Umum  

Volunteer Class Mitigasi Bersama Profesor Edy Nugroho

Lombok Timur – Indonesia rawan gempa karena terletak di atas tiga lempeng yakni Lempeng Eurasia, Lempeng Pasifik, dan Lempeng Indo-Australia.

Dilansir dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), ancaman gempa bumi terbesar di hampir seluruh wilayah kepulauan Indonesia, baik kecil maupun besar.

Wilayah yang paling rawan gempa yakni Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Lampung, Jawa Barat, Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, NTT, Sulawesi, Maluku, Maluku Utara, dan Papua.

Hanya di Kalimantan bagian barat, tengah, dan selatan, sumber gempa bumi tidak ditemukan. Kendati demikian, masih ada guncangan yang berasal dari gempa yang bersumber di Laut Jawa dan Selat Makassar.

Profesor Edy Nugroho, Trainer Manajemen Darurat Kebencanaan dari Yogyakarta, selama dua hari Sabtu dan Minggu tanggal 29-30 Mei 2021, berada di Lombok Timur, memberikan pelatihan, Volunteer Class, kepada Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) dan mitra kerjanya dari komunitas-komunitas yang bergerak peduli terhadap kemanusiaan yang berada di Lombok Timur.

Menurut Profesor Edy, mitigasi bencana adalah segala upaya untuk mengurangi risiko bencana. Program mitigasi bencana dapat dilakukan melalui pembangunan secara fisik maupun peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana. Untuk itu harus selalu waspada karena kita tinggal di daerah rawan bencana.

Lebih lanjut profesor Edy menyebutkan, Pelatihan ini dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan pekerja masyarakat untuk memfasilitasi proses Mitigasi Bencana oleh Masyarakat (MBOM).

Profesor Edy berharap kepada Masyarakat Relawan Indonesia dan Komunitas yang ikut pelatihan untuk menjadi agen-agen pembelajaran untuk masyarakat bidang Mitigasi. ”Kita tidak akan merubah mereka tapi biarlah mereka merubah sendiri dan kita menjadi agen mengajar bersama. Maka di kemudian hari akan banyak masyarakat sadar bahwa di tempat mereka adalah daerah rawan bencana alam,” paparnya.

Para Relawan juga diharapkan untuk harus terus belajar dan belajar, tidak hanya puas dalam satu titik pencapaian. Terus membekali diri dengan segala macam pengetahuan yang berkaitan dengan kebencanaan dan kemanusiaan. Menurut Edy, ada beberapa kebencanaan yang harus dipelajari, yaitu Gempa Bumi, Banjir, Angin Puting Beliung, dan Erupsi Gunung Merapi.

Mengingat banyaknya hoax (baca: berita bohong) tentang bencana gempa di  media sosial, menurut profesor Edy sebaiknya relawan bisa menetralisir atau meredamnya dengan mempelajari berita bencana tersebut terlebih dahulu. “Kalau kita sudah paham pasti tahu tentang gempa tersebut, yang terbaik untuk tidak menambah kegaduhan adalah lebih baik diam saja tidak usah ikut nge-share berita tersebut,” tutupnya. (Asbar)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *