Lombok Timur – Forum Anak Desa (FAD) dan Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM) dari Desa Menceh dan Desa Gereneng Timur, Kecamatan Sakra Timur, Kabupaten Lombok Timur membuat kampanye pencegahan merarik kodeq (nikah usia anak) melalui media kreatif cerita bergambar dan komik. Melalui media ini mereka berharap anak-anak muda tertarik mengetahui penyebab dan dampak dari perkawinan anak.
Para peserta menyusun naskah cerita, membuat storyboard, sketsa, hingga komik dan cerita bergambar (cergam) yang sudah jadi. Kegiatan yang difasilitasi oleh Yayasan Gemilang Sehat Indonesia (YGSI) ini berlangsung selama tiga hari, 29 November sampai dengan 1 Desember 2024. Setelah kegiatan tersebut, dilanjutkan dengan penyelesaian karya dan siap diedarkan.
“Kalau dengan materi cerita seperti ini jadi lebih menarik. Setelah dicetak bisa juga diedarkan untuk masyarakat umum,” kata salah seorang peserta, Fikri.
Fikri menulis pengalamannya dan teman-teman FAD PATBM dalam sosialisasi pencegahan perkawinan usia anak. Dalam proses itu banyak kejadian sedih, lucu, menegangkan yang dihadapi para remaja Generasi Z ini. Jika diingat kembali, pengalaman itu penting sebagai pembelajaran bagi generasi muda bahwa perkawinan usia anak atau yang populer disebut merarik kodeq itu lebih banyak mudaratnya.
“Kami ingin remaja-remaja lainnya bisa memikirkan kembali dan tahu apa yang harus dilakukan jika seandainya nanti diajak merarik kodeq. Melalui cerita yang kami buat ini bisa tersebar luas,” terangnya.
Selain tema pencegahan perkawinan anak, para remaja ini juga membuat cerita dampak negatif media sosial. Salah satunya cerita tentang seorang remaja putri yang aktif di media sosial dan menjadi terkenal. Pada suatu hari dia berkenalan dengan seorang pria dan semakin akrab. Lama-kelamaan percakapan mereka mengarah ke hal negatif, puncaknya mereka video call tanpa busana. Akhirnya si remaja putri mendapat ancaman dan pemerasan. Dalam cerita ini, Forum Anak Desa (FAD) bertindak membantu remaja putri itu. Melaporkan pria yang mengancam dan melakukan pemerasan itu.
“Cerita ini dijumpai adik-adik FAD PATBM dan sering kita dengar peristiwa yang sama di tempat lain. Melalui media edukasi komik dan cergam ini kami berharap para remaja dan orang tua juga tahu bahaya media sosial dan tahu tindakan tepat yang harus dilakukan,’’ kata penanggung jawab kegiatan dari YGSI, Samsul.
Selama tiga hari pelatihan dan dilanjutkan menyelesaikan karya di pekan pertama Desember ini, Samsul berharap informasi tentang pencegahan merarik kodeq, pencegahan kekerasan seksual bisa semakin dikenal luas oleh masyarakat. Sasaran utamanya adalah para remaja yang rentan menjadi korban. Melalui media kreatif komik dan cergam ini, anak-anak muda, remaja tertarik untuk mempelajari lebih lanjut. Karya bersama para remaja Desa Menceh dan Desa Gereneng Timur ini nantinya akan disebarluaskan melalui cetak dan digital. Karya ini juga bisa menjadi bahan edukasi di sekolah-sekolah.
“Kami mengikuti gaya anak muda sekarang yang suka dengan visual, jadi materi kampanye pun kami sesuaikan dengan minat mereka,” kata Samsul.
Dalam kegiatan pelatihan, YGSI berkolaborasi komunitas Sekolah Literasi Rinjani dan UAC Creative Studio. Dua komunitas literasi ini aktif dalam menghasilkan karya. Selama ini mereka membuat karya bertema lingkungan dan budaya lokal. Kali ini komunitas ini diajak kolaborasi untuk karya penyadaran tentang persoalan yang dihadapi di masyarakat Lombok Timur, yaitu masih tingginya angka perkawinan anak. (*)