Mataram – Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) Bidang Pemberdayaan Perempuan, menggelar diskusi dengan tema gender, Selasa (15/11).
Diskusi yang bertempat di taman Pantai Loang Baloq Kota Mataram tersebut mengangkat topik Peran Inklusivitas Feminisme dalam Mencegah Kasus Pelecehan Seksual pada Perempuan.”
Ketua HMI Komisariat UMMAT Ahmad Nasri, mengatakan budaya Patriarki yang mengakar kuat memicu terciptanya stereotype tertentu terhadap perempuan yang mengakibatkan kekerasan seksual pada perempuan.
Dalam feminisme radikal, patriarki dianggap sebagai bentuk penindasan laki-laki terhadap perempuan yang paling mendasar. Sehingga dengan adanya semangat gerakan Feminisme sebagai sebuah gerakan yang bukan hanya sebatas teori, akan tetapi dapat menciptakan masyarakat yang lebih baik.
“Baik laki-laki maupun perempuan mengetahui dan memahami betul peran-perannya dalam kehidupan keluarga dan kehidupan bermasyarakat,” ujarnya.
Sementara, Ainayah Al Fatiha Wasekum Kavo Kohati HMI Cabang Mataram, menerangkan konsep feminisme. “Feminisme yang digaungkan oleh kaum perempuan banyak yang beranggapan kesetaraan gender itu kesamaan laki-laki dan perempuan. Kesetaraan Gender digaungkan oleh perempuan artinya perempuan dan laki-laki menyesuaikan diri sesuai dengan kodratnya,” bebernya.
Lebih jauh kata dia, kekerasan seksual yang dihadapi perempuan bukan hanya kekerasan seksual fisik melainkan kekerasan seksual non fisik. “Kekerasan seksual non fisik bisa juga diartikan seperti di jalan seorang laki-laki menggoda kaum perempuan dengan ucapan, kekerasan seksual secara fisik itu seperti pemerkosaan dan sejenisnya,”ucapnya.
Ia menyebutkan, berdasarkan data Komnas Perempuan dan Anak, data kekerasan seksual itu 69 % terjadi dari orang-orang terdekat. Sedangkan untuk 31% bukan orang-orang yang terdekat dengan bagian-bagian, di antaranya fisik 1,124 kasus, psikis 169 kasus dan di tingkat ekonomi 164 kasus.
Rata-rata kasus ini, lanjutnya, terjadi di tingkat pendidikan dan sebagainya. Untuk menghindari pelecehan seksual pada perempuan tentu harus menjaga diri dengan tidak menggoda nafsu laki-laki seperti cara berpakaian.
“Sebagai seorang berpendidikan harus mampu menjaga diri dari godaan laki dan membaca ayat suci Al-Qur’an untuk menguatkan iman,” tandasnya. (HH)