Lombok Timur – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Kewirausahaan Universitas Mataram (UNRAM) menggelar kegiatan sosialisasi sekaligus praktik pengolahan cairan limbah tahu menjadi Nata De Soya, Selasa (6/7).
Kegiatan Sosialisasi yang berlangsung di Aula Kantor Desa Danger ini dihadiri oleh Bq. Dina Hardianti sebagai Pemateri, Kepala Desa Danger Kaspul Hadi, Babinsa, Kepala Wilayah, Mahasiswa KKN UNRAM, Mahasiswa KKN UGR, dan peserta sebanyak 20 orang dari berbagai latar belakang, perwakilan PKK, dan pengelola usaha tahu.
Mahasiswa KKN Tematik Kewirausahaan UNRAM membuat sebuah inovasi agar limbah cairan tahu tidak lagi menjadi masalah di lingkungan Masyarakat. Sebaliknya bagaimana dikelola menjadi sesuatu yang bermanfaat bahkan bisa dijadikan produk yang bisa dipasarkan. Produk tersebut adalah Nata De Soya, terang Sulaiman Prawira S. selaku Ketua KKN kepada jurnalis massmedia selesai acara.
“Mampu memberdayakan masyarakat melalui pengolahan cairan limbah tahu, sehingga mampu merubah kesenjangan sosial,” ungkapnya.
Adi menambahkan, kelompoknya melakukan sosialisasi dan mempraktikkan bersama-sama dengan peserta mengenai bagaimana mengolah limbah cair tahu dan tempe menjadi Nata De Soya. Dengan harapan supaya peserta langsung mengetahui proses fermentasi pengolahan limbah, dengan begitu peserta atau masyarakat bisa menambah sumber tambahan penghasilan.
“Mampu menambah mata pencaharian baru terhadap masyarakat, sehingga bisa menambah sumber pendapatan,” terang Adi.
Narasumber yang dihadirkan dalam kegiatan sosialisasi ini adalah Bq. Dina Hardianti yang berprofesi sebagai dosen Biologi di Program Studi Pendidikan UNIQHBA Bagu Lombok Tengah. Setelah sosialisasi kemudian dilanjutkan dengan praktik pembuatan Nata De Soya oleh peserta.
Menurut pemaparan Pemateri, dalam proses pembuatan Nata De Soya, peserta harus memahami proses dan tahapan dalam mengolah limbah cair tahu menjadi soya. Selain memahami proses dan tahapannya peserta juga harus memperhatikan kebersihan alat dan bahan. Selain itu juga harus menjaga alat supaya tetap steril sehingga proses fermentasi dari cairan limbah tahu bisa berhasil menjadi Nata De Soya.
“Masyarakat harus mengetahui tentang proses penstrilan alat dan bahan, supaya tidak kegagalan dalam proses fermentasi,” ungkap Bq. Dina.
Bq. Dina Herawati menambahkan pengolahan cairan limbah tahu diproses untuk menjadi sumber tambahan masyarakat. Akan tetapi ini sebagai salah satu kegiatan untuk mengurangi pencemaran lingkungan. Kegiatan ini salah satu tujuannya adalah untuk membangkitkan masyarakat untuk lebih kreatif dan inovatif.
“Mencegah pencemaran lingkungan, meningkatkan perekonomian, bagaimana masyarakat bisa mengolah limbah menjadi sesuatu yang bermanfaat,” imbuhnya.
Salah seorang peserta menyampaikan bahwa acara ini sangat bermanfaat. Selain bisa mengurangi limbah cair tahu dan tempe dengan dimanfaatkan menjadi Nata De Soya, sosialisasi ini juga dapat menambah pengetahuan tentang bagaimana proses pembuatan yang diharapkan dapat menjadi produk yang menambah penghasilan ke depannya. (HH)