Umum  

Beri Solusi Permanen Atasi Kekeringan, HBK Bagun Sumur Bor untuk Warga yang Kesulitan Air Bersih di Pulau Lombok

Mataram – Apresiasi terus berdatangan kepada Anggota DPR RI dari Dapil NTB 2 (Pulau Lombok) H. Bambang Kristiono, SE (HBK) dari masyarakat Pulau Lombok yang puluhan tahun terdampak bencana kekeringan. Politisi Partai Gerindra tersebut, telah menghadirkan solusi permanen, tuntas, dan jangka panjang sehingga mereka yang selama ini mengalami kesulitan dalam mengakses ketersediaan air bersih, tidak lagi mengalami hal yang sama.

Seperti yang kita ketahui bersama, bahwa selama ini, persoalan dukungan air bersih bagi sebagian warga Pulau Lombok masih menjadi persoalan sulit, tak terselesaikan dan terus berlangsung dari tahun ke tahun.

Sepanjang tahun 2022, HBK telah berhasil membawa program aspirasi yang berasal dari Kemenhan RI untuk membangun sumur-sumur bor yang berada di titik-titik pemukiman warga yang selama ini selalu mengalami bencana kekeringan. Sumur-sumur bor tersebut berhasil diperjuangkan HBK di Kemenhan RI untuk dibawa dan dipersembahkan kepada masyarakat Pulau Lombok yang Ia wakili.

“Pembangunan sumur-sumur bor ini kita harapkan akan mampu menjadi solusi tuntas, permanen, dan jangka panjang, bagi pemenuhan kebutuhan air bersih masyarakat,” kata Wakil Ketua Komisi I DPR RI ini, Ahad (8/1).

Pembangunan sumur-sumur bor tersebut dilakukan Kemenhan RI, yang merupakan salah satu mitra kerja Komisi I DPR RI. Sumur-sumur bor tersebut kini telah menjadi penyuplai utama kebutuhan air bersih bagi masyarakat terdampak.

Persoalan kekeringan saat ini memang masih menjadi momok bagi sebagian masyarakat di Pulau Lombok, juga NTB. Sepanjang tahun 2022 lalu misalnya, sebanyak tujuh Kabupaten dan satu Kota memberlakukan status siaga darurat kekeringan. Dua Kabupaten bahkan menaikkan statusnya menjadi tanggap darurat kekeringan karena warganya sangat kesulitan dalam mengakses air bersih.

Saban tahun, sedikitnya lebih dari 500 ribu jiwa selalu kena dampak kekeringan. Di P. Lombok, bencana kekeringan terjadi di empat Kabupaten yakni di Lombok Barat, Lombok Tengah, Lombok Timur, dan Lombok Utara. Kekeringan tersebut, utamanya melanda masyarakat yang bermukim di pesisir bagian selatan dan juga sebagian di pesisir bagian utara dan timur Pulau Seribu Masjid.

Selama ini, HBK memang dikenal memiliki perhatian besar terhadap terjadinya bencana kekeringan yang menimpa warga dari tahun ketahun.

Di Pulau Lombok, HBK sendiri melalui Yayasan miliknya, yaitu HBK PEDULI, bahkan telah menyiapkan tiga armada mobil tangki air yang setiap harinya rutin menyuplai kebutuhan air bersih kepada masyarakat yang bermukim di daerah-daerah terdampak kekeringan.

Bahkan di tahun 2023 ini, akan ada tambahan satu unit armada tangki air bersih lain untuk memperkuat armada tangki air bersih yang sudah ada.

Namun begitu, HBK menyadari sepenuhnya, bahwa bantuan air bersih yang dilakukan dengan armada mobil tangki air yang selama ini dilakukan HBK PEDULI, hanyalah solusi sementara, parsial, dan sangat situasional.

“Pembangunan sumur-sumur bor oleh Kemenhan RI ini adalah solusi tuntas, permanen, dan jangka panjang,” kata HBK.

Secara khusus, HBK menyampaikan apresiasi serta penghormatan yang tinggi kepada Menteri Pertahanan RI, H. Prabowo Subianto atas segala perhatian serta bantuannya dalam mengatasi ancaman bencana kekeringan di wilayah Pulau Lombok, juga NTB.

Program bantuan sumur-sumur bor ini tidak hanya diberikan kepada masyarakat Pulau Lombok, tetapi juga kepada masyarakat di Pulau Sumbawa. Pada pertengahan bulan Januari ini, pembuatan sumur-sumur bor di Pulau Sumbawa akan segera dilaksanakan.

“Mudah-mudahan dalam waktu yang tidak lama lagi, pak Menhan dapat berkunjung ke sini dan menyaksikan langsung bagaimana penting dan vitalnya bantuan sumur-sumur bor ini bagi kehidupan masyarakat sehari-hari”, kata HBK.

Menghidupkan Lahan Pekarangan

Di sisi lain, keberadaan sumur-sumur bor yang mampu menyuplai kebutuhan air bersih warga ini, diharapkan juga bisa menjadi jalan untuk memacu warga bisa memanfaatkan pekarangan rumah mereka menjadi lahan produktif sebagai bagian dari upaya menopang ketahanan pangan keluarga.

Masyarakat bisa menanam aneka sayuran dan bahan pangan cepat panen seperti kangkung, bawang, cabai rawit, dan juga yang lainnya. Dengan begitu, masyarakat mempunyai cadangan pangan yang bisa dimasak saat dibutuhkan.

“Cara ini memungkinkan masyarakat mampu memenuhi kebutuhan pangan rumah tangganya sehari-hari,” kata HBK.

Selama ini, gerakan memanfaatkan lahan pekarangan layaknya urban farming di daerah perkotaan, sulit dilakukan di daerah-daerah terdampak bencana kekeringan. Jangankan air untuk suplai kebutuhan tanaman, air untuk kebutuhan sehari-hari pun mereka sangat kesulitan.

Kini, dengan kehadiran sumur-sumur  bor bantuan Kemenhan RI ini, gerakan memanfaatkan lahan pekarangan untuk bercocok tanam dapat digalakkan kembali. HBK yakin sepenuhnya, dengan edukasi dan bimbingan yang masif dari seluruh pemangku kepentingan, hal tersebut dapat digalakkan di tengah-tengah masyarakat.

“Bencana pandemi Covid-19 telah membuka mata kita, betapa ketahanan pangan sebuah Negara juga bisa ikut runtuh. Kini kita patut bersyukur memiliki cukup air untuk memanfaatkan lahan pekarangan kita menjadi penopang ketahanan pangan setiap keluarga,” kata HBK.

Selain menjadi sumber pangan, pemanfaatan pekarangan juga bisa menjadi salah satu alternatif untuk sumber pendapatan. Tanaman-tanaman yang dibudidayakan di pekarangan juga bisa bernilai ekonomi bagi masyarakat karena juga bisa dijual setelah kebutuhan pangan keluarga terpenuhi. Dengan begitu, masyarakat selain memiliki ketahanan pangan, juga akan memiliki ketahanan ekonomi. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *