Lombok Barat – Kepala Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Lembar Ahmad Quroni menegaskan Proyek Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik dengan sistem swakelola tipe 1 jauh lebih bagus hasilnya jika dibandingkan dengan sistem Tender.
Pasalnya, dengan sistem swakelola dari sisi kualitas bangunan bisa diperiksa oleh semua pihak.
“Alhamdulillah, kami bersyukur dengan sistem swakelola tipe 1 ini semua bisa merasakan manfaatnya. Termasuk ekonomi masyarakat yang ada disekitar bisa merasakan manfaat dengan sistem swakelola,’’ tegasnya.
Menurutnya, dari sisi kualitas bisa dibandingkan dengan proyek DAK Fisik tahun 2021. Di mana tahun 2021 dengan sistem tender sehingga intervensi sekolah tidak ada.
‘’Wajar, bangunan tidak memenuhi standar yang telah ada, sebab dengan sistem tender. Berbeda kalau dengan sistem swakelola yang dilaksanakan tahun ini tentu kualitasnya lebih baik,’’ terangnya.
Terpisah, Kepala SMKN 2 Lembar, Ali Mustofa menilai bahwa sistem swakelola ini semuanya bekerja. Mulai dari Dinas, sekolah dan masyarakat sehingga kualitasnya jauh lebih bagus jika dibandingkan dengan sistem tender.
‘’Kualitas bangunan dengan sistem swakelola tipe 1 jauh lebih bagus sebab banyak yang kontrol pekerjanya,’’ ujarnya.
Menurutnya, untuk material toko dan pabrikan pihaknya selalu melakukan koordinasi dengan fasilitator agar speknya sesuai.
“Kalau sepengetahuan saya dengan sistem tender banyak keluhan. Terutama pekerjaan yang tidak terselesaikan sehingga mengabdikan kualitas, sehingga wajar belum satu tahun banyak yang rusak,’’ terangnya.
Oleh sebab itu, dengan pekerjaan tahun ini karena sekolah yang menggunakan maka kualitas diutamakan.
Di tempat yang sama Kepala Tukang SMKN 2 Lembar, Muhasim menegaskan bahwa progres ruang praktik siswa (RPS) secepatnya selesai dikerjakan.
“Sekarang ini proses finishing untuk RPS SMKN 2 Lembar,’’ terangnya.
Dipaparkan lebih jauh, dengan sistem swakelola tipe 1 ini kemanfaatanya lebih banyak. Terbukti tukang maupun pladen yang bekerja semuanya dari Kecamatan Lembar.
‘’Bagus sistem swakelola ini, masyarakat setempat bisa langsung bekerja untuk menafkahi keluarga,’’ terangnya.
Untuk diketahui, sekitar 30 orang bisa terserap bekerja selama proyek ini berlangsung. Mudah-mudahan sistem swakelola ini ditetapkan oleh pemerintah.
“Kita berharap sistem ini ditetapkan oleh pemerintah sebab kualitas jauh lebih bagus dan keterserapan para pekerja lokal bisa merasakan manfaat proyek DAK Fisik Dikbud NTB,’’ harapnya.
Sementara Fasilitator Mahatir Muhammad menegaskan bahwa RPS di SMKN 2 Lembar saat ini progres Finishing.
“Insya Allah, pekan kedua Januari sudah selesai dikerjakan,’’ akunya.
Selain itu, sistem swakelola tipe 1 ini jika bicara kualitas pekerjaan bangunan bisa mengikuti spek yang ada di rancangan anggaran biaya (RAB). Berbeda dengan kontraktual.
“Kalau kontraktual spesifikasinya banyak dikurangi namun keuntungan yang banyak. Berbeda dengan swakelola keuntungan sedikit serta pekerja yang digunakan pekerja lokal,’’ tegasnya.
Oleh sebab itu, kualitas bangunan dengan swakelola jauh lebih bagus jika dibandingkan dengan kontraktual.
“Kalau tidak percaya silahkan dicek mana yang swakelola dan mana yang kontraktual. Saya yakin akan ketemu perbedaanya,’’ tandasnya. (HH)