Mataram – Persoalan ketahanan pangan menjadi sorotan pemerintah Daerah, Pusat dan bahkan Dunia. Kondisi ini diakibatkan terjadinya cuaca panas hingga terjadinya kekeringan. Sehingga sangat berdampak khususnya terdapat sektor pertanian yang menjadi kebutuhan pokok masyarakat.
Atas kondisi itu, Anggota Komisi II DPRD NTB dari Partai Gerindra H. Haerul Warisin mendorong Pemerintah Daerah baik Provinsi dan Kabupaten/Kota, untuk fokus menyikapi persoalan pada bidang ketahanan pangan, khususnya dalam sektor pertanian.
Karena kondisi ketahanan pangan, khusus beras saat ini stok hanya mampu untuk menutupi beberapa bulan kedepan saja, untung saja China saat ini masih mengimpor. Sementara negara lain menutup ekspor, karena masing-masing mereka menjaga kedaulatan pangan di Negeri mereka.
“Sekarang kita dalam kondisi kekurang beras, jangan katakan bahwa stok yang ada saat ini bisa mencukupi. Tapi stok sampai 5 bulan kedepan boleh-boleh saja,” ungkap H. Haerul Warisan yang juga Ketua DPC Partai Gerindra Lombok Timur, Sabtu (14/10)
Menurut H. Iron sapaan akrabnya, pemerintah harus perhatikan dan keberpihakannya kepada petani. Selain itu juga pemerintah harus berani melakukan penekanan kepada para petani dengan melihat semua areal-areal lahan yang memiliki sumber aliran air, agar mereka di paksakan untuk menanam padi.
Oleh karena itu, pemerintah harus membuka subsidi kepada para petani yang saat ini menjadi pahlawan pangan. Ia juga meminta pemerintah jangan memberikan petani subsidi pupuk setengah-setengah.
“Jangan setengah-setengah kasi subsidi kepada para petani, tidak boleh itu. Karena pemerintah harus perhatikan para petani,” terangnya.
Terkait kondisi anggaran, H. Iron yang berada di Komisi II DPRD NTB tidak menapikan kondisi anggaran APBD dalam tidak baik-baik saja. Akan tetapi, ia harap pemerintah agar memprioritaskan anggaran itu untuk program subsidi pupuk petani.
Dengan prioritas anggaran untuk subsidi kepada para petani, kata dia, supaya bisa melakukan penekanan terhadap para petani untuk melakukan penanaman padi. Agar bisa membenahi kebutuhan-kebutuhan masyarakat terutama beras.
Bahkan, Ia juga mendorong pemerintah provinsi bersama Kabupaten/Kota untuk prioritas anggaran APBDnya untuk sektor pertanian. Sehingga bisa memberikan bantuan kepada para petani dalam bentuk sarana-sarana yang memang menjadi kebutuhan para petani.
“Kalau mereka bergotong royong memberikan bantuan kepada para petani. Terutama sarana, pupuk dan lainnya untuk keberhasilannya panen, maka ini akan bisa menyikapi persoalan pangan yang kita hadapi,” terangnya.
Selain itu, ia juga ingatkan pemerintah untuk mengarahkan masyarakat, agar tidak katakan kalau makan beras baru kenyang. Padahal bahan pangan selain beras yaitu jagung, ubi dan lainya, semua itu juga merupakan bahan pangan yang memenuhi kebutuhan masyarakat.
“Kan kita ada makanan ubi, jagung dan lainnya, yang juga kebutuhan pangan mereka,” tandasnya. (HH)