Penyuluhan Alternatif Penghidupan Ekonomi Masyarakat Maringkik

Lombok Timur – Tim pengabdian masyarakat Program Studi Sosiologi Universitas Mataram gelar Penyuluhan Alternatif Penghidupan Ekonomi Masyarakat Maringkik pada Oktober lalu (1/10). Tim terdiri dari dosen-dosen Sosiologi Universitas Mataram diketuai oleh Azhari Evendi, M.A., beranggotakan Rosiady H. Sayuti, Ph.D, dan Oryza Pneumatica Inderasasi, M.Sosio. Penyuluhan tesebut dihadiri oleh tokoh masyarakat, tokoh pemuda, tokoh perempuan, pemerintah desa Pulau Maringkik dan masyarakat umum. 

Penyuluhan ini dilakukan menggunakan pendekatan komunitas yaitu menempatkan kepentingan dan kebutuhan anggota komunitas atau masyarakat sebagai dasar mengembangkan potensi yang ada. “Penyuluhan ini dilakukan sebagai upaya untuk mengidentifikasi alternatif penghidupan ekonomi masyarakat Pulau Maringkik yang memiliki potensi ekonomi tetapi belum dikembangkan oleh masyarakat berdasarkan kebutuhan masyarakat,” ungkap Azhari.

Desa Pulau Maringkik merupakan satu-satunya desa di Lombok Timur yang terdiri dari gugusan Pulau-Pulau Kecil. Pulau Maringkik dikelilingi oleh beberapa gili, seperti Gili Bembe, Gili Kera, Gili Sunut, Gili Beleq, dan gili-gili lainnya. Pulau ini pun juga berdekatan dengan berbagai pantai indah yang terletak pada bahagian selatan, seperti Pantai Pink, pantai-pantai yang ada di sekitar Tanjung Ringgit, dan pantai lainnya. Hal ini pula menyebabkan pihak pengelola wisata perahu yang ada di Tanjung Luar dan Lungkak (Desa Ketapang Raya) menjadikan pulau ini sebagai salah satu pulau tujuan wisata. Apalagi pulau kecil yang dulunya bernama Gili Buwung menyimpan pesona tebing yang indah serta keindahan pemandangan bawah laut dengan air laut yang begitu jernih yang bisa dijadikan sebagai spot menyelam ataupun snorkling. 

Selain itu juga, masyarakat memiliki produk tenun dan kuliner. Tenun mayarakat Pulau Maringkik sangan khas dan berbeda dengan motif tenun lainnya yang ada di Pulau Lombok yang mulai diorientasikan sebagai salah satu identitas untuk dijual di pasar sebagai oleh-oleh khas maringkik. Kuliner masyarakat pulau maringkik juga sangat khas, seperti masyarakat pesisir pada umumnya, berbagai jenis ikan merupakan konsumsi yang mudah ditemukan sehingga kuliner berbahan dasar ikan mudah ditemukan di Maringkik. Salah satu kuliner khas maringkik adalah tumpi-tumpi, berbahan dasar ikan yang dibumbu dan dicampur parutan kelapa rasanya sangat enak dan hanya ditemukan di Maringkik.

Dari segi kehidupan sosial budaya Masyarakat Maringkik, juga dapat mendukung pengembangan potensi pariwisata desa atau pariwisata desa nelayan. Dalam ekonomi pariwisata, kehidupan sehari-hari masayarakat juga bisa menjadi sumber pertunjukan pariwisata tanpa mengubah esensi nilai-nilai sosial budaya dan religi masyarakat. Nilai-nilai sosial, budaya, dan religi bahkan bisa menjadi pendukung utama pengembangan pariwisata sehingga pariwisata bernuansa kearifan lokal.

Menurut pengakuan pak Agus, Sekretaris Desa Pulau Maringkik “Maringkik ini mau kita kembangakan menjadi desa pariwisata, tetapi masih mencari dari mana memulai sehingga tidak merugikan masyarakat, penyuluhan yang dilakukan oleh tim sosiologi Unram sangat bagus dan perlu dilanjutkan di waktu mendatang” pungkasnya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *