Lombok Timur – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Lombok Timur telah melaksanakan dan secara resmi menutup pendaftaran calon Bupati dan Wakil Bupati pada Pilkada Lombok Timur November 2024, setelah menerima lima pasangan calon (Paslon) dan menyatakan memenuhi syarat.
Salah satu Paslon setelah usai melakukan pendaftaran ke KPU, yaitu Paslon Bupati dan Wakil Bupati HM. Syamsul Luthfi dan H. Abdul Wahid (Luthfi-Wahid) bergerak cepat dengan temui sejumlah tokoh politik di daerah.
Paslon Luthfi-Wahid yang bertagline ‘Lotim Maju dan Harmonis (MANIS)’, menemui salah satu tokoh yang sempat digadang-gadang ikut bertarung yaitu H. Nasrudin.
Nasrudin yang merupakan mantan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi NTB ini, sudah mendeklarasikan diri mendukung Paslon Luthfi-Wahid. Luthfi bersama Nasrudin juga telah bertemu secara langsung untuk membahas strategi pemenangan.
Calon Bupati HM. Syamsul Luthfi, kepada awak media mengatakan, setelah H. Nasruddin tim juga mulai bergerak untuk mengajak tokoh politik lain di antaranya TGH. Hazmi Hamzar.
“Tentunya tokoh sekaliber beliau (TGH. Hazmi Hamzar-red) sangat kita harapkan juga untuk bersama kita,” ujar HM. Syamsul Luthfi, pada Jumat (30/08), seraya mengatakan bahwa bagaimanapun H. Abdul Wahid juga mempunyai iatan historis dengan TGH Hazmi Hamzar, sehingga sangat beralasan ketika beliau nantinya bergabung bersama Luthfi-Wahid.
Menurutnya, TGH Hamzar merupakan tokoh yang punya kapasitas dan punya pengaruh yang cukup besar di Kabupaten Lombok Timur. Sehingga akan menjadi realistis ketika bisa meyakinkan TGH. Hazmi Hamzar bisa bergabung bersama di Pilkada 2024.
“Intinya kami ingin memenangkan pertarungan tanpa prosentase, yang penting menang dan ini harus kita lakukan dengan sungguh-sungguh dan serius. Kita harus kerja keras dan tidak anggap remeh lawan. Karena semua lawan ini kita anggap kompetitor-kompetitor yang kuat, sahabat kita semua,” katanya.
Diungkapkannya juga, pada prosesnya pihak Luthfi-Wahid akan mengedepankan politik santun. “Yakni politik dengan cara-cara yang elegan, politik yang bersih, dan menjauhkan dari fitnah, kemudian memprovokasi masyarakat,” pungkasnya. (*)