massmedia.id, Lombok Timur – Kampung Ramadhan yang dikelola oleh komunitas Sahabat Seponjol dan UMKM Binaan GOW kini semakin ramai dikunjungi Masyarakat yang berburu takjil untuk berbuka puasa. Diketahui ada 25 pelapak atau Tenda di Kampung Ramadhan tersebut.
Pengunjung dapat memilih beragam takjil untuk buka puasa yang dijajakan para pedagang seperti aneka minuman, makanan, Nasi Kebuli, Nasi Ayam Kebus, sate bulayak, ikan bakar, termasuk juga minuman es dan masakan rumahan.
Salah seorang pedagang kuliner binaan Gabungan Organisasi Wanita (GOW), Atik Sumi, merasa bersyukur memasuki malam ke-7 Kampung Ramadhan, semuanya habis terjual. Ia juga berharap semuanya menjadi berkah karena hasil penjualan di Kampung Ramadhan juga disisihkan untuk sedekah.
Atik, demikian sapaan akrabnya, mengungkapkan ini pertama kali kolaborasi Sahabat Seponjol (SS) dan UMKM Binaan Gabungan Organisasi Wanita (GOW) yang diKetuai Hj. Siti Kudsiah Rumaksi, dan Perkumpulan Wanita Wirausaha Indonesia (PERWIRA) Lombok Timur. Dia berharap ke depan akan terjalin kerja sama yang lebih baik untuk mengembangkan UMKM di Lombok Timur.
Atik juga berpesan kepada para pedagang yang tergabung dalam Sahabat Seponjol untuk tidak menyia-nyiakan kesempatan ini untuk meraup keuntungan sambil bersedekah. “Manfaatkan peluang selama ada, kesempatan tidak datang dua kali, dengan menjalin silaturahmi akan memudahkan pintu rizki,” terangnya.
Amri atau dikenal dengan nama Awek, Ketua Komunitas Sahabat Seponjol, mengatakan tujuan dibukanya Kampung Ramadhan ini untuk membantu dan membuka peluang usaha bagi Pemuda Masbagik di tengah Pandemi COVID-19. Tidak lupa pula pihaknya tetap menekankan kepada para penjual maupun pengunjung untuk tetap menerapkan protokol kesehatan.
“Kami dari pihak pengelola Kampung Ramadhan ini tetap memperhatikan dan mengingatkan pengunjung agar tetap menjaga jarak serta mematuhi Protokol Kesehatan,” terangnya saat ditemui Selasa, (20/4).
Syaifuloh, salah seorang pengunjung dari Tanak Malit Masbagik Selatan, menyarankan kepada panitia penyelenggara Kampung Ramadhan agar lapak yang digunakan para pedagang juga diatur jaraknya, sehingga tidak berdekatan antar pedagang. Setidaknya antara tenda satu dengan tenda yang lainnya berjarak 2 meter. Sedangkan Anwar dari Nibas Masbagik Utara Baru menyoroti parkiran sepertinya masih tidak rapi dan terkesan tidak tertib.
“Jadi bagi mengelola Kampung Ramadhan diharapkan juga patuh dan memperhatikan prokes, bahkan lapak antar pedagang harus ada jaraknya untuk mencegah kerumunan di satu titik,” pinta Anwar. (Asbar)