Lombok Timur – Event Tahunan Masbagik Festival tidak lama lagi akan digelar. Event kebanggaan masyarakat Masbagik yang memasuki tahun ke-9 tersebut akan digelar pada bulan September 2024.
Berbeda dari Masbagik Festival sebelumnya, kali ini Panitia mengadakan Kontes Tari Dayang-dayang Se-Pulau Lombok. Event tahun ini mengangkat tema “Lestarikan Budaya sebagai Citra Bangsa”, dengan penyelenggaraan di Aula Restoran Bebaloeng Masbagik dari Tanggal 5 s/d 11 September 2024.
Pendaftaran dibuka tanggal 1 Agustus dan ditutup 17 Agustus 2024. Tempat pendaftaran untuk offline bisa langsung ke Restoran Bebaloeng Masbagik Bagik Bontong atau di Toko Aneka Jalan Masbagik Selong. Pendaftaran juga bisa melalui online ke Wahyudi Pu’en telp/WA 081 907 244 054, dengan uang pendaftaran sebesar Rp100.000/Group.
Peserta Tari dibagi dalam 4 Jenjang mulai Sekolah Dasar (SD), SMP, SMA dan Umum. Aturan Pakem Jumlah Penari 4 orang, Busana menggunakan baju Lambung Sasak, Properti tari menggunakan bokor tanah (gerabah) dan kain motif Songket. Teknikal meeting Tanggal 17 Agustus 2024, Jam 16.00 s/d 17.30 WITA, bertempat di Aula Restoran Bebaloeng Masbagik.
Rangkaian Acara Masfes’2024 dibagi menjadi tiga lokasi, yaitu untuk Kontes Tari Dayang-dayang digelar di Aula Restoran Bebaloeng. Lokasi Event Belanjakan di GOR Pemuda Masbagik dan penutupan Lokasi Acara Malam Anugerah dan hiburan digelar di lapangan Gotong Royong Masbagik.
Ketua Panitia Masfest ‘2024 Wahyudi Idris, kepada massmedia Rabu (31/7) menjelaskan, bahwa Main event tahun ini ada dua yaitu Bela diri Belanjakan khas Masbagik dan Kontes Tari Dayang-dayang.
“Belanjakan merupakan event utama atau icon kegiatan Masfest. Sedangkan Tari Dayang-dayang adalah tarian maskot Masfest dari Tahun 2016-2024. Jadi sekarang sudah memasuki Tahun ke-9,” bebernya.
Tahun ini Panitia Masfest bermaksud mengadakan Lomba Tari Dayang-dayang dengan tujuan menyebarluaskan budaya Tari Dayang-dayang kepada masyarakat. “Diharapkan nantinya tarian ini juga bisa jadi maskot Masbagik atau Lombok Timur bahkan maskot Suku Sasak Se-Pulau Lombok,” harap Guru Wahyudi.
Selanjutnya Wahyudi Pu’en menuturkan, bahwa Tarian Dayang-dayang tercipta oleh dirinya pada Event Expo Budaya Dispar Lotim di TMII Jakarta Tahun 2015 yang lalu.
“Tarian ini pada dasarnya merupakan sebuah penggalan Tari dalam drama Tari Tegining Teganang. Di dalamnya ada adegan dalam sebuah kerajaan, seorang Raja disambut oleh Dayang-dayang, sehingga tarian itu tercipta,” terangnya.
Diakui oleh Wahyudi, dirinya terinspirasi pada setiap ada kegiatan baik formal maupun non formal, muncullah ide untuk mengkreasikan dan membentuk penggalan tarian itu menjadi sebuah tarian utuh yang berbentuk tari penyambutan tamu.
“Di daerah kita saat ini sangat minim sebuah karya tarian khusus penyambutan tamu. Oleh karena itu setelah di remake gerakan pada sendratarinya menjadi gerakan sebuah tarian utuh, maka munculah Tari Dayang-dayang tanpa merubah nama tarian yang ada pada bagian drama tari tegining teganang,” terangnya.
Tari untuk penyambutan ini, kata Wahyudi, sudah mulai dikenal Masyarakat dan banyak diajarkan juga oleh Para Guru dan seniman tari di Lombok Timur. (Asbar)