Lombok Timur – Teluk Ekas berada di Desa Ekas Buana Kecamatan Jerowaru Kabupaten Lombok Timur. Teluk Ekas merupakan teluk terbesar di Pulau Lombok yang terletak di ujung selatan Lombok Timur.
Teluk Ekas mempunyai pantai dengan pasir putih dan lembut, airnya yang jernih menambah indah pemandangan laut. Di sana juga terdapat lokasi di mana ombaknya cenderung tenang yang sangat cocok untuk aktivitas berenang, snorkeling maupun diving. Di Bagian lain dari Teluk Ekas terdapat juga lokasi yang memiliki ombak tinggi yang menjadi daya tarik tersendiri bagi banyak peselancar.
Teluk Ekas ini juga cocok untuk lokasi budidaya rumput laut. Selain itu banyak juga keramba ikan, udang dan lobster. Teluk ekas sangat dikenal banyak ikannya sehingga banyak yang datang untuk memancing. Di sekitar teluk ini juga banyak bertebaran kampung nelayan.
Ketika berkunjung ke Ekas, Senin (23/8), jurnalis media ini bertemu dengan Ruth Seran asal NTT, menikah dengan Mark dari Perancis, yang dikenal oleh Masyarakat di sana suka mengajar berbagai bahasa terhadap anak-anak mereka dan gratis.
Ruth dan Mark adalah pemilik Panorama Cottages yang terletak di bibir pantai Teluk Ekas yang dibangun sejak tahun 2016 yang lalu.
Menurut Ruth, kegiatan mengajar bahasa pada anak-anak mulai dari usia PAUD sampai usia kelas 6 SD. Ia memulainya sejak bulan Desember 2020, untuk mengisi anak sekolah diliburkan akibat Pandemi Covid-19. Tetapi pada dasarnya sejak 2016 sudah sering bermain ke kampung sekitar bermasyarakat dan dia senang terhadap anak-anak.
Di samping itu juga menurut Ruth, hal ini bisa untuk persiapan ke depannya. Karena Ekas ini adalah daerah penyangga Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika dan akan digelarnya MotoGP yang akan mendatangkan ribuan tamu dari seluruh Dunia. Diharapkan anak-anak di sini ke depan bisa menguasai bahasa, terutama bahasa Inggris. Karena mereka ini adalah tuan rumahnya.
Karena sehari-hari Ruth bermain dengan mereka, akhirnya mereka usul, memintanya untuk mengajarkan bahasa. Sejak itulah dirinya memulai mengajar, lebih dari 30 orang anak belajar bahasa di bawah pohon Waru. Oleh karena itulah kelas bahasa ini sekarang disebut Tree of Hope (Pohon Harapan).
Metode belajar sambil bermain diterapkan agar mudah dicerna oleh anak-anak. Ruth mengajarkan mereka percakapan sehari-hari, belum ke conversation yang panjang dan mejelaskan keadaan sekitar yang kita lihat sehari-hari. Dalam satu minggu Ruth mengajar 4 kali, per hari bisa 2 jam.
Ruth dan suaminya Mark mengharapkan anak didiknya nanti bisa menjelaskan terhadap tamu-tamu mancanegara (Turis) tentang Teluk Ekas yang indah, apa saja yang ada di Ekas dan sebagainya.
Selain bahasa Inggris, Ruth juga mengajarkan bahasa lainnya, Spanyol, Italia, Jepang, dan Rusia. Minimal mereka nanti bisa tegur sapa dengan tamunya, karena tamunya nanti setelah dimulai MotoGP anak didiknya bisa komunikasi dengan pembalap dan penonton dari berbagai negara,” ucap Ruth penuh harap. (Asbar)