Lombok Timur – Sifat Profesional dalam kepribadian seorang guru akan terlihat dari sikap komitmennya terhadap pekerjaan dan institusi pendidikan tempat dia mengajar, yang ditandai dengan tiga indikator besar, yakni sangat mempercayai institusinya, sangat ingin memajukan institusi pendidikan tempat dia bekerja, dan dia akan sangat berkeinginan untuk terus mendedikasikan keahliannya di institusi tempat dia bekerja.
Kemudian, sifat profesional dalam kepribadian seorang guru juga dapat dilihat dari rasa percaya diri, yang ditandai antara lain, memiliki motivasi yang kuat untuk berprestasi, memiliki emosi yang stabil, kemudian seorang guru dengan kepribadian yang baik dan memiliki rasa percaya diri harus memperlihatkan cara berpikir yang selalu positif, selalu berkeinginan keras untuk memajukan institusi, siap menghadapi risiko, dan selalu sehat, ceria dan energik.
Massmedia berkesempatan berkunjung ke Sekolah, ngobrol bareng dengan sosok Guru mengajar di Sekolah Swasta cukup terpencil jauh dari keramaian, adalah Marliati Isnaini, mengajar mata pelajaran IPA di SMP Riyadul Falah Aikperapa Kecamatan Aikmel Kabupaten Lombok Timur.
Meski gaji terbilang jauh dari kata mensejahterakan, Ia telah 14 tahun mengabdi. Suatu perjuangan cukup panjang, mengingat tempat kerja yang cukup jauh, puluhan kilometer untuk menempuh perjalan untuk sampai ke daerah tersebut. Pulang pergi menggunakan sepeda motor dari rumahnya di Pancor sejak tahun 2009-hingga saat ini, belum lagi kondisi jalanan yang dulunya masih tanah bebatuan.
Hal yang paling menyedihkan menurut ibu dari dua orang anak ini, ketika kadang rasanya Sekolah Swasta terasa di anak tirikan oleh Pemerintah dari berbagai aspek. Sering kali Sekolah Negeri selalu jadi nomor satu. Padahal sama-sama mengabdi,
Ia berharap pemerintah mengangkat saja para guru yang puluhan tahun mengabdi atau yang terdata di Database atau Data Pokok Pendidikan Berskala Nasional (DAPODIK) Karena Itu sudah jelas kenapa harus ada tes yang kadang tidak sesuai dengan kemampuan siswa.
Yang membuat Ia terpacu mengajar di daerah terpencil, karena sebagian besar siswa saya adalah anak -anak yang hebat karena diakibatkan oleh keadaan, kadang dirinya miris melihat perjuangan mereka.
“Ada hal yang tidak bisa saya beli dengan uang meski jauh tapi saya begitu semangat karena begitu datang siswa saya menyambut dengan kasih sayang, menanyakan saya ketika saya tidak masuk sekolah, yang artinya, kasih sayang mereka membuat saya selalu terpanggil untuk terus mengingat mereka, semangat mereka untuk menuntut ilmu luar biasa, belum lagi Masyarakat yang begitu welcome dan rekan-rekan guru yang kekeluargaannya luar biasa tanpa membedakan satu dengan yang lainnya,” terang guru yang akrab dipanggil Lia ini.
Hal ini yang membuat betah lama di sana, meski misalkan ada yang menawari kerja sekitaran Selong sungguh move on dari sekolah ini sampai saat ini belum terlintas dalam pikirannya, karena siswa saya adalah yang terbaik berjuang bersama.
Ibu Guru Marliati, sesekali home visit ke rumah muridnya dan mendengarkan keluh kesah mereka ternyata kadang mereka putus sekolah karena biaya dan bahkan jauh dari orang tua, ada pula yang hanya tinggal dengan kakak karena orang tuanya sudah tidak ada atau mereka tinggal dengan neneknya.
Anak pertama dari tiga bersaudara ini ternyata awal karirnya adalah seorang broadcaster (penyiar radio). “Broadcasting is my hobby. Dari dulu suka saja melihat pembawa acara di televisi-televisi dan profesi jurnalis,” kata Lia.
Pengalaman menarik, lucu dan sekaligus haru, dulu mengawali karir di dunia broadcasting penuh tantangan pernah ditolak siaran, pernah dimatikan aliran listrik oleh salah satu tempat magang gara-gara salah baca berita, sejak itu Ia bertekad terus belajar, dan berjanji pada dirinya sendiri,” kalau saya pasti bisa masuk di radio yang segmennya News” Alhamdulillah, “Katanya, menjadi salah satu penyiar yang bisa membawa acara berita, karena tidak semua penyiar radio bisa membawa acara berita, perlu skill dan latihan khusus.
Marliati Isnaini setelah lulus dari Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Selong, langsung kuliah di Universitas Hamzanwadi mengambil jurusan Pendidikan biologi. Ia juga pernah siaran di beberapa Radio swasta di Lombok Timur, ternyata Marliati atau temannya sering manggil Lia,. Ia penggemar berat Najwa Shihab, pembawa acara di sebuah televisi swasta, menurutnya Najwa Shihab adalah sosok perempuan hebat yang berani dan cerdas pola pikirnya, sehingga memberi inspirasi dan jadi diri sendiri banget ini yang bikin Lia nge-fans berat sampai sekarang.
Marliani selain aktif mengajar, Ia juga punya bisnis online dan offline dan pada saat ini juga Ia sebagai news anchor, seseorang yang membawakan materi berita dan sering terlibat dalam memberikan improvisasi seperti komentar dalam siaran langsung ( Live Report) yang dibawakannya di Lombok Sinergi Nusantara (Losinta entertainment) Lombok Timur, juga berkiprah sebagai bendahara umum Ikatan Keluarga Alumni Universitas Hamzanwadi.
Menurut bintang di film komedi pendek Caemunah karya Losinta entertainment ini, ketika ditanyakan dengan banyak aktivitas bagaimana cara mengaturnya?
Menurut ibu guru muda ini, pastinya management waktu yang harus ditata seefisien mungkin, anak-anaknya dididik mandiri sedari kecil karena semua juga nantinya untuk masa depan bersama, selain itu juga peran keluarga dan suami turut serta mensuport semua aktivitas, jadi waktu kami bagi-bagi sebisa mungkin, jadi seorang ibu rumah tangga dan wanita karir, dan bersyukurnya lagi dapat atasan yang sangat baik dan mengerti kondisi saya.
Baginya ini adalah salah satu bentuk kasih sayang dari Tuhan dengan menghadirkan orang-orang baik di hidup saya namun tentu banyak perjuangan tidak sekedar kerja tapi juga diimbangi dengan ujian hidup dan tantangan. (Asbar)