Berawal dari Pencegahan Abrasi, Pantai Tanjung Menangis Kini Mulai Ramai Pengunjung

Lombok Timur – Pantai Tanjung Menangis Dusun Ketapang Desa Pringgabaya kini menjadi tujuan wisata yang tidak hanya ramai dikunjungi pada hari libur dan akhir pekan, namun juga setiap harinya terutama sore sampai malam hari. Pantai yang dulunya sebagian besar masyarakat kenal dengan Pantai Ketapang ini menyajikan suasana yang jauh berbeda dari sebelumnya.

Perubahan pada Pantai Tanjung Menangis berawal dari pembangunan tanggul oleh Pemerintah Desa Pringgabaya dari Dana Desa dengan tujuan mencegah abrasi. Demikian tutur Ketua Pokdarwis Tanjung Menangis Desa Pringgabaya, Lalu Marzoan Jayadi, saat ditemui di salah satu lapak yang ada di pinggir Pantai pada sore Kamis, (5/8).

“Berawal dari pembangunan tanggul yang telah jadi, iseng-iseng bikin video, masukin di facebook dan Youtube. Kemudian banyak yang bertanya ini di mana. Banyak yang respon bahwa Tanjung Menangis sekarang sudah berubah,” tutur Laki-laki yang akrab dipanggil Yaya’ ini.

Yaya’ menambahkan, karena unggahan di media sosial itulah kemudian Pantai Tanjung Menangis banyak dikunjungi oleh orang. Melihat ramainya pengunjung inilah kemudian banyak yang berminat untuk berjualan dengan membuka lapak di pinggir pantai. Namun, Pokdarwis tidak ingin menerima sembarangan pedagang atau pelapak yang akan berjualan. Pedagang harus mempunyai konsep yang ditawarkan kepada Pokdarwis. Kalau konsep yang ditawarkan menarik, baru mereka diterima untuk membuka lapak di pinggir pantai. “Ada seleksi ketat oleh Pokdarwis,” tegas Yaya’.

Pantauan jurnalis media ini selama di lokasi terlihat banyak sekali pedagang yang berjualan dengan konsep yang menarik. Mulai dari gaya arsitektur Jepang, hiasan berupa bunga buatan, bean bag di pasir, dan spot swafoto berbagai bentuk yang instagramable. Tidak lupa pula lampu-lampu menghiasi setiap lapak menambah daya tarik bagi pengunjung ketika gelap mulai menyelimuti pantai. Selain itu, menu makanan dan minuman yang ditawarkan juga beragam layaknya cafe dan resto yang ada di tengah kota.

Menurut Jaya, terdapat 50 lapak yang ada di Pantai Tanjung menangis ini. Ia mengaku rutin mengunjungi tiap lapak yang ada untuk menanyakan konsep lapak ke depan. Ia menekankan kepada pelapak agar terus mengembangkan konsep lapak mereka masing-masing. Ini dimaksudkan agar konsep yang ada tidak monoton sehingga tetap menarik bagi pengunjung.

Tidak hanya ramai oleh pengunjung harian sejak sore sampai malam. Pantai Tanjung Menangis juga ramai dikunjungi oleh pengunjung yang ingin berkemah di pinggir pantai. Hal ini tutur Yaya’, karena selain lapak yang ada, Pokdarwis juga menyediakan tempat berkemah. Sehingga biasanya pada malam minggu banyak yang datang untuk berkemah. Dan setiap pengunjung yang masuk kawasan pantai ini cukup bayar Rp. 2,000 dan sudah termasuk biaya parkir kendaraan.

Pantai yang dikenal sebagai lokasi perayaan Rebo Bontong (hari Rabu terakhir pada bulan Safar) ini terus dibenahi oleh Pemerintah Desa setempat. Baik dari segi penataan lapak pedagang maupun dari segi atraksi wisata yang ke depan diharapkan bisa memanjakan pengunjung yang datang. Apa yang dilakukan oleh Pemerintah Desa dan Pokdarwis ini semakin menegaskan Desa Pringgabaya sebagai Desa Wisata yang mampu menghadirkan tidak hanya keindahan pantai namun juga atraksi wisata berupa budaya dan atraksi wisata lainnya. (geges)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *