Mataram – Dalam rangka mendukung upaya pemerintah provinsi NTB dalam percepatan penurunan kasus kematian ibu dan anak di wilayah NTB, UNICEF bersama mitra pelaksana PKBI Provinsi NTB bersama Dinas Kesehatan Provinsi NTB, BAPELKES Mataram, dan Kementrian Kesehatan RI melakukan serangkaian kegiatan meliputi asesmen cepat (rapid asesmen) layanan esensial di tingkat Puskesmas. Kegiatan ini diikuti dengan diseminasi hasil dan penyusunan rencana tindak lanjut untuk mengatasi tantangan-tantangan yang ada dan mendukung perbaikan-perbaikan capaian program yang sudah ada. Salah satu rekomendasi dalam diseminasi hasil dan diskusi teknis Dinas Kesehatan Provinsi NTB, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota adalah peningkatan kapasitas tenaga kesehatan pada Puskesmas.
Merujuk rekomendasi tersebut, menjadi kesepakatan bersama antara Dinas Kesehatan provinsi NTB, Bapelkes Mataram Kementrian Kesehatan RI, UNICEF dan PKBI Provinsi NTB untuk melaksanakan Pelatihan pelayanan kesehatan maternal dan neonatal terakreditasi nasional bagi Bidan dalam 4 angkatan (80 orang bidan). Pelatihan dilaksanakan melalui metode yang merujuk pada Pedoman penyelenggaran pelatihan terakreditasi nasional, dengan 3 hari pelatihan melalui daring (online); 2 hari pelatihan melalui luring (offline/ tatap muka) dan 2 hari kalakarya/ on the job training pada wahana Rumah Sakit yang ditunjuk. Kegiatan dimulai dari tanggal 5 sd 18 mei 2024.
Pada minggu sebelumnya pada minggu pertama Mei 2024, telah melaksanakan kegiatan peningkatan pengetahuan dan keterampilan tenaga kesehatan dokter umum dan perawat melalui Workshop/ Lokakarya Layanan Maternal dan Neonatal esensial.
Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Provinsi NTB, Dr. dr. H. Lalu Hamzi Fikri, MM, MARS, menyampaikan dan mengingatkan dalam sambutannya bahwa 70% kematian ibu dan bayi bisa dicegah melalui jaminan akses terhadap pelayanan kesehatan yang baik dan pelayanan kesehatan yang berkualitas.
Kadinkes Provinsi NTB juga menyampaikan bahwa walaupun penurunan kasus kematian bayi di NTB menjadi 24, 64 per 1000 kelahiran hidup, tetap memerlukan. upaya yang terus menerus agar kasus kematian bisa ditekan menuju kematian bayi Nol. Sebagai catatan, Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan dua indikator penting dalam mengukur Indeks Pembangunan Manusia (IPM) suatu daerah.
Semua upaya perbaikan dalam bidang kesehatan, sejalan dalam upaya pencapaian 6 pilar Transformasi Kesehatan yang saat ini sedang digalakan di seluruh daerah di Indonesia. Salah satu pilar Transformasi kesehatan adalah Transformasi Layanan primer melalui ILP (integrasi layanan primer).
VAMA Chrisna Taolin, MPH – health specialist UNICEF Kantor perwakilan NTT dan NTB menyampaikan bahwa UNICEF sebagai salah satu Lembaga PBB (Perserikatan Bangsa – Bangsa) yang mempunyai mandat mendukung pemerintah dalam pemenuhan hak – hak anak, mempunyai komitmen dalam berkontribusi mendukung pemerintah daerah provinsi NTB melalui berbagai program – program pemenuhan hak – hak anak NTB, salah satunya hak anak untuk sehat – tumbuh dan berkembang secara optimal.
Selain Pilar ILP yang saat ini didukung melalui program – program terkait, pilar lain yang tidak kalah penting adalah Pilar Transformasi SDM Kesehatan yang bertujuan untuk mempercepat pemenuhan penyediaan tenaga kesehatan yang berkualitas dan profesional, yang pada gilirannya akan meningkatkan pelayanan kesehatan. Melalui serangkain kegiatan peningkatan kapasitas tenaga kesehatan, khususnya Pelatihan terakreditasi nasional, on the job training di wahana Rumah sakit, pertemuan teknis, supervisi berjenjang yang berkelanjutan – diharapkan tercipta Peningkatan kualitas layanan kesehatan yang lebih baik, baik di sarana fasilitas kesehatan tingkat primer (Puskesmas) dan fasilitas kesehatan tingkat rujukan lanjut (rumah sakit). Pelayanan kesehatan di tingkat masyarakat oleh para kader kesehatan sesuai perannya – juga tetap perlu didukung, agar dapat mempercepat pencapaian tujuan NTB yang lebih sehat dan generasi Emas.
Baiq Riny Asris Septiani, Project Manager Program Integrasi Layanan Primer, menjelaskan bahwa seluruh tenaga kesehatan mendapatkan materi yang sama terkait pelayanan maternal dan neonatal esensial.
“Pada kegiatan ini, para bidan mendapatkan materi yang sama dengan dokter dan perawat kemarin, sehingga diharapkan hal itu dapat mendorong kerja tim yang baik antar tenaga kesehatan dalam memberikan layanan maternal dan neonatal esensial yang maksimal,” tegasnya.
Melalui kegiatan ini, diharapkan para Bidan Puskesmas dapat menjaga kapasitas yang dimiliki, ditingkatkan pengetahuan dan keterampilan memiliki kapasitas yang diperlukan dalam memberikan layanan maternal dan neonatal (bayi baru lahir) yang berkualitas sesuai peraturan pelayanan kesehatan pada ibu dan bayi baru lahir di fasilitas Puskesmas. (*)