Lombok Timur – Kembali massmedia dapat kesempatan ngobrol bareng Content Creator Asal Lombok Timur Rivalni Septiadi yang menetap di Australia. Kali ini mengupas cara kuliah sambil bekerja di Negeri Kangguru Australia. Caranya boleh kamu simak di bawah ini.
Belajar sambil bekerja di Australia dapat meningkatkan daftar riwayat hidupmu karena mendapatkan pengalaman kerja sedari dini. Selain itu, honornya dapat kamu tabung untuk membantu biaya hidup dan biaya kuliah.
“Pendapatan per jamnya sebesar $10-28 AUD dan jika dirupiahkan menjadi Rp 110.083 hingga Rp 290.000.Kerja PAruh Waktu dapat dilakukan oleh pemegang visa pelajar di Australia. Jadi kalau kamu tidak memilikinya akan dianggap ilegal,” terang Rivalni Septiadi.
Rivalni menerangkan, demi menjaga keseimbangan hidup, pemerintah Australia membatasi waktu kerja Mahasiswa program sarjana sebanyak 20 jam per minggu pada masa kuliah dan jam tak terbatas selama libur semester. Akan tetapi, mahasiswa S3 dapat bekerja 40 jam per minggu karena kuliahnya tidak terlalu padat.
Berikut hal yang harus kamu persiapkan ketika memutuskan kuliah sambil bekerja di Australia ala Rivalni Septiadi.
Sebelum melamar, pastikan kamu memenuhi berkas administrasi wajib seperti Tax File Number (TFN) dan nomor rekening bank di Australia. Sebagai pendatang, kamu harus mematuhi hukum pajak di Australia. Lalu, layaknya mencari kerja, kamu juga harus menyiapkan resume dan cover letter terbaikmu.
Perluas kesempatanmu dengan bergabung bersama komunitas pencari kerja di grup Facebook, gumtree, seek, jobs, dan lain sebagainya. Di sana para mahasiswa pemburu part time mendapatkan informasi seputar peluang kerja. Enaknya lagi, situsnya gratis dan mudah diakses dari manapun.
Jika kamu sudah mantap ingin bekerja di perusahaan Australia, maka rajinlah cek informasi melalui situs resmi kantor tujuanmu. Selain berburu pekerjaan, kamu juga dapat mempelajari profil perusahaan yang kamu tuju. Beberapa perusahaan besar di Australia seperti McDonald, KFC, Aldi, Woolworth, dan Cole sering memberikan kesempatan kerja kepada mahasiswa internasional melalui job portalnya. Jika kamu kandidat terpilih, maka kamu akan melakukan wawancara. Jawablah dengan sebaik mungkin!
Masyarakat Australia masih percaya dengan cara konvensional ini untuk mencari tenaga kerja dengan menempelkan lowongan di papan pengumuman kampus. Maka dari itu, rajin-rajinlah mampir ke papan pengumuman supaya kamu mendapatkan informasi lowongan.
Kamu harus pelajari akses transportasi umum. Ini wajib kamu ketahui agar dapat memperkirakan waktu tempuh kosan-kampus-kerja dan tidak nyasar. Malu, kan, jika telat wawancara karena salah jalan?
Selain itu, Rivalni Septiadi melalui akun instagramnya juga menambahkan bahwa cara yang juga ampuh adalah langsung bergabung dengan komunitas Indonesia di Australia.
“Selain bisa berkenalan dengan banyak orang dan memperluas jaringan pertemanan, bergabung dengan organisasi mahasiswa atau grup masyarakat setempat bisa menjadi jalan kita untuk mendapatkan berbagai informasi, baik informasi tentang acara-acara besar maupun informasi tentang pekerjaan. Misalnya, di Queensland ada Perhimpunan Pelajar Indonesia-Australia (PPIA) Queensland, Diaspora, Grup Angklung, Grup Keroncong, dan lain-lain. Selain itu kita juga bisa bergabung dengan klub mahasiswa yang ada di kampus sesuai dengan minat kita, dimana kita bisa bertemu dengan mahasiswa lain dari berbagai negara yang memiliki minat yang sama dengan kita” ungkap Rivalni Septiadi.
Dalam akun instagramnya, Rivalni Septiadi juga menjelaskan bahwa harus berani dan rajin mencari pekerjaan dengan langsung memberikan CV ke restoran atau sejenisnya.
“Kamu juga bisa drop resume atau CV ke restoran, cafe, dan agent pemberi kerja untuk student di Australia,” ungkapnya.
“Jangan malas dan malu untuk mencari kerja ya, karena di Australia, pekerjaan apa pun itu akan dihargai, ”jelas Rivalni Septiadi. (Asbar)