Mataram – Politisi Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura), Teguh Satya Bhakti, mengkritik pernyataan kontroversial dari Dr. Zulkieflimansyah, mantan Gubernur NTB, yang viral baru-baru ini. Dalam sebuah video, Zulkieflimansyah mengklaim bahwa hasil survei elektabilitas Ganjar Pranowo di NTB paling rendah.
Hal tersebut justru dianggap menyesatkan publik, terutama masyarakat NTB. Sehingga masyarakat diharapkan tidak mempercayai pernyataan mantan Gubernur yang dinilai gagal membangun daerah tersebut. Karena tampaknya mantan Gubernur itu, tidak mengikuti perkembangan dinamika politik nasional dan menyarankan untuk mengabaikannya.
“Jadi wawasan politik nasionalnya sudah gak up to date lagi. Diabaikan saja, gak perlu dianggap sebagai yang maha benar,” kata Teguh Satya Bhakti (TSB) melalui keterangan tertulis, Senin (08/01).
Dikatakannya, dirinya meragukan validitas hasil survei terkait Capres No. 3 Ganjar-Mahfud. Menurutnya, riset dari lembaga survei saat ini tidak lagi dapat dijadikan acuan mutlak untuk menilai kontestasi Pileg dan Pilpres 2024.
Bahkan ditegaskannya, seharusnya perlu dilakukan identifikasi beberapa faktor lain yang harus dipertimbangkan, termasuk kemajuan teknologi informasi, kesadaran kolektif masyarakat untuk memperbaiki negara, dan pemahaman masyarakat terhadap pemimpin yang baik atau buruk.
Masyarakat merupakan pengendali dan penentu kemana negara ini hendak dibawa dalam Pileg dan Pilpres 2024 nanti.
“Masyarakat Indonesia sekarang sudah pintar. Mereka tidak lagi mau hanya sekadar dijadikan sebagai objek dalam setiap Pemilu. Mereka sekarang telah naik level berubah menjadi subjek Pemilu,” tegasnya. (*)