Lombok Timur – Orientasi pemeriksaan kualitas air yang dilaksanakan selama tiga hari dari tanggal 20 s/d 22 Mei 2024 di Kabupaten Lombok Timur dengan melibatkan 70 orang peserta terdiri dari Sanitarian di 19 Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Timur dan Provinsi NTB. Pada penutupan acara yang dihadiri langsung oleh Direktur Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Daerah NTB, Ahmad Hidayat dalam sambutannya mengapresiasi kehadiran dan keaktifan Sanitarian dalam mengikuti rangkaian kegiatan orientasi yang difasilitasi oleh Bapelkes Mataram. Kegiatan yang didukung oleh UNICEF dan pemerintah Korea tersebut saat ini fokus dilaksanakan di Kabupaten Lombok Timur.
Acara yang juga dihadiri oleh Kepala Bapelkes Mataram Ali Wardana melalui Zoom Meetin menyampaikan materi mengenai kebijakan Diklat bagi ASN. Ali menyatakan pentingnya kegiatan pelatihan guna menunjang kinerja ASN. Selain itu, Diklat sebagai salah satu prasyarat sertifikasi profesi jabatan fungsional khususnya bagi tenaga kesehatan dalam hal ini Sanitarian di Puskesmas.
Kegiatan juga dirangkai dengan Praktek lapangan di hari ke tiga, yang mana Sanitarian diterjunkan langsung ke lokasi Praktek di 6 lokasi desa/kelurahan di kecamatan Selong Lombok Timur. Peserta dibagi ke dalam 6 kelompok yang selanjutnya melakukan pemeriksaan air ke rumah tangga. Rizal Smith selaku Kasi Kesling Dinas Kesehatan Provinsi yang sekaligus bertindak sebagai fasilitator dalam kegiatan pengambilan sampel menyatakan ada dua fokus sampel yang akan diperiksa.
“Ada dua fokus sampel yang akan kita periksa yaitu berdasarkan pada Point of Access (POA) dan Point of Use (POU), yang mana dalam pemeriksaan POA terdiri dari sumber air bersih yang digunakan untuk minu oleh masyarakat dan POU yang merupakan titik konsumsi langsung sumber air minum dengan paramter yang sudah kita bagi per kelompok yaitu menggunakan 5 parameter antara lain TDS, PH, E Coli, nitrat dan nitrit,” tutur Rizal.
Diakui Rizal, kegiatan yang didukung oleh UNICEF ini merupakan yang pertama kali diselenggarakan khususnya di NTB. Dalam pemeriksaan kualitas air minum, tidak hanya Sanitarian yang terlibat akan tetapi dalam prakteknya juga akan melibatkan Kader yang akan aktif dalam membantu pengisian form penilaian IKL (Indeks Kualitas Lingkungan) khususnya air bersih sebagaimana mandat SKAMRT yang dilaksanakan oleh Kemenkes. Hal ini merupakan langkah untuk memulai ketuntasan permasalahan pilar ketiga dari STBM di NTB. Harapannya dari kegiatan pilot project di Kabupaten Lombok Timur ini nantinya akan dikembangkan atau dilaksanakan juga di Kabupaten kota yang lain.
Yuni Riawati selaku WASH Officer PKBI Paerah NTB menuturkan, kegiatan Orientasi Pemantauan Kualitas Air yang dilaksanakan saat ini merupakan rangkaian dari output 4 kegiatan WASH yang dilaksanakan. Setelah sebelumnya juga dilaksanakan pelatihan Kader di 18 Puskesmas masing-masing menghadirkan 35 orang kader per Puskesmas dan difasilitasi oleh Sanitarian Puskesmas. Pasca orientasi yang dilaksanakan kemudian akan dilaksanakan pemantauan dan pemeriksaan air di 15 rumah tangga sampel di 18 desa masing-masing wilayah kerja Puskesmas yang disepakati berdasarkan jumlah kasus diare tertinggi di lokasi desa wilayah kerja Puskesmas.
Sementara itu, Rostia La Ode Pado, WASH Officer UNICEF wilayah NTB-NTT menuturkan, UNICEF yang didukung oleh Pemerintah Korea sangat mengapresiasi kegiatan yang difasilitasi PKBI Daerah NTB kerjasama Dinas Kesehatan Provinsi, Kabupaten dengan Bapelkes. Ke depan harapannya pemeriksaan dan pemantauan kualitas air ini akan dapat direplikasi di daerah yang lain. (*)