Lombok Timur – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nusa Tenggara Barat resmikan Ekosistem Pesantren Inklusif Keuangan Syariah (EPIKS) Pondok Pesantren Raudhatul Azhar Desa Masbagik Timur. Peresmian sekaligus Peluncuran EPIKS Raudhatul Azhar diselenggarakan di lingkungan Pondok Pesantren Raudhatul Azhar, Minggu (20/10).
Acara peresmian yang berlangsung meriah tersebut dihadiri langsung oleh Ketua Dewan Audit merangkap Anggota Dewan Komisioner OJK, Sophia Issabella Watimena, Kepala OJK NTB Rudi Sulistyo, sejumlah pimpinan Institusi Jasa Keuangan (IJK) sebagai mitra EPIKS. Selain itu, Pembina dan sejumlah pengurus pondok pesantren dan tamu undangan dari unsur pemerintah desa dan tokoh masyarakat Masbagik Timur juga turut hadir dalam peresmian tersebut.
Dalam sambutannya, Pengurus Harian Pondok Pesantren Raudhatul Azhar, Ustadz Ahmad Syaerozi menerangkan bahwa kehadiran Pondok Pesantren Raudhatul Azhar tidak hanya menjawab keresahan masyarakat atas kebutuhan pendidikan saja. Namun, lebih jauh, pesantren yang sudah berdiri lebih kurang tujuh belas tahun ini berkembang dengan menjawab kebutuhan ekonomi masyarakat sekitar.
“Selain masalah pendidikan, masyarakat juga datang ke pengelola Pondok Pesantren mengeluhkan tentang keuangan. Keluhannya beraga, ada yang mengeluhkan modal, pinjaman, dan ada juga mengenai aplikasi keuangan yang belum dipahami,” terang Ustadz Syaerozi.
Diungkapan oleh Ustadz Syaerozi, adanya EPIKS di Pesantren ini sangat bermanfaat bagi masyarakat sekitar. Karena dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat dan warga pondok pesantren dalam hal literasi keuangan. Sehingga, harapannya bisa membuat masyarakat terhindar dari pinjaman online (pinjol) dan investasi bodong.
“Dengan adanya layanan keuangan di Pondok Pesantren tentunya harapan kami bisa meminimalisir masyarakat yang terjerat pinjaman online dan investasi bodong, harapnya.
Dalam kesempatan itu Ustadz Syaerozi mewakili Pembina dan Pengurus juga menyampaikan terima kasih kepada OJK yang sudah bekerjasama dengan Pondok Pesantren Raudhatul Azhar melalui program EPIKS tersebut.
Sementara itu, Ketua Dewan Audit merangkap Anggota Dewan Komisioner OJK, Sophia Issabella Watimena, dalam sambutan singkatnya mengungkapkan indeks literasi dan inklusi keuangan di kalangan pelajar masih perlu ditingkatkan. Hal ini berdasarkan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) tahun 2024. “Literasi Keuangan di kalangan pelajar perlu ditingkatkan,” tegasnya.
Sebab itu, Sophia menyampaikan terima kasih kepada Pondok Pesantren Raudhatul Azhar atas inisiatif EPIKS tersebut. Yang mana EPIKS Raudhatul Azhar ini merupakan yang pertama di Nusa Tenggara Barat. “Terima Kasih untuk inisiatif EPIKS ini,” singkatnya.
Menutup sambutannya, Ia menyampaikan harapan agar kerjasama yang baik tersebut bisa ditingkatkan pada waktu-waktu mendatang. “Semoga kerjasama yang baik ini bisa ditingkatkan ke depan,” harapnya.
Usai sambutan-sambutan, kegiatan dilanjutkan dengan penyerahan simbolis produk EPIKS, pemotongan pita di ruangan Pusat Layanan Keuangan Ponpes Raudhatul Azhar. Kemudian terakhir dilanjutkan dengan peresmian EPIKS Raudhatul Azhar dengan penarikan tirai Neon Box papan nama EPIKS dan Mitra IJK di Pintu Gerbang Ponpes Raudhatul Azhar.
Tidak hanya peresmian dan peluncuran EPIKS Raudhatul Azhar, acara juga dirangkai dengan edukasi keuangan dari berbagai IJK Mitra EPIKS. Di antaranya, IDX NTB, MNC Sekuritas, Bank Syariah Indonesia, Pegadaian Syariah, dan BPJS Ketenagakerjaan, Asuransi Syariah Takaful Keluarga, Bank NTB Syariah dan Zipay. Peserta edukasi ini berasal dari warga sekitar pondok pesantren dan wali santri yang ada. Peserta tetap antusias mengikuti kegiatan edukasi ini sampai sore hari. (*)