem based learning dapat membantu mereka lebih menguasai materi pembelajaran, guru memberi penjelasan sekilas tentang apa, bagaimana, mengapa, dan manfaat belajar berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills/TPACK). Pemahaman dan kesadaran akan pentingnya TPACK dalam pembelajaran akan membuat siswa termotivasi untuk mengikuti pembelajaran. Selain itu, memberikan kesadaran bahwa belajar bukan sekadar menghapal teori dan konsep saja akan tetapi harus berorientai pada pembelajaran yang TPACK sehingga bisa membuat peserta didik menjadi lebih maju dan berkembang.

BAB IV

Simpulan dan Rekomendasi

  A.   Simpulan

Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.

  1. Pembelajaran bahasa Indonesia dengan pendekatan STEAM model problem based learning layak dijadikan praktik baik pembelajaran berorientasi TPACK karena dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan transfer pengetahuan, berpikir kritis, dan pemecahan masalah;
  2. Dengan penyusunan rancangan pembelajaran/ modul ajar secara sistematis dan cermat, pembelajaran Bahasa Indoneia dengan pendekatan STEAM model pembelajaran problem based learning yang dilaksanakan tidak sekadar berorientasi TPACK, tetapi juga mengintegrasikan PPK, literasi, dan kecakapan abad 21 yaitu pemanfaatan teknologi.

B.    Rekomendasi

Berdasarkan hasil Lesson Study pembelajaran bahasa Indonesia dengan pendekatan STEAM model pembelajaran problem based learning (PBL), berikut disampaikan rekomendasi yang relevan.

  1. Guru seharusnya tidak hanya mengajar dengan mengacu pada buku siswa dan buku guru serta jaring-jaring teks yang telah disediakan, tetapi berani melakukan inovasi pembelajaran bahasa Indonesia yang kontekstual sesuai dengan latar belakang siswa dan situasi dan kondisi sekolahnya. Hal ini akan membuat pembelajaran lebih bermakna.
  2. Siswa diharapkan untuk menerapkan kemampuan berpikir tingkat tinggi dalam belajar, tidak terbatas pada hapalan teori. Kemampuan belajar dengan cara ini akan membantu siswa menguasai materi secara lebih mendalam dan lebih tahan lama (tidak mudah lupa).
  3. Sekolah, terutama kepala sekolah dapat mendorong guru lain untuk ikut melaksanakan pembelajaran berorientasi TPACK.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *