Lombok Timur – Bakal calon Bupati dan Wakil Bupati, HM. Syamsul Luthfi dan H. Abdul Wahid atau Luthfi-Wahid, secara resmi sudah mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Lombok Timur (Lotim), pada Rabu 28 Agustus 2024 dengan diusung dan didukung oleh partai Perindo, Partai PKB, Partai Ummat, Partai PKN dan Partai Garuda.
Syamsul Luthfi mengatakan tampilnya dalam pilkada kali ini, tidak lain untuk melakukan perubahan dan perbaikan di daerah Lombok Timur agar bisa terwujudnya sebuah Masyarakat Lombok Timur yang Maju dan Harmonis.
Karena itu, Mantan Wakil Bupati Lombok Timur, Periode 2008 – 2013 ini sudah menyiapkan satu program unggulan untuk bisa mewujudkan masyarakat Lombok Timur yang Maju dan Harmonis, yakni menyiapkan program 1 Desa Rp 1 Miliar, guna dapat mempercepat kemajuan di tingkat Dusun dan Desa.
Selanjutnya Pasangan Luthfi-Wahid akan mengaktifkan kembali banyaknya aset Pemda Lombok Timur yang mangkrak dan tidak terurus guna dapat meningkatkan potensi Pendapatan Daerah (PAD).
Terlebih, Kabupaten Lombok Timur memiliki potensi PAD yang cukup besar, seharusnya tidak kalah dengan kabupaten dan kota lain di Provinsi NTB di mana Lombok Timur merupakan kabupaten terpadat penduduknya dari daerah lainnya di Provinsi NTB dengan Jumlah Penduduk 1.404.343 Jiwa.
“Jadi, jika beberapa potensi PAD tersebut diurus dan produktif, maka kesejahteraan masyarakat Lombok Timur akan meningkat. Maka, dengan Program satu Desa Rp 1 M sudah kami hitung-hitung sangat mungkin kita akan aliri ke semua desa se Lombok Timur dalam mewujudkan Masyarakat yang Maju dan Harmonis,” ujar Anggota DPR RI Fraksi Nasdem pada wartawan, Kamis, September 2024.
Mantan Ketua DPRD Lombok Timur ini, mengaku bahwa, selama ini potensi daerah disia-siakan, padahal di tahun 2025, Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) akan diserahkan ke daerah masing- masing.
Namun, lantaran Pemkab melalui Bapenda setempat, masih menggunakan pola lama secara manual, dan tidak menggunakan elektronik dalam mendata semua potensi yang ada, kondisi tersebut akan tetap memunculkan persoalan, Padahal, saat ini harga tanah mahal di Lombok Timur. Yakni, dalam satu are bisa mencapai Rp 50 juta sampai 150 juta.
“Saya contohkan masalah tanah, itu saya lihat masih manual dalam pungutannya. Padahal jika kita gunakan sistem elektronik kan bisa memudahkan, dan enggak bolong-bolong kayak sekarang. Ini belum lagi beberapa potensi PAD yang tidak disentuh,” kata Cucu Maulana Syaikh TGKH M. Zainuddin Abdul Majid itu pada media.
Lebih lanjut dikatakannya Syamsul Luthfi, bahwa Lombok Timur yang dipercaya menjadi objek vital dengan Konsep Wisata Religi dan Wisata Halal serta sejumlah tempat wisata menarik lainnya. Namun dari sisi PAD, justru terjadi sebuah anomali.
“Kenapa Lombok Timur seperti ini. Itu yang memotivasi kami maju. Kami ingin punya pengalaman dan adanya kewenangan jika dipercaya memimpin, tentunya akan dapat memberi kontribusi untuk kesejahteraan masyarakat Lombok Timur agar Lebih Maju dan Harmonis,” ujar Anggota DPR RI 2 Periode itu.
Menurut dia, dengan pengalamanya Pernah menjabat sebagai Wakil Bupati, Sebagai Ketua DPRD Lotim serta sebagai Anggota DPR RI 2 Periode, tentunya hal tersebut akan mampu menjadi modal yang kuat untuk berbagi Ilmu, Ide dan gagasan serta Pengalaman dan Jaringan dalam rangka membenahi Lombok Timur.
Mengingat, lanjut Syamsul Luthfi, dengan calon wakil bupati yakni H. Abdul Wahid yang sedang menjabat sebagai Anggota DPRD Provinsi NTB, tenturnya pengalamannya di legislatif akan mampu menjadi sebuah perpaduan yang menarik untuk masyarakat Lombok Timur.
“Saya dengan Pak Wahid ini perpaduan politisi dan birokrasi serta Pengusaha, Kami paket komplit dalam pemerintahan. Kami paham bagaimana meningkatkan ekonomi masyarakat,” tegas Luthfi nama akrab Calon Bupati Lombok Timur itu.
Pasangan dengan tagline “Maju dan Harmonis” itu mengaku sudah siap dari segala hal. Baik itu strategi maupun modal. “Namun, untuk menjadi pemimpin tidak cukup dengan itu saja, tapi juga melihat figur dan ide serta gagasan,” tegasnya.
Dia menambahkan bahwa penerimaan Lombok Timur saat ini dinilainya masih sangat kecil. Padahal, dari sektor pariwisata yang memiliki komponen pajak hotel dan restoran, harusnya bisa optimal dilakukan.
“Masalah Lombok Timur hari ini, karena kita tidak punya database. Inilah yang menjadi akar masalah sehingga data penerima daerah itu dipermainkan,” jelas Syamsul Luthfi yang juga kakak kandung TGB HM Zainul Majdi itu. (*)