Mataram – Setiap tanggal 13 Oktober, masyarakat dunia memperingati hari pengurangan resiko bencana atau yang dikenal dengan International Day for Disaster Risk Reduction (IDDR). Penetapan perayaan hari pengurangan resiko bencana tersebut ditetapkan oleh badan persirikatan bangsa-bangsa atau PBB untuk mendorong masyarakat dan pemerintah untuk ambil bagian dalam membangun masyarakat yang tahan terhadap bencana alam.
Indonesia merupakan salah satu negara yang berada dalam cincin api atau ring of fire yaitu sebuah wilayah yang dikelilingi oleh patahan dan gunung api aktif, sehingga resiko bencana berupa gunung meletus dan gempa bumi mengancam setiap saat. Oleh karena itu, peringatan IDDR menjadi penting untuk meningkatkan pengetahuan mitigasi masyarakat Indonesia.
Badan Pengelola Rinjani Lombok UNESCO Global Geopark bekerjasama dengan Universitas Negeri Mataram, Konsepsi NTB, BPBD dan berbagai lembaga lainnya, menyelenggarakan International Day for Disaster Risk Reduction. Bertempat di auditorium Universitas Negeri Mataram, acara tersebut bertajuk Early Warning, Early Action and No One Left Behind.
Acara tersebut berlangsung selama tiga hari yaitu mulai hari selasa (11/10) hingga kamis (13/10). Sebagai acara pembuka, panitia menyelenggarakan lomba mewarnai yang diikuti oleh siswa dan siswi tingkat taman kanak-kanak dan sekolah dasar sederajat pada selasa (11/10). Sebanyak 150 peserta terdaftar mengikuti lomba mewarnai tersebut. Salah satu tujuan dari lomba tersebut adalah memperkenalkan tindakan dini jika terjadi bencana kepada anak-anak.
“Tujuan lomba mewarnai ini salah satunya memperkenalkan sejak dini tentang bagaimana mengurangi resiko ketika terjadi bencana” ungkap Meliawati, Manager Kerjasama dan Litbang Badan Pengelola Rinjani Lombok UNESCO Global Geopark yang sekaligus sebagai koordinator acara.
Di sela-sela penjurian karya para peserta, Kak Fadli dari Kampung Dongeng menghibur adik-adik peserta dengan cerita dongeng yang membuat anak-anak semakin rileks. Selain dongeng, untuk mencairkan suasana, peserta pun dihibur dengan penampilan dari Kak Nanda yang menyampaikan puisi.
Setelah proses penjurian hasil karya para peserta yang dilakukan oleh Dr. Hj. Niken Saptarini Widyawati yang juga bunda PAUD NTB, Agus Kurniawan dari Tetusign dan Sulistiani pembina lukis SMP/SMA IT Tunas Bangsa, acara dilanjutkan dengan pengumuman hasil lomba sekaligus penyerahan hadiah dan sertifikat kepada peserta lomba.
Tidak sedikit para pendamping dan guru dari para peserta yang kagum dan apresiasi terhadap penyelenggara.
“Ini lomba terkeren, sebelum lomba anak-anak dikasih tau cara menyelamatkan diri kalau ada gempa atau kebakaran” ungkap salah seorang pendamping peserta lomba.
“Terimakasih, alhamdulillah anak-anak dapat pengalaman yang luar biasa” tambah Guru Lentera Hati Mataram. (*)