Lombok Timur – Sejumlah anggota Parlemen Australia berkunjung ke Desa Loyok Kecamatan Sikur Kabupaten Lombok Timur pada Rabu (17/1).
Tampak hadir menyambut rombongan Delegasi Australia yaitu Penjabat (Pj) Bupati Lombok Timur, Kadis PMD, Kadis DP3AKB, Camat Sikur, dan BPD Loyok.
Dalam sambutannya, Pj. Bupati Lombok Timur H.M. Juaini Taofik memaparkan kondisi Lombok Timur yang merupakan kabupaten terpadat di provinsi NTB.
“24,5 % penduduk NTB ada di Lombok Timur,” terangnya.
Sebagaimana daerah padat lainnya, persoalan yang dihadapi Lombok Timur yaitu masih diliputi dengan angka kemiskinan yang masih tinggi yaitu 15,1% dan angka stunting 16,18% dan salah satu penyebab kemiskinan maupun stunting adalah masih tingginya tingkat perkawinan usia dini.
“Jadi dulu masih banyak usia perempuan itu 16 atau 17 tahun sudah menikah. Tetapi sekarang sudah ada undang-undang perkawinan minimal berumur 19 tahun,” jelas Taofik.
Akan tetapi, lanjut Taofik, sebelum undang-undang perkawinan ini lahir, Pemkab Lotim bersama Kapal Perempuan dan LPSDM sudah menginisiasi terbentuknya sebuah peraturan Bupati pada tahun 2020.
Di mana dengan peraturan Bupati itu, mengawasi masyarakat, aparat pemerintah untuk menjaga supaya perkawinan itu harus di usia yang ideal yaitu 19 tahun ke atas.
“Kalau ada perangkat desa atau petugas yang menikahkan masyarakat di bawah usia 19 tahun, maka akan ada sangsinya,” tegasnya.
Sejak dikeluarkan Perbup itu, sebanyak 239 desa di Lombok Timur sudah menurunkan dan mengaplikasikan menjadi Peraturan Desa.
“Semua desa di Lombok Timur sudah membuat peraturan tentang usia minimal perkawinan, termasuk desa Loyok, itu yang patut kita syukuri,” ucap Taofik.
Adapun dampak dari peraturan tersebut yaitu usia perkawinan semakin meningkat. Masyarakat atau perempuan yang menikah di bawah usia 19 tahun semakin sedikit.
Terkait Sekolah Perempuan, terang Taofik, awalnya terbentuk sekitar 23 Sekolah Perempuan yang diinisiasi oleh institut Kapal Perempuan dan LPSDM di Lombok Timur. Selanjutnya, Pemkab Lombok Timur melanjutkan dan kembangkan dengan menambah 10 Sekolah Perempuan.
“Jadi saat ini ada sekitar 33 Sekolah Perempuan di Lombok Timur. Salah satu sekolah perempuan yang menurut kami berhasil ada di desa Loyok,” tegasnya.
Atas nama Pemkab Lotim, Taofik mengucapkan terima kasih atas praktik baik yang telah dilakukan oleh Sekolah Perempuan Desa Loyok dan berharap dapat dilaksanakan terus menerus dan dicontoh oleh desa lainnya.
“Kami yakin dengan berpartisipasinya secara aktif kaum perempuan di desa ini, maka di sanalah pembangunan desa itu akan berhasil,” terangnya.
Sementara itu, Mis. Honola selaku Delegasi Australia mengapresiasi dan menghargai praktik baik yang dilakukan oleh Sekolah Perempuan di Desa Loyok.
Perempuan yang juga merupakan petani perempuan di Australia ini berpesan kepada kaum perempuan untuk terus belajar.
Di akhir sambutan, Honola mengucapkan terima kasih atas sambutan dan perlakuan spesial yang diberikan oleh pemerintah desa kepada rombongan Delegasi Australia. (*)