Lombok Timur – Penyaluran zakat kepada Aparatur Sipil Negara (ASN) kategori Gharimin oleh Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Lombok Timur ditanggapi beragam oleh berbagai kalangan. Menanggapi ini Bupati Lombok Timur, H.M. Sukiman Azmy, mengeluarkan pernyataan di media, namun belakangan dinilai kurang bijak.
Pasalnya, di laman media online Barbareto (27/7) yang lalu Bupati Lombok Timur mengeluarkan statement yang seharusnya tidak dikeluarkan oleh seorang pemimpin. “Alur dengan geremon, te ngumbe ngerumuk dengan geremon (baca: biarkan orang menggerutu, ngapain kita urus orang yang menggerutu),” ucap Bupati Sukiman.
Menurut analis kebijakan dari Lombok Research Center (LRC), Maharani, sebagai seorang pemimpin tidak seharusnya Bupati Lombok Timur mengeluarkan penyertaan seperti itu. “Pemimpin seharusnya mengeluarkan statement yang bijak dan merangkul semua kalangan,” ungkap Maharani.
Maharani juga mengatakan, sebagai pemimpin sudah seharusnya menerima kritikan dan masukan dari berbagai kalangan. Dan pemimpin harus bijak menyikapinya. “Jangan menerima kritikan seperti anak kecil,” lanjutnya.
Peneliti Kebijakan LRC ini juga menambahkan, setiap kebijakan yang dikeluarkan memang seharusnya sudah memiliki kajian yang serius dan mendalam. Semua kebijakan pasti ada positif dan negatifnya. Dan di situlah keberanian dan keteguhan seorang pemimpin untuk mau terbuka dan menerima masukan dari semua kalangan. “Jangan hanya mau mendengar yang baik-baik saja. Yang tidak baik juga harus didengar. Dan saya yakin kritikan yang diberikan oleh masyarakat pasti untuk kebaikan Lombok Timur,” ungkap Maharani.
“Tapi wajar saja Bapak Bupati menjawab kritikan seperti itu, karena beliau sudah tua, dan kalau dalam bahasa sasaknya jika kita sudah tua kita pasti sudah mendekati “Ope” (baca: pikun),” tutupnya. (HH)