Dekatkan Layanan Kesehatan pada Masyarakat, KSR PMI IAIH NW Lombok Timur Gelar Safari Kesehatan di Desa Toya

Lombok Timur – Korps Sukarela Palang Merah Indonesia (KSR-PMI) Institut Agama Islam Hamzanwadi (IAIH) NW Lombok Timur menggelar Safari Kesehatan di Desa Toya Kecamatan Aikmel. Safari Kesehatan yang merupakan inisiatif dari Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) IAIH NW Lombok Timur tersebut digelar sejak tanggal 19 hingga 26 Juni 2023.

Demikian disampaikan Komandan UKM KSR PMI IAIH Lotim, Aprianto, saat ditemui di Posko, setelah kegiatan Pengobatan Gratis di Dusun Montor Lekong Desa Toya Kecamatan Aikmel, Minggu (25/6). Selama lebih kurang satu minggu, sebanyak 18 Anggota KSR-PMI IAIH NW Lotim tinggal di Dusun tersebut untuk melakukan sejumlah kegiatan. Di antaranya adalah, donor darah, sosialisasi kesehatan dan pengobatan gratis. Selain itu, terang Aprianto, Safari Kesehatan tersebut juga diisi dengan kegiatan pengabdian kepada masyarakat yaitu mengajar membaca Al Qur’an bagi anak-anak di sekitar Posko Kegiatan.

 

“Rangkaian kegiatan kita seperti donor darah, sosialisasi kesehatan, pengobatan gratis dan mengabdi kepada masyarakat seperti mengajar mengaji di Masjid,” terang Aprianto.

 Aprianto juga menerangkan bahwa kegiatan tersebut dalam rangka mendukung percepatan capaian Sustainable Development Goals (SDGs) bidang kesehatan di Lombok Timur. Di samping itu ini juga dimaksudkan agar ada pemerataan layanan kesehatan masyarakat.

 

“Jadi kita membantu pemerataan kesehatan ke pelosok-pelosok. Supaya rata masyarakat mendapatkan layanan kesehatan,” terang Aprianto.

Oleh karena itu, sambung Aprianto, Dusun Montong Lekor Desa Toya menjadi pilihan untuk lokasi kegiatan. Karena dusun tersebut cukup jauh dari akses fasilitas kesehatan. 

 

“Karena di bagian sini jarang tersentuh oleh layanan kesehatan. Dari sini ke Aikmel atau Rumah Sakit itu jauh. Sehingga kenapa tidak Rumah sakit itu ke sini saja,” imbuhnya.  

Dalam kegiatan pengobatan gratis yang digelar pada hari Minggu (25/6), KSR-PMI IAIH NW Lotim juga menjalin kerjasama dengan pihak Rumah Sakit Islam (RSI) Namira. salah seorang Tim dari RSI Namira, yaitu dr. Siti Raudatus Solihah, menerangkan dalam pengobatan gratis tersebut sekitar 100 warga mendapat layanan kesehatan. 

“Itu tadi kita pelayanan sekitar seratus orang. Kebanyakan lansia,” terangnya dokter umum ini singkat.

Siti Raudatus Solihah menerangkan sebagian besar yang hadir adalah lansia sehingga keluhan yang banyak adalah nyeri sendi, nyeri punggung, dan nyeri lutut. “Keluhan paling banyak itu adalah nyeri sendi, nyeri punggung, nyeri lutut yang paling banyak,” sebutnya.

Ditambahkannya, sebelumnya, Rabu (21/6) digelar juga kegiatan sosialisasi kesehatan terkait tumor dan benjolan. “Sebelumnya juga ada sosialisasi kesehatan terkait tumor dan benjolan,” imbuhnya. 

Ia berharap, kegiatan dengan KSR-PMI IAIH NW Lotim ini bisa berlanjut ke depannya. Kegiatan-kegiatan seperti yang dilakukan ini bisa lebih banyak lagi digelar di lokasi yang akses layanan kesehatannya jauh. 

“Kalau bisa kegiatan-kegiatan seperti ini banyak ya kita lakukan,” harapnya.  

Karena, menurut dokter penggemar kucing ini, RSI Namira juga rutin mengadakan bakti sosial dan bekerja sama dengan lembaga dan instansi lain. “Karena memang kita dari Rumah Sakit sendiri memang ada program rutin bakti sosial. Kita bekerja sama dengan banyak instansi,” ungkapnya.

Dengan adanya kegiatan ini, Aprianto berharap anggota KSR-PMI IAIH NW Lotim bisa terbiasa untuk melaksanakan kegiatan serupa di tengah masyarakat. Terlebih kegiatan ini juga bisa menjadi bekal mahasiswa nanti untuk mengikuti kegiatan KKN.

“Kami dari UKM mengadakan Safari Kesehatan itu seperti KKN, sehingga teman-teman besok tidak kebingungan apa yang dikerjakan di masyarakat dan bagaimana berkomunikasi di masyarakat,” terangnya.

Aprianto juga mengaku, sambutan masyarakat luar biasa dari awal kegiatan. Mereka menanggapi dengan baik kegiatan yang dilakukan oleh KSR-PMI IAIH Lotim. Begitu juga dengan Pemerintah Desa mendukung kegiatan yang dilakukan di wilayah Desa Toya.

 

“Tanggapan masyarakat dari awal ke sini sangat luar biasa. Bahkan sangat bersyukur dengan kegiatan ini,” ungkapnya. 

Aprianto berharap kegiatan-kegiatan Mahasiswa seperti KKN juga bisa diarahkan di tempat-tempat pelosok yang jauh dari akses kesehatan seperti lokasi kegiatan saat ini.

“Semoga kegiatan-kegiatan seperti ini tetap berlanjut di pelosok-pelosok. Karena kebanyakan kegiatan termasuk KKN ditaruhnya di kota. Sehingga kami berharap kegiatan-kegiatan seperti ini di tempat yang tidak terjangkau dari layanan kesehatan,” pungkasnya. (geges)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *