Lombok Timur – Dengan pembangunan Kawasan Industri Hasil Tembakau (KIHT) di Paok Motong diharapkan bisa mensejajarkan NTB dengan Jawa Timur sebagai penghasil cukai, tidak hanya dikenal sebagai penghasil tembakau saja. Sehingga mampu meningkatkan indeks perhitungan Dana Bagi Hasil Cukai Tembakau (DBHCT).
Demikian disampaikan Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Nusa Tenggara Barat Drs. H. Fathul Gani melalui keterangan tertulisnya saat dihubungi media ini, Kamis (13/10).
“Kita ingin posisikan diri sejajar dengan provinsi seperti Jawa Timur sebagai penghasil cukai, sehingga harapan kita indeks perhitungan dana DBHCT juga akan meningkat,” terangnya.
Fathul Gani berharap ke depannya indeks perhitungan Dana Bagi Hasil Cukai Tembakau (DBHCT) juga akan meningkat. Tidak itu saja, kata dia bahwa tentu wilayah yang areanya masuk sebagai KIHT tentu akan mendapatkan manfaat yang lebih.
“Kawasan industri hasil tembakau, tentu akan mendapatkan manfaat yang lebih,” ucapnya.
Ia pun mengajak kepada semua masyarakat untuk bersama-sama mengawal kepentingan jangka panjang. Ia juga mengingatkan bahwa jangan membayangkan pembangunan KIHT ini seperti pabrik yang mengeluarkan suara bising, limbah dan asap tebal.
Ia menjelaskan bahwa pembangunan KIHT ini merupakan sebuah kawasan yang akan menghimpun seluruh industri rokok rumahan yang tersebar di beberapa lokasi khususnya Lombok Timur.
“Adanya Pembangunan KIHT, untuk kita himpun dalam sebuah wadah agar mereka bekerja tenang dan legal dengan mendapatkan pembinaan serta kemudahan fasilitas dari instansi terkait,” tegasnya. (HH)