Ummi Rohmi sebagai Calon Gubernur Provinsi NTB, Mengapa Tidak?

Dr. Sitti Rohmi Djalilah, M.Pd, Rektor Universitas Hamzanwadi, Ketua Umum Pimpinan Muslimat NWDI. (Sumber: GrafikaNews.com)

Hiruk pikuk dunia politik di Nusa Tenggara Barat semakin terasa menjelang pendaftaran Calon Kepala Daerah pada Agustus mendatang. Para politisi dan tokoh intensif melakukan penjajakan dengan siapa mereka akan berpasangan. Selain itu, pendekatan ke Partai Politik sebagai syarat dukungan juga mulai gencar dilakukan.

Tidak terkecuali pasangan Dr. Zulkieflimansyah dan Dr. SItti Rohmi Djalilah, mantan Gubernur dan Wakil Gubernur NTB pada periode 2018-2023 yang lalu. Pasangan Duo Doktor ini santer dikabarkan akan berlanjut pada Pilkada tahun ini. Bahkan Zulkieflimansyah sering mengunggah kedekatannya dengan TGB Dr. Zainul Majdi, yang menjadi penentu keputusan ke mana arah dukungan Ormas NWDI. Sekaligus juga sebagai penentu apakah Zul-Rohmi Jilid II bisa terwujud pada Pilkada tahun 2024.

Walaupun santer diisukan untuk berlanjutnya Paket Zul-Rohmi, belakangan muncul paket baru. Paket yang muncul yaitu menempatkan Ummi Rohmi menjadi Calon Gubernur dan Musyafirin (Bupati Kabupaten Sumbawa Barat, dua periode) untuk menjadi pasangan Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur. Isu ini beredar pasca Musyafirin bertandang ke kediaman Ummi Rohmi baru-baru ini. Keduanya tidak menampik bahwa selain silaturahim, topik tentang Pilkada juga dibincangkan pada pertemuan kedua tokoh tersebut.

Pasangan Zul-Rohmi bisa saja bubar sebelum didaftarkan ke Komisi Pemilihan Umum. Ini bergantung pada seberapa Percaya Diri masing-masing tokoh ini  untuk menjadi Calon Gubernur dengan pasangan Calon Wakil Gubernur yang lain. Tentu saja percaya diri ini muncul dengan kalkulasi politik yang matang yang mana menunjukkan bahwa peluang mereka besar untuk menang di Pilkada tahun ini.

Menarik untuk melihat faktor yang bisa menjadi modal kepercayaan diri Cucu Pahlawan Nasional dari Lombok ini untuk maju sebagai Calon Gubernur. Kesatu, tentu modal dari internal Organisasi Massa (Ormas) Keislaman Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah dengan jamaah yang setia kepada Ketua Umum Pengurus Besar, yaitu TGB. HM. Zainul Majdi. Soliditas jamaah ini tentu sudah dibuktikan dengan 3 periode tokoh ormas ini memimpin NTB. TGB  pada tahun 2008-2013 dan 2013-2018. Sitti Rohmi Djalilah, yang merupakan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muslimat NWDI, 2018-2023. Modal besar inilah yang tampaknya menjadi incaran bagi banyak politisi untuk berpasangan dengan UmmI Rohmi, termasuk Zulkieflimansyah.

Kedua, keberterimaan masyarakat NTB terhadap kepemimpinan perempuan. Hal ini juga tampaknya menjadi pertimbangan besar di kalangan elit NWDI. Yang mana adanya kekhawatiran tentang sejauh mana Pemimpin Politik Perempuan diterima di kalangan masyarakat NTB. 

Sumber: Political Research and marketing (Polram)

Menjawab keraguan tersebut, elit NWDI bisa merujuk hasil survei lembaga Political Research and Marketing (Polram) baru-baru ini. Polram pada surveinya memotret persepsi masyarakat Lombok Barat terhadap Pemimpin Perempuan. Hasilnya menunjukkan bahwa Hj. SUmiatun, sosok Bupati Lombok Barat (sebelumnya Wakil Bupati) tersebut mendapatkan apresiasi yang cukup tinggi dari responden. Hj. Sumiatun mendapat angka 27,6% dari responden yang memilihnya sebagai Bupati Lombok Barat seandainya Pilkada dilakukan pada periode survei tersebut. 

Selain itu Polram juga secara khusus menanyakan apakah responden setuju kalau Bupati dari kalangan Perempuan. Hasilnya, 89% setuju dan 11% tidak setuju. Dari kalangan yang tidak setuju (11%), ketika ditanyakan alasannya, sebanyak 3,8% menyatakan alasan stugma perempuan lemah. Selanjutnya, 2,2% karena alasan agama dan tidak percaya dengan kemampuan perempuan. Sisanya mengemukakan alasan yang berkaitan dengan pemahaman terhadap kesetaraan gender.

Walaupun tidak bisa menggambarkan populasi Nusa Tenggara Barat, namun hasil temuan Polram layak untuk dipertimbangkan sebagai acuan. Tentunya kalau memang Ummi Rohmi merasa sudah tidak cocok dengan pasangan sebelumnya saat Pilkada 2018-2023. Karena hasil temuan Polram menyatakan bahwa 39,8% responden menyatakan syarat Bupati dari kalangan perempuan adalah perhatian pada rakyat. Selanjutnya, 22% responden menempatkan komunikasi yang baik dengan tokoh agama dan masyarakat. Sedangkan 19.6% yang perlu diperhatikan oleh pemimpin perempuan adalah keterampilan memimpin. Serta yang terakhir adalah yang perlu diperhatikan yaitu memiliki rekam jejak yang baik.

Sumber: Political Research and Marketing (Polram)

Melihat hal-hal yang perlu diperhatikan di atas, tentunya sudah ada pada diri Ummi Rohmi berbekal dengan pengalaman memimpin Universitas Hamzanwadi, salah satu Universitas Swasta terbaik di NTB. Selain itu, bekal karena pernah memimpin NTB sebagai Wakil Gubernur membuatnya banyak berinteraksi dengan masyarakat dengan berbagai latar belakang. Sebagai Pimpinan Muslimat NWDI juga sebagai modal besar bahwa Ummi Rohmi tentu dekat dengan kalangan tokoh agama di NTB. Dan tentunya rekam jejak yang baik sebagai Wakil Gubernur juga tidak bisa diabaikan begitu saja.

Pada akhirnya, jadi Calon Gubernur atau tidak, kembali kepada Kepercayaan Diri pada elit NWDI dan Ummi Rohmi sendiri. Tentu juga pertimbangan dari TGB menjadi syarat mutlak untuk langkah politik ini. Namun, perlu diingat bahwa TGB juga sebagai Politisi tentu mendasarkan keputusannya berdasarkan kemaslahatan dan hasil kalkulasi politik berdasarkan data-data empirik dan ilmiah. Selanjutnya, kita tunggu kejutan-kejutan yang dihadirkan oleh panggung Politik NTB selanjutnya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *