Lombok Barat – Di kawasan Pantai Senggigi Lombok Barat pada hari Sabtu-Minggu (11-12) Desember 2022 selama dua hari, diadakan Lombok Eco Camp (LEC) dengan tujuan untuk mendukung pelestarian Penyu di kawasan Senggigi serta untuk meningkatkan kepekaan Masyarakat terhadap lingkungan.
Penyu Hijau terancam punah karena berbagai faktor, baik itu karena pemangsaan alami oleh hewan-hewan lain yang merupakan predator, perburuan penyu muda untuk diambil dagingnya, pengambilan telurnya untuk diperdagangkan, maupun oleh pencemaran lingkungan laut dan kerusakan habitat yang disebabkan oleh manusia, demikian disampaikan oleh ketua Panitia Junianto Helmi ketika ditemui di Pantai Senggigi, Minggu (11/12).
Menurut Junianto Helmi, sebetulnya acara diprakarsai secara kolektif dengan temannya dari MAPALA dan Earth Hour Mataram diikuti oleh lebih dari 50 orang dan mereka camping di pinggir pantai dari hari Sabtu, dan hari Minggu pagi jam 08.00 WITA dilakukan pelepasan 50 ekor Penyu hijau dan penyu lekang oleh Panitia dan Pimpinan Beach Boys For Change ( BBC ) Sariman, Earth Hour Mataram Wibisono, diikuti oleh Mahasiswa Pencinta Alam (MAPALA) Fakultas Ekonomi Unram, Lombok Ocean Care ( LOC), Saujana, Laut Biru, Landscape Lombok, Lombok Phonegrafi dan lain lain.
“Pokok kegiatan Lombok Eco Cam yaitu Tentang Penyu, dengan Tema “Kerakusan Manusia dan Pencegahan Kepunahannya”, yang pertama adalah Education Camp (Perubahan iklim/climate change dan konservasi penyu hijau, senggigi), kedua Melepas Tukik (Anak penyu), ketiga Bersih-bersih Pantai Senggigi (clean up), dan pada malam harinya ada musik sebagai hiburan,” terang Junianto.
Dijelaskan oleh Junianto Helmi atau nama bekennya Aan, jenis penyu yang ada di Indonesia berjumlah 6 jenis dan 4 di antaranya ada di NTB yaitu penyu belimbing, Penyu hijau , Penyu lekang dan Penyu Sisik.
“Dalam kegiatan ini, Aan ingin agar Masyarakat mengetahui bahwa di Lombok khususnya di Senggigi ada penangkaran Penyu yang dilakukan oleh Beach Boys For Change (BBC), dan berharap Pemerintah NTB juga harus mendukung kegiatan BBC ini dan sekaligus menjelaskan kepada Masyarakat yang menganggap bahwa telur penyu itu menyehatkan, itu adalah salah, karena satu telur penyu sama dengan 20 telur ayam sehingga kolesterol nya sangat tinggi dan berbahaya untuk kesehatan,” terangnya.
Komunitas Lombok Ocean Care (LOC) ketuanya Cristine Sakinah Nauderer, juga turut hadir dan memberi semangat kepada penyelenggara. “Kegiatan seperti ini sangat positif, karena menjaga kelestarian lingkungan hidup, merawat ekosistem, sekaligus menjaga planet tempat Manusia tinggal tidak bisa dilakukan sendirian tentu harus kesadaran bersama, Masyarakat dan Pemerintah,” tegasnya. (Asbar)