Lombok Timur – Akhir Bulan Ramadhan auranya sudah terasa. Perpaduan sentrifugal iman bertarikan iman dengan kekuatan sentripetal dunia pun, makin nampak.
“Masjid yang sedianya padat diisi orang beri’tikaf, kini nampak jelas sudah mulai pudar,” demikian disampaikan ustadz Multazam di Aikmel usai sholat tarawih, Selasa (18/4).
Lain halnya dengan mall atau pertokoan-pertokoan bahkan pegadaian-pegadaian coba lihat “katanya, sebagian pusat belanja yang selalu padat dengan banyak orang yang berjibaku untuk menyiapkan lebaran.
Kondisi itu makin terasa manakala setiap ruas jalan kondisinya macet dari Lombok Timur menuju kota Mataram, bahkan proyek pembangunan terancam tertunda juga.
Yang paling nampak kata Ustadz muda ini, “Tidak hanya itu, pegawai kantor sudah mulai berkemas dan merapikan dokumen serta menunda agenda yang berat untuk dikerjakan di kemudian hari, usai lebaran,” terangnya.
Semua sudah memaklumi akan hal itu. Belum lagi mudik telah digadang-gadang, ada yang sejatinya pulang untuk bersilaturahmi dengan keluarga di kampung.
“Namun ada pula yang nyatanya hanya untuk berlibur. Keperluan kendaraan pun disiapkan jauh jauh hari,” sebutnya.
THR (Tunjangan Hari Raya) menjadi kata yang paling populer dibahas. “Dapat dilihat di media sosial (Medsos) jadi pembicaraan bahkan jadi sebuah meme. Keseluruhannya menjadi bagian dari dinamika akhir Ramadhan,” katanya dengan berapi api.
Lebih lanjut Kata Ustadz, “Allah SWT tentu memahami sifat manusia yang mudah tersedot oleh kekuatan magnetik kepentingan pendek. Bila tak dikendalikan maka semua ibadah yang dikerjakan akan menjadi sia-sia dan berujung pada akhir yang buruk,” terangnya dengan sangat serius.
Oleh karena itu, Allah mengingatkan ada ‘lailatul qadar’ di akhir Ramadhan dan Rasulullah menyatakan saat ini adalah marhalah ‘itqun minan naar’ (penjagaan dari api neraka) setelah melewati fase ‘maghfirah’ (ampunan) dan ‘rahmah’ (kasih sayang),” tutupnya. (Asbar)
