Umum  

Hidup Umpama Madrasah

Oleh: Sandia

Ini adalah cerita yang ditulis dari pengalaman berlibur Anggota Massmedia pada hari Sabtu 10 April sampai dengan Minggu 11 April 2021.

Keyakinan akan kebesaran Allah SWT bahwa Dialah sang Maha Pengasih dan Maha Penyayang membawa kami melangkahkan kaki menuju pulau kecil yang terletak di Bagian Timur pulau Lombok yang dikenal dengan nama Gili Kondo.

Pulau kecil ini hanya dihuni oleh sepasang suami istri yg akrab dipanggil dengan Pak Haji dan Bu Hajjah yang merupakan penunggu sekaligus mengelola tempat ini, baik itu di bidang pengadaan fasilitas sarana maupun kebersihan. Untuk pembiayaannya didapat dari Swadaya masyarakat, bantuan pemerintah setempat dan juga sumbangan sukarela dari pengunjung yang mampir ke Pulau ini.

Di Gili Kondo, terdapat 5 buah gazebo (berugak) berukuran standar, 1 buah tempat ibadah (mushola) dan 2 buah toilet (kamar mandi). Untuk listrik digunakan alat Solar Cell untuk untuk mengaktifkan alat komunikasi dan lampu. Selain itu juga ada kantin dan penyewaan alat snorkeling yang juga dikelola oleh sepasang suami-istri tersebut.

Kembali kepada anggota Massmedia, tujuan kami menyebrang dengan harapan bahwa di tempat ini akan mendapatkan banyak pelajaran baru dan menambah kedekatan antar anggota Tim. Karena di tempat ini kami ingin mencoba untuk mengenal lebih dalam kepribadian anggota lainnya.

Sebelum berangkat, ada keraguan (ketakutan) pada beberapa anggota karena perahu kecil yang kami gunakan maksimal mampu membawa 15 orang, sedang kami berjumlah 14 orang. Akan tetapi kami mencoba saling berbagi semangat dan menenangkan anggota lainnya untuk menaiki perahu tersebut. Kami berangkat pada pukul 13.30 Wita, pada waktu ini ombak di laut cukup tenang. Alhamdulillah, kami dilancarkan dalam penyeberangan menuju Gili.

Ada banyak hal yang dapat dilakukan untuk membangun kedekatan antar anggota di antaranya adalah kekompakan dalam membagi tugas untuk menyiapkan segala sesuatunya yang kita butuhkan di antaranya pada saat bekerja sama membangun tenda, membagi tugas untuk mencari kayu bakar.

Sedang untuk konsumsi, kebetulan seorang anggota Massmedia memiliki komunitas penembak ikan yang bernama East Lombok Spearfishing. Regu ini berangkat lebih awal menggunakan perahu berbeda untuk bisa lebih cepat mencari ikan. Tidak hanya itu, bersama kami ada dari teman-teman musik yang membawa alat musik lengkap (versi akustik).

Dari deskripsi di atas sudah dapat dibayangkan betapa menyenangkan liburan ini bukan? Iya liburan ini memanglah sangat menyenangkan. Karena pada akhirnya kami dapat betul-betul menikmati waktu libur ini dengan hal-hal yang kami sukai.

Akan tetapi, berlibur bukan saja berbicara tentang bagaimana menghabiskan waktu luang untuk mendapatkan kebahagiaan sebanyak-banyaknya. Namun bertepatan dengan itu juga merupakan ujian akan seberapa ingat kita untuk bersyukur kepada Sang Pencipta.

Tidak ada kesepakatan akan agenda yang harus kita lakukan bersama, semua beraktivitas sesuai dengan keinginan masing-masing. Ada yang melakukan snorkeling, jalan-jalan berkeliling Gili, mendengarkan musik dan sebagainya.

Namun di sini ada satu kejadian yang di mana kita cukup kompak untuk itu tanpa direncanakan. Ketika Direktur Massmedia menanyakan waktu sholat Magrib kepada kami yang kala itu sedang berkumpul bercerita di pinggir pantai.

Seketika kami semua terbangun dan segera mengambil perlengkapan sholat kami masing-masing dan melaksanakan sholat berjamaah. Momen ini menjadi fokus saya sebagai penulis untuk terus berpikir dan menimbulkan banyak pertanyaan di antaranya, “apakah ini terjadi karena kebiasaan kita selama bersama direktur di kantor? Ataukah melaksanakannya karena kita berada di pulau kecil yang posisinya dikelilingi oleh lautan karena langit sudah mulai gelap? Dan mungkin kita melaksanakannya karena hanya sekedar ikut-ikutan?” Jawabannya terletak pada masing-masing dari kita. Pertanyaan dan pernyataan itu muncul murni karena kurangnya pengetahuan saya akan Agama Islam. 

Sampai cerita ini saya teringat dengan pesan seorang guru yang mengatakan “Hidup itu seperti sekolah, maka di manapun kita berada, harus mendapatkan sebuah pelajaran”. Oleh karenanya, gambar dan tulisan dalam postingan ini saya unggah untuk membuktikan pesan itu.

Gambar dan rangkaian Doa (harapan) yang ditulis merupakan hasil dari perjalanan dan diskusi kami selama berada di lokasi. Ada banyak hal yang kami diskusikan diantaranya adalah kajian Pariwisata, Ekonomi, Politik, Sosial Budaya dan Kemasyarakatan, serta tentunya Media Online yang saat ini sedang kita kaji kembali dan kembangkan di lingkungan tempat tinggal kita.

Ketika itu kami berdiskusi pada pukul 03.00 Wita sembari menunggu waktu subuh dan melaksanakan sholat subuh berjamaah. Lagi-lagi di sini saya mendapatkan sesuatu di mana ketika mendengarkan bacaan Ayat Al-Qur’an yang pembacanya memahami makna dari bacaannya itu berbeda dengan bacaan pembaca Al-Qur’an yang dilantunkan dengan suara merdu.

Setelah itu kami melanjutkan menyaksikan momen matahari terbit (sunrise di Gili Kondo). Namun, ada hal yang membuat lucu ialah ungkapan Do’a yang berbunyi “Ya Allah, jadikanlah hambamu ini ‘mlet jok aik’ ketika sampai rumah”. Sekalipun terdengar bercanda tapi disini saya merasa pesan yang ingin disampaikan adalah betapa besarnya pengaruh Do’a dalam kehidupan kita karena secara tidak langsung ketika mendengarkan itu saya pun berdoa dengan kalimat yang sama. Dan Alhamdulillah itu benar-benar dikabulkan.

Selanjutnya Do’a dari anggota kami yang berada dibelakang pada saat kembali dari Labuhan Lombok ke rumah masing-masing yang berangan-angan untuk mencari minuman dingin yang pada akhirnya diberikan lah kita Hujan yang merupakan berkah seperti yang dijelaskan dalam surat Al-Anfal ayat 11 yang artinya:

“(Ingatlah), ketika Allah membuat kamu mengantuk untuk memberi ketenteraman dari-Nya, dan Allah menurunkan air (hujan) dari langit kepadamu untuk menyucikan kamu dengan (hujan) itu dan menghilangkan gangguan-gangguan setan dari dirimu dan untuk menguatkan hatimu serta memperteguh telapak kakimu (teguh pendirian).

 

Ayat ini kita bahas setelah sampai rumah Komisaris Massmedia. Pada saat ini saya terpikir pada kejadian sebelumnya di mana saya merasakan ngantuk yang teramat sangat karena begadang semalaman, sedang di pertengahan jalan saya bergantian untuk menjadi sopir dan pada akhirnya bisa membawa kami sampai tujuan dengan selamat.

Semoga kita tetap diberikan kesehatan dan kesempatan untuk menikmati Ramadhan tahun ini. Aamiin

Marhaban yaa Ramadhan 1442 Hijriah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *