Lombok Timur – Yayasan Gemilang Sehat Indonesia (YGSI) menggelar pertemuan koordinasi dan diskusi dengan stakeholder Kabupaten Lombok Timur, Selasa (3/12). Pertemuan yang digelar di Puri Al-Bahrah Sawing tersebut membahas penguatan kolaborasi antara Pemerintah, Civil Society Organisation (CSO), orang muda, dan aktor sosial lainnya untuk penanganan isu perempuan anak dari tingkat desa.
Pertemuan sehari tersebut dihadiri oleh 46 orang dari berbagai unsur. Dari unsur Pemerintah Kabupaten Lombok TImur hadir perwakilan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA), Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD), Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (P3AKB), dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud). Selain itu hadir juga perwakilan Kementerian Agama Kantor Kabupaten Lombok Timur, Tenaga Ahli dan Pendamping Desa, Pemerintah Desa, Forum Anak Desa, Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM), Perwakilan CSO dan Media.
District Coordinator YGSI Lombok, Saprudin menyampaikan kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat kerjasama dan gerak bersama antara CSO, orang muda, dan pemerintah dalam penanganan isu perempuan dan anak dari tingkat desa. Penanganan ini, menurut Saprudin, mulai dari tingkat perencanaan melalui Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa (MUSRENBANGDES).
“Pertemuan ini bertujuan memperkuat kolaborasi CSO dan orang muda untuk mendorong pemerintah dalam membuat kebijakan (PERBUP) tentang MUSRENBANG Anak dan perempuan di tingkat Desa,” tegas Saprudin.
Sehingga, tambah Saprudin, diskusi dengan berbagai perwakilan dari unsur terkait ini dapat menghasilkan dokumen komitmen bersama untuk mendorong Pemerintah Kabupaten Lombok Timur menerbitkan regulasi dalam mengatur secara khusus Musrenbangdes Perempuan dan Anak di Desa. “Adanya komitmen bersama Pemerintah, CSO, dan orang muda dalam mendorong kebijakan (PERBUP) tentang MUSRENBANG anak dan perempuan di tingkat Desa,” tambahnya.
Selain pentingnya regulasi dari tingkat pemerintah pusat sampai desa, dalam diskusi mengemuka berbagai argumen dari peserta yang menekankan pentingnya sosialisasi dan edukasi kepada pihak keluarga dan lingkungan terdekat dari anak dan perempuan. karena keluarga inilah orang terdekat dari anak.
“Pihak pemerintah baik dari tingkat pusat sampai bawah dan dewan guru sudah mensosialisasikan hal tersebut. Namun faktor paling besar adalah lingkungan keluarga dan teman bermain. Jadi yang pertama diberikan sosialisasi adalah Keluarga atau orang tua,” ungkap salah seorang Pendamping Desa.
Dalam sesi terakhir acara tersebut pihak YGSI mengajak para peserta untuk menandatangani komitmen hasil diskusi. Komitmen dan hasil tersebut nantinya akan dibawa ke pihak Pemerintah Daerah pada tahun 2025 untuk bisa didorong realisasinya. (*)