Lombok Timur – Kritik Wakil Bupati (Wabup) Lombok Timur, H. Rumaksi SJ kepada Bupati yang disampaikan di beberapa kesempatan menjadi perhatian banyak pihak. Sikap tersebut dinilai tidak elok lantaran disampaikan di muka umum. Sehingga terkesan hubungan keduanya (baca: Wakil Bupati dan Bupati) tidak harmonis.
Politisi Muda asal Masbagik, Hafizullah Mashuri, angkat bicara terkait hal ini. Menurutnya, apa yang dilakukan oleh Rumaksi tidaklah elok dan justru membuka aib sendiri. Bagaimana tidak, pasangan SUKMA adalah satu paket dalam pemerintahan Lotim saat ini.
“Sikap yang ditunjukkan oleh Wakil Bupati Lombok Timur terhadap Bupati Sukiman Azmy akhir-akhir ini saya rasa sangat tidak elok. Kritikan Wabup terhadap Bupati yang dilakukan di muka umum itu sama saja membuka aibnya sendiri. Ini kan tidak boleh sebenarnya dilakukan oleh Wabup terhadap Bupati karena mereka ini satu kesatuan,” tegas politisi yang akrab disapa Hafiz ini.
Menurut mantan Ketua Partai Nasdem Lombok Timur ini, kritikan Wabup bisa saja disampaikan secara tertutup dan langsung kepada Bupati, tidak perlu disampaikan saat Wabup berbicara di muka umum.
“Kritikan terbuka Wabup terhadap Bupati mulai dari mutasi jabatan dan yang terbaru terkait dengan alokasi anggaran ke Kampung Inggris seharusnya bisa disampaikan dengan elegan dan tertutup kepada Bupati. Bukan dengan cara seperti ini. Kalau begini caranya kan seperti sepasang suami istri yang sudah bosan dengan pernikahannya lantas membuka permasalahannya di setiap orang yang mereka temui, ini kan kekanak-kanakan namanya,” beber Hafiz.
Hafiz juga menilai, dari segi etika kepemimpinan, cara Wabup yang demikian itu tidak baik. Karena, menurut Hafiz, hal tersebut tidak elok jika dipertontonkan di depan masyarakat.
“Cara Wabup seperti ini juga dari segi etika kepemimpinan dan pemerintahan saya rasa sangat tidak baik. Mereka boleh mungkin tidak satu pandangan tapi jangan dipertontonkan seperti ini di masyarakat, kasian kita sebagai masyarakat yang dipimpinnya,” ungkap Politisi yang kini mantap di Partai Demokrat tersebut.
Kader Partai berlambang Bintang Mercy ini menegaskan gaya playing victim yang dimainkan oleh Wabup mencoreng tata kelola pemerintahan Lombok Timur. Ia meyakini apa yang dilakukan Bupati adalah dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik. Sehingga Wabup bisa saja menyampaikan apa yang dirasa kurang pas secara langsung. Tidak secara terbuka.
“Playing victim Wabup ke Bupati sangat mencoreng tata kelola pemerintahan Lotim. Saya yakin Pak Bupati juga melakukan ini atas dasar kebutuhan untuk mewujudkan good governance di Lombok Timur. Tapi mungkin Wabup menganggap ini kurang tepat. Seharusnya bisa disampaikan langsung ke Bupati, jangan dengan cara ribut seperti ini. Kita sebagai masyarakat saja ada etikanya mengkritik pemimpin apalagi Wabup terhadap Bupati. Malu sedikitlah sama masyarakat, kasian,” pungkasnya. (geges)