Umum  

Mengikuti Safari Dakwah Syeikh Mahmod Ahmad bin Yahya dari Gaza Palestina di Lombok Timur

Lombok Timur – Setiap tahun pada bulan suci Ramadhan, Aksi Cepat Tanggap (ACT) bersama Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) menghadirkan beberapa Syeikh dari Negeri Palestina.

Komandan ACT-MRI Wilayah Provinsi NTB Muhammad Romi Saifudin Sabtu (16/4), menyampaikan  beberapa tujuannya, yang pertama karena Alasan sejarah. Palestina adalah Negara yang pertama mengakui kemerdekaan Indonesia tahun 1945 dan menyampaikan ucapan selamat yang disiarkan melalui radio berbahasa Arab di Berlin Jerman. Tetapi keadaan hari ini, Palestinalah yang belum merdeka. Sebagaimana pendiri bangsa Soekarno, mengatakan bahwa selama Palestina belum merdeka Indonesia akan terus berjuang bersama Palestina.

Landasan kedua, yaitu Ideologis, lanjut Romi, Indonesia merupakan mayoritas muslim. “Palestina merupakan negeri para Anbiya dan Palestina merupakan tanah Haram (tanah mulia) bagi kaum muslimin,” sebutnya.

Sedangkan landasan ke tiga tentang kemanusiaan. Kondisi Gaza sudah tidak layak huni sehingga banyak pengungsi, air 97% tidak layak konsumsi, listrik hanya beroperasi 4 jam saja, fasilitas kesehatan tidak bisa beroperasi. Maka kami ACT terus berikhtiar mendampingi Gaza Palestina untuk memberikan informasi kepada seluruh warga NTB kondisi Palestina hari ini, sekaligus membuka kesempatan bagi warga NTB yang ingin memberikan bantuan terbaik melalui program Roadshow Syeikh Palestina ini,” tegasnya.

Di tempat berbeda, bagian Program ACT, Fendy Fathurahman, mengatakan Ramadhan  mengingatkan lagi Sahabat pada apa yang terjadi di Palestina pada Ramadhan setahun silam dan tahun ini tidak luput dari tembakan dan bom terus menerus oleh kaum zionis terhadap rakyat Palestina.

“Dari tahun ke tahun, provokasi Zionis terhadap warga Palestina selalu meningkat saat Ramadhan seakan menjadi ujian berat bagi mereka yang khusyuk beribadah. Mari Sahabat, kokohkan Ramadhan warga Palestina dengan sedekah kita warga NTB,” ajaknya.

Fendy menuturkan, bentrokan kerap terjadi di Masjid Al-Aqsha di Kota Tua Yerusalem. Pasukan Israel berkali-kali menyerbu tempat tersuci ketiga umat Islam tersebut dan menelan korban orang tua dan anak-anak di sana. Baru-baru ini Warga Palestina terlibat bentrok dengan pasukan Israel di Masjid Al Aqsa, pada Jumat (15/4/2022). “Lebih dari 100 orang terluka dalam bentrokan tersebut,” sebutnya dengan nada prihatin.

Selama 5 hari, jurnalis massmedia mengikuti Syeikh Mahmod Ahmad bin Yahya. Dalam setiap ceramahnya selalu menceritakan bagaimana masyarakat Indonesia tidak henti-hentinya membantu Palestina. Ia juga menyampaikan terimakasih kepada Rakyat Indonesia yang terus mendorong atas kemerdekaan Palestina dan membantu rakyat Palestina baik material maupun doa untuk menguatkan dan menjaga Masjid Al Aqsha dari zionis Israel.

Ia menceritakan keadaan Gaza Palestina dengan blokade mempersempit wilayah Palestina oleh Israel. Sehingga terkurung, embargo ekonomi terus dilakukan. Untuk berangkat ke Indonesia saja ujar Syeikh Mahmoud, dirinya harus melalui beberapa blokade Israel menuju perbatasan Mesir, dengan pengawalan ketat oleh tentara Mesir sampai pesawat itu tinggal landas.

Syeikh Mahmod berusia 29 tahun. Ia baru pertama kali menginjakkan kakinya ke luar Negeri. Pada dakwahnya ke beberapa Masjid di Lombok Timur, Syeikh Mahmod Ahmad bin Yahya dibantu oleh penerjemah Ustadz Bohrih Rahman, Lc.MA dan Anggota ACT-MRI Lombok Timur. (Asbar)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *