Pengelolaan Tidak Optimal, Osamtu di Sembalun Bumbung Ditutup

Lombok Timur – Olah Sampah Tuntas Terpadu (Osamtu) di Desa Sembalun Bumbung Kecamatan Sembalun yang merupakan Pilot Project Pemerintah Daerah (Pemda) Lombok Timur (Lotim) ditutup karena tidak mampu mengelola sampah dari masyarakat setempat.

Kepala Bidang Kebersihan, Dinas Lingkungan Hidup Lotim, Dedi Sutarmin, memaklumi kendala Pemerintah Desa (Pemdes) Sembalun Bumbung dalam mengelola sampah di Osamtu yang diresmikan pada 30 September 2020 tersebut. 

“Sebelum itu, kami sudah koordinasi dengan Kepala Desa Sembalun Bumbung, terkait dengan kendala yang mereka hadapi di sana,” ucap Dedi Sutarmi, saat dikonfirmasi, Rabu 2 Februari 2022.

Dikatakan Dedi, beberapa Desa yang menginisiasi pembangunan Osamtu, jauh hari pihaknya sudah memberikan arahan agar dapat berjalan. 

Mulai dari tata kelola Osamtu dan pengelolaan sampah. Seperti pemilahan sampah organik dan non organik sebelum dilakukan proses pembakaran. 

“Intinya adalah, ketika mereka menggunakan pola itu, penanganan sampah harus dipilah dulu. Ketika tidak ada proses pemilahan, pasti tidak bisa berjalan,” ucapnya.

Dijelaskan Dedi, pemilahan sampah dapat langsung pada pihak pertama yaitu masyarakat, atau pihak kedua, pengelola Osamtu. Harus dilakukan pemilahan sebelum dilakukan proses penangan melalui alat tersebut.

Sementara, dilihat dari sarana prasarana yang dimiliki tentu kesulitan. Penyebab lain, volume sampah perhari dan kondisi cuaca intensitas cukup tinggi di daerah Sembalun. 

“Kesulitan mereka karena sampahnya basah dan karakteristik sampahnya kebanyakan organik,” ujarnya. 

Lebih lanjut, dirinya juga menyayangkan, sampah tersebut sampai dibuang ke sungai, apalagi terkait dengan sampah yang non organik. 

Di sisi lain, pada saat kondisi seperti ini, tidak bisa saling menyalahkan. Semua bertanggung jawab atas pengelolaan sampah tersebut. 

“Kelola sampah mulai dari kita pilah sampah dari rumah. Pemdes juga bertanggung jawab dengan dibangunnya Osamtu itu, dengan harapan dapat mengatasi masalah sampah warganya,” katanya.

Dirinya berharap, Osamtu yang ditutup tersebut dapat dioperasikan kembali, kalau masih dapat dijalankan. Seperti Desa Sembalun Timba Gading, benar benar dijalankan. 

“Saya menyarankan agar sampah hari itu masuk, selesai hari itu juga. Baik proses pemilahan dan pembakaran residunya. Jangan sampai ada penumpukan, seperti di Desa Sembalun Timba Gading,” tandasnya. (HH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *